Menurut Kantor Berita ABNA, Abdul Jalil al Arbasy dan Mohammed al Issa, bukan hanya sekedar saudara sepupu, mereka sudah sedemikian akrab sejak kecil. Sayang, telah beberapa tahun mereka berpisah karena al Arbasy harus studi kedokteran di Amerika Serikat, sementara al Issa tetap kuliah di Dammam.
Kedatangan al Arbasy kembali kekampung halaman, adalah kebahagiaan bagi al Issa. Merekapun meluapkan kerinduan dengan kembali bercengkrama bersama. Kebahagiaan itu akan bertambah, karena sebulan lagi al Arbasy akan melangsungkan pernikahan, dan karena itu ia kembali ke negaranya.
Shalat Jum’atpun mereka pergi berdua [29/5]. Aksi bom bunuh diri Jumat lalu [22/5] di kota Qatif di Masjid Imam Ali As menuai kekhawatiran bagi muslim Syiah Arab Saudi, termasuk di kota Dammam. Janji pemerintah Arab Saudi untuk mengintensifkan keamanan, bukan jaminan sepenuhnya nyawa mereka tidak terancam. Al Arbasyi memutuskan, untuk turut menjaga keamanan masjid, disaat para jamaah mendengar khutbah Jum’at di Masjid Imam Husain As. Bersama dengan kawan karibnya, al Issa juga ikut membantu keamanan.
Mereka mengabadikan keputusan mereka untuk menjaga di luar masjid dengan foto selfie berdua, dengan latar belakang pemuda penjaga masjid yang berseragam. Al Arbasy sempat memosting di akun medsosnya, untuk dipamerkan keteman-teman kuliahnya di AS. Tidak lama, prahara itu pun datang. Menurut keterangan saksi mata, seseorang dengan berpakaian wanita lengkap dengan cadarnya nyelonong hendak masuk masjid melalui ruangan shalat perempuan. Al Arbasy yang jeli serta merta mencurigainya. Ia mendekati orang itu bersama al Issa. Penjaga masjid yang lain serta merta turut mendekat untuk mengiterogasi seseorang bercadar yang misterius itu. Melihat gelagat yang mencurigakan, dan keputusan yang tepat al Arbasy mendorong al Issa untuk menjauh dan segera mendekap erat orang bercadar itu. Sedetik kemudian, terjadilah ledakan dasyhat itu.
Tubuh pelaku aksi bom bunuh diri berkeping-keping termasuk al Arbasy, ia meninggal seketika, dengan jasad yang tidak lagi utuh. Al Issa, turut terluka, meski sempat dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan medis, nyawanya tidak tertolong.
Kedua pemuda yang belum begitu lama saling melepas rindu ini, menjemput kesyahidannya. Jika keduanya, tidak cekatan mencegah pelaku memasuki masjid, tentu akan lebih banyak korban yang meregang nyawa. Al Arbasy merelakan tubuhnya hancur agar lebih banyak yang selamat. Studi di Amerika Serikat tidak membuatnya lupa pada agamanya, yang mengajarkan altruisme dan pengorbanan sejati.
Dilansir dari Saudi Press Agency, Juru Bicara Keamanan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi memberi keterangan pers, jumlah korban jiwa menjadi empat orang termasuk pelaku. Dan sejumlah lainnya luka-luka. Kepahlawanan dua sahabat ini ramai diperbincangkan dimedia sosial, dan menjadi trending topik di Arab Saudi.
Selamat jalan dua syuhada.
source : abna