Seorang pengamat Timur Tengah menyatakan, kelompok teroris ISIS sebagai bingkisan hadiah produk ideologi Arab Saudi kepada dunia Islam, telah kembali ke tangan rezim al-Saud.
Masoud Asadollahi, pengamat Timur Tengah dalam catatannya untuk koran Iran terbitan Tehran edisi Ahad (24/5), menyinggung operasi teror ISIS di masjid syiah di kota Qatif, Arab Saudi, dan menulis, operasi teror empat tahun lalu di Suriah, Irak, Libya dan Lebanon menunjukkan bahwa operasi tersebut bersumber dari aksi gerakan Takfiri dan para pelakunya adalah para pemuda Arab Saudi.
Asadollahi, para pelaku aksi teror tersebut adalah para santri paham Wahabisme Saudi. Doktrin pemberangusan secara fisik telah diajarkan kepada para anak dan pelajar Arab Saudi, sehingga ketika mereka beranjak pada usia remaja, mereka tidak ragu melancarkan aksi bom bunuh diri dengan anggapan akan masuk ke sorga.
Seraya menjelaskan bahwa rezim al-Saud telah gencar mengekspor para anasir Takfiri ke luar negeri, Asadollahi menegaskan, “Serangan teror di Qatif menunjukkan bahwa rezim al-Saud sekarang telah merasakan sendiri akibat dari politik standar ganda dan kontradiktifnya di hadapan kelompok-kelompok teroris. Karena dari satu sisi, mengklaim memerangi al-Qaeda dan ISIS, namun di sisi lain memberikan dukungan politik, senjata dan dana kepada kelompok-kelompok tersebut di luar Arab Saudi.”
Pengamat Timur Tengah ini juga menandaskan, serangan teror di terhadap umat Syiah di Qatif akan melemahkan keamanan Arab Saudi di kawasan dan bahkan kemungkinan di masa mendatang akan terjadi perang saudara di Arab Saudi yang akan menyebabkan disintegrasi.
Akibat serangan kelompok ISIS di masjid umat Syiah di kota Qatif, timur Arab Saudi, pada Jumat (22/5), merenggut nyawa 20 jemaah shalat dan melukai sekitar 100 lainnya.(IRIB Indonesia/MZ)
source : irib.ir