Menurut Kantor Berita ABNA, Konferensi Internasional Islam dan Perdamaian terselenggara di Senegal pada selasa [28/7] setelah dibuka oleh Macki Sall Presiden Republik Senegal di Dakar, ibu kota Senegal.
Konferensi yang akan berlangsung selama dua hari tersebut dihadiri oleh 500 peserta dari 20 negara dunia.
Senegal adalah diantara negara muslim di benua Afrika dengan komposisi 95 % dari total penduduknya beragama Islam. Senegal diantara negara yang terhitung aman dari gangguan teroris. Presiden Senegal dalam pidatonya saat membuka acara konferensi mengatakan, Islam adalah negara yang menganjurkan perdamaian dan menolak segala bentuk kezaliman dan kekerasan. Menurutnya terorisme tidak memiliki tempat dalam Islam, dan kelompok teroris terlebih lagi jika mengatasnamakan Islam patut ditolak dan harus mendapatkan kecaman dari ulama-ulama Islam.
Macki Sall menegaskan, “Kelompok radikal dan ekstrimis darimanapun mereka berasal hanya memiliki satu tujuan, yaitu memecah belah umat manusia. Musuh mereka adalah perdamaian dan persatuan, keinginan mereka adalah umat manusia hidup dibawah bayang-bayang ketakutan. Dan untuk mencapai tujuan tersebut mereka menghalalkan berbagai cara dan telah menghamburkan banyak budget.”
“Agama Islam menentang semua itu, sebab agama Islam adalah agama yang mengutamakan perdamaian dan menganjurkan toleransi.” tambahnya.
“Kondisi dunia saat ini tidak bisa dipungkiri semakin mencekam dengan kehadiran kelompok-kelompok takfri dan radikal yang tidak menghendaki ada kelompok yang berbeda sehingga dalam menghadapi dan membendung pemikiran mereka, tidak ada jalan lain selain kita duduk bersama dan bekerjasama untuk mewujudkan persatuan Islam. Dunia Islam masa depan adalah Islam yang saling menghargai perbedaan pendapat selama masih tetap tidak menyimpang dari prinsip dasar agama Islam. Mazhab-mazhab Islam harus berdiri diatas prinsip yang sama, bahwa Tuhan, Nabi, Kitab dan Kiblat semuanya sama.” lanjutnya.
source : abna