"Saya pikir mayoritas Muslim di AS sadar betul pentingnya Al Quds dari sisi agama, sejarah dan kebudyaan," ujar Mazen Hazan, seorang dokter Muslim di AS.
Dalam sejarah, Al Quds Sangat Penting bagi Seluruh Muslim Dunia
Bagi Muslim Amerika, situasi sulit kota Al Quds, di bawah penjajahan Israel menancap betul di benak mereka, dan mengakui banyak hal diperlukan agar keberadaan kota suci lebih bergaung di koridor kekuasaan Paman Sam.
"Itu sangat penting. Itu berada di hati setiap Muslim," ujar Imam Mahdi Bray, Direktur Eksekutif Kebabasan Masyarakat Muslim Amerika (MAS) seperti yang dilansir IslamOnline.net.
"Saya sangat ingin pergi ke Al Aqsa namun saya tak bisa. Orang-orang berhak yang kini dalam wilayah tersebut menghadapi kesulitan lebih mengerikan," ujarnya.
Israel menduduki dan menguasai Al Quds dalam pertempuran enam hari pada 1967, memasukkannya dalam wilayah mereka meski komunitas dunia atau resolusi PBB tidak mengakui hal tersebut.
Kota itu merupakan tempat masjid AL Aqsa berdiri, tempat suci Islam ketiga dan merupakan jantung konflik Arab dan Israel.
"Saya pikir mayoritas Muslim di AS sadar betul pentingnya Al Quds dari sisi agama, sejarah dan kebudyaan," ujar Mazen Hazan, seorang dokter Muslim di AS.
"Kami sangat sadar dan peduli terhadap Al Quds," ujar Amin Mahmoud seorang warga Amerika keturunan Mesir.
"Dalam sejarah, keberadaan Al Quds sangat penting bagi seluruh Muslim dunia."
"Juga di atas itu semua, hak pemilik kota direbut sejak 1948, dan kini banyak yang bahkan tak bisa mengunjungi keluarga mereka sendiri," kata Amin.
Sejak pendudukan, Israel telah mengadopsi serangkaian peraturan opresif untuk memaksa warga Palestina keluar Al Quds, termasuk dengan penghancuran rumah mereka secara sistematik.
Upaya itu juga tak meninggalkan satupun puing demi menjadikan kota suci milik Yahudi, kota yang juga menjadi tempat ibadah penting umat Kristen, seperti Gereja Kuno Jerusalem dan Gereja Ortodok Yunani.
Amin mengatakan, terleps pentingnya status Al Quds bagi Muslim, komunitas itu di Paman Sam tidak melakukan cukup hal untuk mendukung kesulitan kota tersebut.
"Saya pikir kita perlu melakukan lebih dari yang kita lakukan sekarang," aku Amin, kordinator Aliansi Warga Mesir Amerika, perwakilan Atlantik Tengah.
"Kita harus meningkatkan usaha untuk menyebarkan pengetahuan ini dan menyelenggarakan lebih banyak acara agara banyak orang bergabung demi menyelamatkan kota tersebut.
Ibrahim Ramey, direktur hak asasi dan sipil MAS, menghimbau para Muslim mengorganisasi program kesadaran untuk rekan non-Muslim untuk membicarakan isu Al Quds.
"Kami harus menghadirkan isu ini di depan Konggres, universitas, dan organisasi nasional lain," imbuhnya.
"Namun yang paling penting, meletakkan isu di media sehingga orang dapat mengakses dan mengetahui argumen orang-orang Palestina," kata Ibrahim.
Sementara Mahdi Bray meyakini, Muslim harus fokus pada argumen tertentu untuk mengajak rekan Kristiani.
"Saya pikir warga Amerika, terlepas dari agama mereka, sangat terlibat dalam keberagamaan. Sehingga argumen kita seharusnya mengacu pada kebebasan beragama," paparnya.
"Kebebasan beribadah adalah batu landasan dalam prinsip warga Amerika. Oleh karena itu kita harus membuat orang-orang tahu jika kota suci umat di bawah kepungan,"
Warga Palestina, baik Muslim dan Kristiani mengalami hal sama, mereka dilarang memasuki tempat-tempat suci, terutama kota suci Al Quds.
"Saya katakan, jika AS benar-benar ingin meningkatkan citra di depan dunia Muslim sebagai pemerintah, praktekan apa yang kau pidatokan," ujar Mahdi.
Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Islami-Amerika (CAIR) mengungkapkan hal senada, mendukung lobi kepada pemerintah atas isu Al Quds.
"Anti-Amerika bisa memanfaatkan sikap bias bangsa kita yang pro Israel sebagai alat perekrutan," ujar Nihad mengingatkan.
"Jika Amerika memiliki kebijakan netral seimbang, dan menuju cara yang adil dan perdamaian abadi di wilayah tersebut, kita tak bisa mengabaikan cara tersebut," katanya./itz [republika]
source : www.sibtayn.com