Indonesian
Saturday 20th of July 2024
0
نفر 0

Maraknya Makanan Berbahaya di Bulan Ramadhan

Kementerian Agama Republik Indonseia menetapkan awal bulan suci Ramadhan di tahun ini (1436 Hijriah) jatuh pada Kamis, 18 Juni 2015. Keputusan itu diambil, setelah pemerintah menggelar Sidang Isbat bersama sejumlah ormas Islam di kantor Kemenag, Jakarta.
Maraknya Makanan Berbahaya di Bulan Ramadhan


Kementerian Agama Republik Indonseia menetapkan awal bulan suci Ramadhan di tahun ini (1436 Hijriah) jatuh pada Kamis, 18 Juni 2015. Keputusan itu diambil, setelah pemerintah menggelar Sidang Isbat bersama sejumlah ormas Islam di kantor Kemenag, Jakarta.



 
Marhaban ya Ramadhan, bulan puasa telah tiba. Namun sudah siapkah kita untuk menjaga pola hidup selama sebulan berpuasa agar tetap selalu sehat?
 
Seperti sudah diketahui dan dipaparkan dalam berbagai penelitian, menahan lapar dan dahaga di Bulan Ramadhan tidaklah akan membuat diri menjadi tersiksa karena sebenarnya dari sisi kesehatan, berpuasa terbukti membawa manfaat kesehatan.
 
Dr. Tri Ari Wibowo, dari laman Meetdoctor.com, menjelaskan, saat berpuasa, organ pencernaan manusia beristirahat dari aktivitas rutin.
 
Hal ini akan membawa dampak positif pada kesehatan tubuh. Berpuasa, ia definisikan sebagai periode, di mana seharusnya tubuh tidak sembarangan mengasup semua jenis makanan.
 
"Saat puasa sistem pencernaan kita jadi terjaga karena kita mengistirahatkan saluran pencernaan (usus), beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja maksimal mencerna makanan, terus-menerus selama kurang lebih 18 jam," ujar dokter yang sering dipanggil Aria itu.
 
Namun, menjaga makanan yang kita konsumsi saat berbuka puasa dan santap sahur menjadi faktor utama agar hidup sehat di bulan puasa tercipta.
 
Saat berpuasa, dianjurkan sebaiknya mengutamakan mengkonsumsi air, vitamin, dan elektrolit. Artinya, perbanyak minum air putih, buah-buahan, atau pilih jus buah tanpa gula.
 
Jangan lupakan serat, baik yang dari sayur atau buah. Selain bisa membersihkan usus, serat yang membantu kita membersihkan sisa daging di sela-sela usus.
 
Saat sahur, pilih lemak sehat atau minyak yang tidak digoreng, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, atau flaxseed oil. Lemak membuat pergerakan makanan di perut lambat, sehingga Anda lebih tahan lapar.
 
Tapi, jika semua bahan makanan dan minuman itu tentu juga harus dipastikan terbebas dari berbagai bahan kimia berbahaya yang justru akan membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap serangan penyakit.
 
 
 
Makanan Berbahaya

 
 
Beberapa hari sebelum memasuki hari pertama Bulan Ramadhan, sudah seperti sebuah tradisi, pemerintah melalui dinas dan badan khusus rutin menggelar razia dan juga inspeksi mendadak ke pasar dan sentra jual beli bahan makanan.
 
Tujuan dari semua itu tak lain hanyalah untuk menangkap maraknya peredaran makanan berbahaya yang diedarkan di bulan puasa.
 
Seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Pemerintah Kota Administratif Jakarta Barat melakukan sidak (inspeksi mendadak) di Pasar Tradisional Grogol, Jalan Muwardi Raya, Jakarta, Rabu, 17 Juni 2015 kemarin misalnya.
 
Dari hasil razia itu terbukti, bahwa para produsen dan pedagang nakal sangat benar-benar memanfaatkan momentum bulan puasa untuk mengedarkan bahan makanan berbahan kimia.
 
Buktinya, dalam razia itu, petugas menemukan berbagai bahan makanan yang setelah diperiksa, positif mengandung bahan kimia jenis formalin alias bahan pengawet.
 
"Untuk itu, akan kita lakukan tindakan berupa penelusuran terhadap pedagang yang terbukti jualannya mengandung formalin," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Sri Hartati.
 
Tak tanggung-tanggung, ada 19 jenis bahan makanan yang terbukti mengandung formalin, seperti tahi, bakso ikan dan juga udang segar.
 
Menurut Sri, 19 jenis bahan makanan itu diduga hanyalah perwakilan kecil dari puluhan dan mungkin ratusan jenis makanan bercampur bahan kimia.
 
