Sumber :
Buku : Syarah Doa Kumail
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Neisyaburi, dalam kitab rijalnya, berkata, “Kumail adalah sahabat pilihan Amirul Mukminin Ali as, dimana Imam as menempatinya di barisan Imam as ketika dalam perjalanan.” Neisyaburi menambahkan, dalam perjalanan tersebut, Kumail berkata kepada Amirul Mukminin Ali as, “Apa sebenarnya Hakikat Itu?” (hakikat dzat Allah), Imam ali as menjawab, “ dimana engkau, dan dimana hakikat dzat Tuhan itu?”
Lalu, Kumail berkata, “Apakah saya bukan pengikut pilihan dan setia kamu?”, Imam as menjawab, “Iya, wahai Kumail, kamu adalah pengikut setia dan pilihan ku, pada akhirnya, berbagai makrifat yang ada di diri ku akan sampai kepada kamu.”
Mendengar itu, Kumail kembali berkata, “Apakah sosok Mulia seperti engkau akan mengecewakan orang yang bertanya?” Imam ali as berkata, “ Hakikat zat Tuhan tidak dapat dipahami melainkan melalui kashaf (pemandangan syuhudi), dan juga tidak dapat dipahami melainkan dengan jalan penyucian, yaitu kita mensucikan zat Tuhan dari segala sesuatu yang pernah kita bayangkan dan lihat.”
Amirul Mukminin Ali as, menambahkan, “ Manusia harus mengetahui bahwa Tuhan bukanlah yang ada dalam angan-angan dan khayalannya. Apa yang ada di dalam angan-angan dan khayalan (imajinasi) seorang manusia, bukanlah Tuhan, akan tetapi itu adalah makhluknya (yang diciptakannya).”
Amirul Mukminin Ali as, melanjutkan bahwa ketika seseorang dapat terbebas dari alam khayal dan angan-angan, dan masuk ke dalam ilmu dan ruangan batin yang murni, dimana di dalamnya sama sekali tak ada angan-agan dan khayal, maka dalam kondisi itu, seseorang dapat melihat hakikat. Karena angan-angan dan khayalan (imajinasi) merupakan penghalang batin guna menemukan sebuah hakikat.
Dinukil dari buku syarah doa kumail, karya Ayatullah Husein Ansariyan.