Pondok pesantren dinilai sebagai benteng pembangunan akhlak dan pusat pendidikan karakter bangsa dengan pola pembinaan dilangsungkan selama 24 jam.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muttaqien, KH Mad Rodja Sukarta Rabu di Bogor mengemukakan, pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang menaruh perhatian besar terhadap pembangunan akhlak para peserta didiknya.
“Bagi pesantren pembangunan akhlak santri di atas segala-galanya. Variabel terbesar keberhasilan pendidikan di pesantren adalah akhlak,” kata Mad Rodja Sukarta.
Pembangunan akhlak menjadi perhatian besar bagi kebanyakan pesantren di Tanah Air. Penyelenggaraan pendidikan di pesantren umumnya selalu diprioritaskan pada penggemblengan masalah akhlak.
Pola pembinaan santri selama 24 jam yang dilakukan pesantren ditujukan untuk membina akhlak. Dengan pola 24 jam santri tinggal di asrama, kiai dan guru dapat mengontrol prilaku santri dan mengarahkannya sesuai dengan akhlak Islam.
“Pembinaan selama 24 jam sebagai wujud keseriusan pesantren dalam membina akhlak santri. Dengan tinggal dalam asrama selama 24 jam, pihak pesantren dapat melakukan kontrol secara ketat perkembangan akhlak santri,” papar tokoh MUI Kabupaten Bogor.
Pola pembinaan 24 jam yang dikembangkan pesantren, terang KH Mad Rodja Sukarta, memudahkan pesantren dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada para santri.
“Pesantren merupakan kawah candradimuka pendidikan karakter bangsa. Pesantren memberikan kontribusi signifikan dalam membangun moralitas dan karakter bangsa,” ujar Mad Rodja.
Dia melanjutkan, “Pesantren telah berkontribusi sebelum republik berdiri. Bahkan pesantren telah berkembang sejak zaman Wali Songo beberapa abad silam, memberikan kontribusi bagi pembinaan akhlak bangsa.” (ANTARA News)