Karena itulah, Sri dan timnya akan memulai perang melawan bahan makanan berbahan kimia dengan menggelar razia di mulai dari subuh di hari pertama puasa 2015 ini.
 
Sasarannya adalah pedagang bahan makanan sayur-sayur dan buah-buahan yang berjualan di pasar-pasar di Jakarta.
 
"Akan kita teliti apakah sayur, buah dan juga daging juga telah dicampur dengan bahan kimia," jelasnya.
 
Sri mengatakan, jenis bahan kimia yang selama ini rutin ditemukan dalam bahan makanan yang dijual pedagang nakal ialah, formalin, boraks dan pewarna tekstil alias rodamin.
 
 
 
Makanan Berkimia dan Tidak Izin Edar
 
Ingat! Makanan yang mengandung bahan kimia tak hanya beredar di pasar tradisional saja. Tapi, juga marak beredar di supermarket.
 
Buktinya, dalam razia makanan yang digelar Suku Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Jakarta Selatan ditemukan makanan dan bahan makanan yang diduga mengandung formalin di 10 supermarket.
 
Bahkan, dari hasil uji laboratorium terhadap puluhan sampel bahan makanan, Badan Ketahanan Pangan DKI Jakarta menemukan dua bahan makanan yang positif.
 
Seperti juga di pasar tradisional, di supermarket bahan kimia formalin ditemukan pada bahan makanan seperi mie dan produk tahu.
 
"Untuk peternakan dan perikanan negatif, sementara pertanian ada 4 tahu serta 2 mie yang positif," jelas Sri.
 
Menurut Sri, di bulan puasa, dipastikan akan semakin banyak lagi bahan dan produk makanan berbahan kimia berbahaya.
 
Hal itu disebabkan, meningkatnya kebutuhan masyarakat akan bahan makanan untuk dapat memenuhi asupan gizi.
 
Sri berjanji, pihaknya akan terus melakukan penangkalan peredaran bahan makanan berbahaya selama bulan puasa dengan cara mengintensifkan razia.
 
"Razia akan kita gelar terus menerus," katanya.
 
 
 
Yang jelas, membeli barang pangan untuk kebutuhan pokok di bulan Ramadhan perlu kehati-hatian, salah-salah bukan sehat yang di dapat akan tetapi sakit karena ternyata makanan yang di beli kadaluarsa.
 
 
 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah menemukan 11.370 produk kemasan pangan tidak memenuhi syarat (TMS) sewaktu melaksanakan intensifikasi pada pengawasan pangan yang sempat di lakukan pada 25 Mei sampai 9 Juni 2015 lalu.
 
 
 
“Terdiri dari pangan TIE (tidak izin edar) sebanyak 6.043 kemasan, pangan kedaluwarsa sebanyak 4.510 kemasan, dan pangan rusak sebanyak 817 kemasan dengan nilai kerugian mencapai lebih dari Rp 450 juta,” kata Kepala BPOM RI, Roy Sparringa di Gedung BPOM RI, Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Jumat (12/6/2015).
 
 
 
Sebelum bulan puasa, BPOM memang sedang kiat-kiatnya berupaya untuk meminimalisir bahan kebutuhan pangan dan kosmetik yang tidak memenuhi syarat. Pada sejumlah titik misalnya di pintu masuk perbatasan kota atau wilayah, terutama pada temuan besar dan ke hulu menjadi fokus pengawasan mereka utnuk mengawasi distribusi produk.
 
 
 
Menurut Roy, mendekati bulan Ramadhan atau hari-hari besar lainnya memang sering sekali terjadi permintaan produk yang meningkat dari konsumen. Tentu saja peningkatan permintaan mesti diikuti dengan peningkatan persedian (supply), yang dimanfaatkan sejumlah pelaku usaha untuk menjual produk-produk yang tidak memenuhi syarat atau bisa dikatakan sebagai bahan pangan berbahaya. (IRIB Indonesia/Viva/RA)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sepeninggal Rasulullah saw
Yenni Wahid Ajak Kaum Perempuan Indonesia Terus Kampanyekan Perdamaian
Apakah Sunnah dapat menasakh al-Qur’an?
Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil (3)
Imam Husein as Menurut Riwayat Ibnu ‘Asâkir[1]
Wewangian Imam Zaman as
Nikmat Tak Terhingga. bag 1
Fatwa-Fatwa Ulama Syiah Mengenai Tradisi Melukai Diri di Hari Asyura
Siapa yang Mengebom RS Al Quds, Aleppo?
Imam Khomeini - Remembrance of Al-Quds Day

 
user comment