Tepat sehari pasca pembantaian berdarah agresi militer Arab Saudi di Yaman, rezim Riyadh memulai babak baru serangan teroris terhadap pusat keagamaan Syiah Yaman. Dilaporkan, aksi teror yang dilancarkan kelompok teroris takfiri ISIS hari Selasa (7/7) terjadi di dekat masjid al-Raudhah di wilayah selatan Sanaa menelan korban jiwa dan cidera. Selama kurang dari dua bulan, untuk kesekian kalinya masjid Syiah Yaman menjadi sasaran serangan kelompok teroris takfiri yang didukung Arab Saudi. Serangan teroris hari Selasa menyebabkan tiga orang tewas, dan lebih dari seratus lainnya cidera.
Sepekan sebelumnya, militer dan komite rakyat Yaman berhasil menghentikan pasokan barang berisi bahan peledak dari arah Arab Saudi menuju provinsi Marib yang menjadi tempat konsentrasi teroris. Oleh karena itu, otoritas keamanan Yaman telah mengingatkan kemungkinan ancaman serangan teroris yang semakin meningkat di negara Arab ini.
Aksi teror terhadap masjid Syiah di wilayah selatan Sanaa terjadi sehari setelah Arab Saudi membunuh lebih dari 170 warga Yaman. Pembantaian massal ini berlangsung di saat PBB mengirim utusan khususnya ke Sanaa, Ismail Ould Cheikh untuk meretas solusi politik demi mengakhiri krisis Yaman.Sementara itu, pemerintah dan rakyat Yaman menilai PBB bersikap pasif menyikapi agresi militer Arab Saudi terhadap negaranya.
Setelah menghancurkan wilayah permukiman, ekonomi dan keamanan Yaman, kini Arab Saudi menggunakan tangan kelompok teroris untuk meneror warga Yaman, terutama menyerang tempat ibadah Muslim Syiah dengan target menekan rakyat negara tetangganya itu supaya mengamini dikte Riyadh.
Seiring meningkatnya agresi militer yang didukung serangan teroris Arab Saudi terhadap Yaman, Amir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani hari Selasa (7/7) menyatakan Doha mendukung aksi Riyadh di Yaman. Tanpa menyinggung kegagalan kebijakan interventif Arab Saudi di sejumlah negara Arab, terutama Suriah dan Irak, Amir Qatar menegaskan bahwa negara-negara Arab di kawasan mendukung kebijakan Arab Saudi di Yaman.
Intervensi militer Arab Saudi dalam urusan internal Yaman dan dukungan rezim Al Saud bersama sejumlah negara Arab termasuk Qatar terhadap kelompok teroris di Suriah, Irak dan Yaman berlangsung di saat fakta di lapangan menunjukkan dukungan tersebut tidak membuahkan hasil signifikan bagi Riyadh dan Doha. Bahkan sebaliknya, dampak destruktifnya berbalik menjadi bumerang bagi mereka sendiri. Rangkaian ledakan teroris selama dua bulan terakhir di masjid Arab Saudi, Kuwait dan ancaman terhadap masjid Bahrain hanya contoh kecil dari ancaman kelompok teroris takfiri kepada induk semangnya sendiri.
Penggunaan kelompok teroris sebagai alat kepentingan Riyadh dan sekutunya di Suriah dan Irak menjadi sarana menjamurnya aksi terorisme di sejumlah negara kawasan. Kini, kelompok-kelompok teroris itu mulai menjadi ancaman bagi para pendukungnya sendiri. Menyikapi kondisi demikian, negara-negara Islam harus bersatu menghadapi ancaman terorisme dan meningkatkan persatuan Islam melebihi sebelumnya.(IRIBIndonesia/PH)
source : irib.ir