Gerakan perlawanan rakyat Yaman, Ansarullah meminta PBB untuk melaksanakan tanggung jawabnya terkait serangan militer Arab Saudi ke Yaman.
Situs berita Al Ahed (19/5) melaporkan, Ansarullah meminta PBB dan seluruh negara sahabat untuk melaksanakan tanggung jawabnya terkait sikap keras kepala Saudi dan sekutunya dalam melancarkan agresi militer ke Yaman.
Ansarullah menegaskan, "Ansarullah menyambut setiap langkah yang dapat mematahkan blokade atas Yaman dan memenuhi kebutuhan rakyat negara ini."
Sementara itu, para saksi mata, hari ini, Selasa (19/5) mengabarkan serangan jet-jet tempur Saudi ke kota-kota Sanaa, ibukota Yaman dan Hadida di Barat negara itu. Sampai saat ini jumlah korban dan kerugian fisik potensial akibat serangan tersebut belum dipublikasikan.
Jet-jet tempur Saudi, Senin (18/5) juga membombardir kota pelabuhan Aden di Selatan dan Provinsi Saada, Utara Yaman, segera setelah gencatan senjata lima hari berakhir.
Gencatan senjata di Yaman, Selasa malam lalu diakhiri sekalipun PBB dan kelompok-kelompok penyelamat mendesak agar jeda kemanusiaan itu diperpanjang demi melanjutkan penyaluran bantuan bagi warga sipil Yaman.
Organisasi-organisasi internasional mengatakan, gencatan senjata lima hari untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada 25 juta warga Yaman dinilai tidak cukup.
Di sisi lain, seorang pejabat militer Yaman mengumumkan, "Saudi dan para teroris dukungan Riyadh tercacat melakukan 269 kali pelanggaran, selama lima hari gencatan senjata. Pelanggaran itu termasuk pemboman dan penembakan wilayah-wilayah permukiman penduduk khususnya Saada, Hajjah, Shabwa, Marib, Aden, Lahij, Al Dhale, Taiz dan Al Jawf." (IRIB Indonesia/HS)
source : irib.ir