Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai sebagian keistimewaan para sahabat Imam Husein as yang akan menjadi contoh bagi para penolong Imam Mahdi as. Ahlul Bait as sebagai penerus Rasulullah Saw berasal dari satu cahaya, di mana mereka mengejar tujuan yang sama. Keberadaan masing-masing dari mereka bagaikan sebuah lentera penerang dan bendera kebanggaan yang menunjukkan jalan yang benar dan sempurna kepada hamba-hamba Allah Swt dan mencegah mereka dari jalan yang sesat.
Meski setiap Imam memiliki metode yang bervariasi sesuai dengan masa dan posisinya untuk menyampaikan kebenaran, namun mereka mempunyai satu tujuan, yaitu menciptakan dunia yang aman, adil dan sejahtera. Imam Husein as adalah salah satu dari Imam Maksum as yang meletakkan arah kebijakan petunjuknya pada keridhaan Allah Swt dan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang suci. Dalam meniti jalan tersebut beliau tidak hanya sendiri, namun bersama dengan sahabat-sahabatnya, beliau menciptakan epik menakjubkan dan keindahan akhlak dan kemanusiaan yang abadi.
Penelitian mengenai berbagai dimensi dan tujuan gerakan Imam Husein as akan memperjelas tentang bagaimana beliau menyiapkan dasar bagi hukum-hukum dan nilai-nilai ilahi di alam semesta di akhir zaman nanti. Beliau juga memberikan gambaran jelas tentang cinta, pengorbanan dan makrifat bagi para peniti jalan kebahagiaan, terutama bagi mereka yang ingin bersama dengan hujjah terakhir Tuhan, Imam Mahdi as.
Salah satu hal mendasar bagi setiap kebangkitan Islam adalah adanya teladan dalam tindakan, yaitu teladan-teladan yang mengorbankan diri mereka dalam merealisasikan tujuan dan cita-cita Imam dan pemimpin mereka, dan sekaligus contoh nyata dalam jalan ketaatan. Terkait hal ini, tidak ditemukan dalam sejarah tentang orang-orang yang lebih layak dari pada para sahabat Imam Husein as.
Sahabat-sahabat Imam Husein as telah membantu beliau dengan cara yang terbaik demi mewujudkan tujuan-tujuan mulia beliau, bahkan akal manusia tidak mampu memahami upaya dan pengorbanan mereka. Imam Husein as berkata, "Aku tidak mengenal sahabat-sahabat yang lebih baik dan lebih setia dari pada sahabat-sahabatku."
Sebenarnya, para sahabat Imam Husein as telah memberikan kriteria jelas kepada generasi selanjutnya supaya mereka mempraktekkan kriteria itu untuk lebih mempersiapkan diri di hari kebangkitan dunia; yaitu di hari kemunculan Imam Mahdi as.
Persoalan umat Islam yang muncul pasca wafatnya Nabi Muhammad Saw dikarenakan masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang Imam dan hujjah di masa mereka. Warga Kufah tidak mengenal baik siapa sebenarnya Imam Husein as, dan pengetahuan mereka hanya terbatas pada nama dan nasab beliau. Mereka sama sekali tidak memiliki wawasan mengenai kedudukan tinggi yang dimiliki oleh Imam Husein as. Sebaliknya, para sahabat Imam Husein as sangat mengenal kedudukan beliau, bahkan mereka memilih syahid demi terwujudnya tujuan-tujuan mulia dari misi beliau. Berkat ilmu dan keyakinan mereka kepada Imam Husein as itulah, maka mereka abadi dalam sejarah umat manusia.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pengenalan dan makrifat hakiki tentang Imam Mahdi as menjadi dasar penting bagi para sahabat sejati beliau untuk menolongnya. Membantu Imam Mahdi as tergantung pada pengenalan yang benar tentang beliau dan tujuan-tujuan tingginya. Namun jika makrifat para penanti Imam Mahdi as terbatas dan dangkal, maka ketika beliau muncul, mereka akan meninggalkannya seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat Kufah terhadap Imam Husein as.
Zuhud dan takwa adalah sifat-sifat utama bagi para penolong Ahlul Bait as. Makrifat yang menyebabkan seseorang mengikuti Ahlul Bait as adalah makrifat yang tidak tercemari oleh kecintaan dunia. Oleh karena itu, sahabat-sahabat sejati Ahlul Bait as adalah mereka yang terjaga dari penyakit-penyakit dunia demi meraih makrifat. Sahabat-sahabat Imam Husein as adalah orang-orang yang telah memutus ketergantungan mereka kepada dunia, keluarga dan harta, dan menghadiahkan semua miliknya termasuk jiwa mereka kepada beliau.
