Indonesian
Wednesday 13th of November 2024
0
نفر 0

Kisah Penjahit yang Tak Terkalahkan

Dikisahkan di zaman dulu, hidup seorang penjahit yang terkenal selalu mencuri kain dari para pelanggannya. Setiap orang yang datang padanya untuk menjahitkan baju, selalu tertipu dan kainnya selalu dicuri oleh penjahit itu. Namun tidak ada orang yang bisa membuktikannya. Karena ia melakukannya di saat mengukur dan memotong kain. Itu dilakukannya
Kisah Penjahit yang Tak Terkalahkan

Dikisahkan di zaman dulu, hidup seorang penjahit yang terkenal selalu mencuri kain dari para pelanggannya. Setiap orang yang datang padanya untuk menjahitkan baju, selalu tertipu dan kainnya selalu dicuri oleh penjahit itu. Namun tidak ada orang yang bisa membuktikannya. Karena ia melakukannya di saat mengukur dan memotong kain. Itu dilakukannya dengan sangat cerdik dan lihai. Semua orang mengetahui hal ini.
 


Banyak orang yang sebelum mendatangi kedai penjahit itu bertekad untuk tidak tertipu kali ini, namun pada akhirnya mereka selalu lengah. Adapun penjahit itu menilai aksinya itu sebagai sebuah seni dan kemahiran. Setiap kali ia berhasil mencuri, ia menunjukkan potongan kain yang diambilnya itu kepada pelanggan sehingga mereka tahu bahwa ia melakukannya dengan sangat lihai.
 


Penjahit itu punya seribu macam cara untuk mengalihkan perhatian pelanggannya. Ia dengan sangat pintar memalingkan perhatian para pelanggannya ketika ia sedang mencuri kain.
 


Satu hari seorang pemuda kaya, pintar, dan cerdik berkata kepada teman-temannya bahwa ia akan pergi menjahitkan baju ke penjahit itu. Namun ia berjanji bahwa ia tidak akan lengah barang sedetik pun dan tidak membiarkan penjahit itu berhasil mencuri potongan kainnya.
 


Kemudian salah seorang temannya berkata, "Untuk ini apa yang akan kau taruhkan?"
 


Ia menjawab, "Aku memiliki seekor kuda arab asli yang sangat mahal. Jika aku gagal maka aku akan memberikan kudaku, dan jika aku menang lawanku harus memberikanku kuda seperti milikku. Siapa yang berani, maju ke depan."
 


Kemudian seorang pemuda miskin yang entah datang dari mana maju dan berkata, "Aku siap menerima tantangan itu, tapi aku tidak mempunyai kuda atau uang, akan tetapi aku siap untuk bekerja untukmu kapan saja kau mau."
 


Pemuda kaya itu pun menerima taruhan pemuda miskin itu.
 


Keesokan harinya pemuda kaya itu membawa kainnya mendatangi sang penjahit. Namun ia tidak tahu kalau si penjahit cerdik itu mengetahui percakapan dan rencana taruhan mereka.
 


Dalam hati, penjahit itu berkata,"Pemuda ceroboh! Mulai sekarang ini kau telah kehilangan kudamu. Aku akan membuatmu kebingungan sehingga kau sendiri tidak akan menyadarinya."
 


Pemuda itu berkata, "Bapak penjahit, ini kainku dan aku ingin kau membuatkan aku baju sekarang juga. Baju yang cocok untuk hari-hari perang atau sedang istirahat."
 


Pejahit itu sekilas ingat kalau pemuda itu sangat menyukai cerita-cerita lucu, kemudian ia berkata, "Agar Anda tidak bosan, saya akan menceritakan kisah-kisah lucu yang saya dengar dari para pelanggan saya, dan saya yakin Anda menyukainya."
 


Penjahit pun mulai mengungkapkan sebuah cerita lucu dengan cara yang sangat menarik. Pemuda kaya itu pun tidak dapat menolak untuk tidak mendengarkannya. Pemuda itu tertarik dengan cerita pejahit tersebut dan ia pun mulai tertawa. Pemuda itu memiliki mata sipit, dan ketika ia tertawa matanya nyaris tertutup. Sang penjahit menyadari hal ini. Semakin lama, pemuda semakin tertawa terbahak-bahak sehingga matanya tertutup. Kesempatan itu digunakan oleh penjahit untuk memotong kain lebih banyak.
 


Satu dan dua cerita berlalu. Pemuda kaya itu tampak belum puas dan ingin mendengar cerita lebih banyak lagi. Penjahit yang sudah memotong kain milik pemuda itu cukup banyak merasa kasihan jika ia ingin memotong kain lebih banyak lagi.
 


Namunpemuda itu merayu sang penjahit agar bersedia menceritakan kisah-kisah humor lainnya.
 


Penjahit itu kemudian berkata, "Cukup sudah wahai pemuda bodoh! Jika aku harus bercerita lagi, maka bajumu akan terlalu kecil. Apakah kamu tidak sadar, berapa banyak kainmu yang telah aku potong?"
 


Mendengar itu, pemuda kaya tersebut tertegun dan tidak dapat berkata apa-apa. Seolah-olah ia baru saja bangun dari mimpi. Ia duduk tenang beberapa saat kemudian tertawa, terbahak-bahak.
 


Penjahit ingin tahu apa sebenarnya yang lucu dari perkataannya. Pemuda itu menjawab, "Kali ini aku tidak tertawa karena cerita lucumu, melainkan aku menertawakan kebodohanku, karena sejak awal aku telah kalah taruhan. Karena sebenarnya sejak cerita pertama aku telah kehilangan kudaku." (IRIB)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Dialog Muslim-Atheis ihwal Keberadaan Tuhan [1]
Ayatullah Sistani Ucapkan Bela Sungkawa kepada Keluarga Korban Pemboman Masjid di Kuwait
Apakah hakikat ruh berdasarkan hadis-hadis Islam dan mengapa hal ini tidak diutarakan ...
Urgensi dan Kiat Muraqabah dalam Tasawuf
Hukum Istimna
Kisah Penjahit yang Tak Terkalahkan
Ibadah karena terbiasa, atau karena Tuhan?
Salat dengan Tangan Terbuka atau Tertutup
Al-Masih, Hamba dan Pembawa Pesan Tauhid
Perimbangan Kekuatan di Suriah Berpihak pada Damaskus

 
user comment