Ketika Imam Husein as kepada anak-anak Aqil berkata, "Syahadah adalah hal yang pasti. Dan cukuplah bagi keluarga kalian. Aku mengizinkan kalian untuk kembali ke rumah-rumah kalian. "Anak-anak Aqil itu menjawab, "Apakah kami akan mengatakan kepada masyarakat bahwa imam dan pemimpin kami telah kami tinggalkan sendiri di tengah-tengah kepungan musuh dan kami tidak membelanya? Demi Allah, kami tidak akan melakukannya. Kami akan mengorbankan jiwa dan harta kami demi Anda. "
Sebaliknya, kita juga melihat ada orang-orang yang tidak mengikuti Imam Husein as meskipun ia mengetahui kedudukan tinggi beliau. Hal itu di sebabkan ketergantungan mereka kepada dunia atau mungkin karena mereka takut terhadap musuh. Salah satu dari mereka adalah Ubaidullah bin Hur Ju`fa. Ketika Imam Husein as mengajaknya untuk ikut bersama beliau, ia mengatakan, "Aku bersumpah demi Tuhan bahwa siapapun yang mengikut Anda, ia akan bahagia dan selamat di akhirat, namun hal ini jangan dipaksakan kepadaku, sebab aku belum siap untuk mati. "
Ketika kelak Imam Mahdi as muncul, orang-orang yang secara dzahir menanti kemunculan beliau akan menolaknya, sebab tidak ada keyakinan dalam hati mereka. Dan hanya para penolong sejati saja yang akan menyambut kedatangan beliau dan menyertainya. Para pengikut Imam Mahdi as adalah lulusan-lulusan madrasah Asyura yang tidak akan takut mati. Kehidupan mereka jauh dari kesenangan materi dan mereka terbebas dari kehinaan. Mereka telah memutus ikatan-ikatan perbudakan dari hati mereka. Ketika mensifati para pengikut Imam Mahdi as, Rasulullah Saw bersabda, "Mereka kerja keras dan serius dalam ketaatan dan pengabdian kepada Allah (Swt). "
Kegigihan, keuletan dan kesabaran menjadi kunci penting untuk mencapai keberhasilan. Allah Swt memuji orang-orang yang senantiasa melawan faktor-faktor penghalang upaya manusia untuk mencapai tujuan, dan bahkan menjanjikan surga bagi mereka yang sabar. Dalam Surat Fussilat Ayat 30, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami adalah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, "Hendaknya kalian jangan merasa takut dan jangan pula kalian merasa sedih dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. "
Tragedi di Karbala menggambarkan kegigihan dan perlawanan terindah di jalan keyakinan dan menunjukkan kesabaran dalam menanggung kesulitan dan bencana. Imam Husein as dan para sahabatnya menanggung tragedi yang sangat berat tersebut dengan mudah. Mereka telah belajar dari apa yang telah dilakukan oleh Imam Ali as, di mana resistensi dan kesabaran akan memudahkan dalam menghadapi bencana dan ujian yang berat.
Di masa keghaiban Imam Mahdi as, diperlukan kegigihan dan kesabaran dalam menghadapi musibah supaya kita terjaga dari hawa nafsu dan kebodohan. Rasulullah Saw bersabda, "Menunggu faraj (kemunculan Imam Mahdi as) dengan kesabaran adalah ibadah. "Dengan kesabaran dan perjuangan, para penolong Imam Mahdi as akan mampu menghadapi musuh-musuh yang besar dan kuat, dan merealisasikan pemerintahan yang adil di dunia.
Kecintaan sahabat-sahabat Imam Husein as kepada beliau telah memadamkan luapan api cinta kepada dunia di dalam diri mereka dan diganti dengan cinta sejati. Salah satu adegan penuh kasih itu adalah ketika Abbas bin Ali yang kehausan harus berjuang melawan musuh untuk mengambil air di Sungai Furat. Ketika ia sampai ke sungai tersebut dan ingin meminum air yang jernih dan segar itu, ia teringat Imam Husein as dan anak-anak beliau yang sedang kehausan sehingga beliau tidak meminum air itu. Ia kemudian berusaha membawa air itu menuju tenda Imam Husein as dan keluarganya.
Dalamnya makrifat dan kecintaan Abbas kepada Imam Husein as diungkapkannya dalam sebuah ucapan, "Wahai Husein! Demi Allah aku bersumpah, tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih mulia dan dicintai di sisiku daripada Anda. " Kecintaan mendalam para sahabat Imam Husein as telah mendorong mereka untuk menyertai beliau hingga titik darah penghabisan. Dengan demikian, salah satu hal yang diperlukan untuk membantu Imam Mahdi as adalah kecintaan mendalam kepada beliau.
Imam Musa Kazim as telah memberikan kabar baik kepada orang-orang yang teguh mencintai Ahlul Bait as. Beliau berkata, "Berbahagialah para pengikut kami yang berpegang teguh pada tali kami di masa keghaiban al-Qaim (Imam Mahdi as) dan gigih dalam bersahabat dengan Imam dan kebencian terhadap musuh-musuh kami. Mereka dari kami dan kami dari mereka... demi Allah, mereka akan bersama kami di hari kiamat dan berada di barisan kami. " (IRIB Indonesia/RA)
source : indonesian.irib.ir