Sebagaimana yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, apakah memang benar Hawa itu diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam? Apabila memang benar tolong tunjukkan argumen-argumen logisnya; karena menurut saya hal ini bertentangan dengan apa yang disebutkan dalam al-Quran?
..
Jawaban Global
Riwayat-riwayat yang ada dalam kaitannya dengan masalah ini disebutkan dalam kitab-kitab Ahlusunnah dan juga sebagian literatur Syiah. Mungkin dapat dikatakan pada pandangan pertama bahwa ayat-ayat al-Quran juga menyoroti masalah ini. Namun harus dikatakan bahwa penetapan atau penafian masalah yang disebutkan tidak dapat disimpulkan dari al-Quran secara lugas dan dari sisi riwayat, terdapat beberapa riwayat lainnya yang menolak bahwa penciptaan Hawa itu dari tulang rusuk Nabi Adam.
Namun demikian, bahkan sekiranya kita menerima proses penciptaan Hawa seperti yang disebutkan dalam pertanyaan, maka hal itu tidak akan menyisakan problematika dalam proses kesempurnaan dan kematangan spiritual para wanita.
Jawaban Detil
Dalam al-Quran terdapat beberapa ayat yang menyebutkan bahwa penciptaan wanita lebih akhir dari penciptaan pria. Dari sebagian ayat tersebut disimpulkan bahwa Allah Swt menciptakan wanita dari salah satu bagian eksistensi pria.
Harap Anda perhatikan beberapa ayat berikut ini:
«يا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ واحِدَةٍ وَ خَلَقَ مِنْها زَوْجَها»
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya.” (Qs. al-Nisa [4]:1)
«هُوَ الَّذي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ واحِدَةٍ وَ جَعَلَ مِنْها زَوْجَها لِيَسْكُنَ إِلَيْها»
“Dia-lah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan darinya Dia menciptakan istrinya, agar ia merasa tenang di sisi istrinya.” (Qs. al-A’raf [7]:189)
«خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ واحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْها زَوْجَها»
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri, kemudian Dia jadikan dari (sisa tanah)nya istrinya.” (Qs. al-Zumar [39]:6)
Mungkin secara tersurat dari ayat-ayat ini dapat disimpulkan bahwa pertama-tama Nabi Adam yang diciptakan dan kemudian Allah Swt menciptakan istrinya, Hawa. Namun sebagaimana yang disinggung oleh sebagian ahli tafsir (mufasir) bahwa tidak dapat ditetapkan secara definitif dari ayat-ayat ini bahwa penciptaan wanita berasal dari tulang rusuk kiri pria (sebagaimana sebagian riwayat menyinggung hal ini).[1]
Atas dasar itu, dapat disimpulkan bahwa penciptaan wanita dari tulang rusuk pria tidak dapat disimpulkan dari ayat-ayat al-Quran.
Namun berbeda dengan apa yang dijelaskan dalam pertanyaan, hal ini tidak juga bertentangan secara interminis dengan al-Quran.
Dari sisi lain, harap diperhatikan bahwa banyak riwayat dalam literatur Ahlusunnah seperti Bukhari yang menyebutkan bahwa penciptaan wanita dari tulang rusuk pria. Riwayat-riwayat seperti ini juga dapat ditemukan pada sebagian literatur Syiah.[2] Namun dalam hal ini terdapat dua persoalan penting yang harus mendapat perhatian sebagai berikut:
Pertama: Riwayat-riwayat ini meski berjumlah banyak namun terdapat beberapa riwayat lainnya yang disebutkan dalam literatur-literatur muktabar Syiah yang menolak hal ini atau melihatnya dengan cara lain. Dalam hal ini, kami meminta Anda untuk mencermati dua riwayat berikut ini:
Zurarah bin A’yan meriwayatkan dari Imam Shadiq As yang ditanya terkait dengan proses penciptaan Hawa. Disampaikan kepada Imam Shadiq As bahwa orang-orang berkata, Allah Swt menciptakan Hawa dari tulang rusuk sebelah kiri Nabi Adam! Imam Shadiq As dalam menjawab pertanyaan ini bersabda, “Allah Swt Mahasuci dari perbuatan seperti ini! Apakah orang yang meyakini hal ini menganggap Tuhan tidak mampu menciptakan seorang istri bagi Nabi Adam selain dari tulang rusuknya sehingga keburaman (dan keraguan) muncul bagi para pembual bahwa Nabi Adam menikah dengan badannya sendiri?! Keyakinan seperti apakah ini yang diyakini oleh sebagian orang? Allah Swt sendiri yang akan mengadili antara kita dan mereka![3]
Amru bin Abi al-Muqaddam meriwayatkan dari ayahnya yang berkata, “Saya bertanya kepada Imam Baqir As, ‘Bagaimanakah Allah Swt menciptakan Hawa?’
“Apa yang disampaikan oleh orang-orang dalam hal ini? Tanya Imam Baqir As.
“Mereka berkata bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam.” Jawabku.
“Mereka berkata dusta, memangnya Allah Swt tidak mampu menciptakan Hawa selain dari tulang rusuk Adam? Tanya Imam Baqir kembali.
“Semoga saya menjadi tebusan Anda. Lantas bagaimana Hawa diciptakan?” Tanyaku.
“Ayahku meriwayatkan dari datukku yang bersabda, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Allah Swt menggengam segenggam tanah dan mencampurnya dengan tangan kanan-Nya, kedua tangan-Nya adalah kanan,[4] kemudian Allah Swt menciptakan Adam dengan tanah itu dan terdapat kelebihan dari tanah itu lalu Allah Swt menciptakan Hawa dari kelebihan tanah itu.”[5]
Mendiang Allamah Majlisi dalam menganalisa kontradiksi di antara dua riwayat ini menjelaskan bahwa riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa penciptaan Hawa dari tulang rusuk sebelah kiri Adam disampaikan entah dalam kondisi taqiyyah dan rasa takut untuk menentang pemikiran yang ada pada masa itu atau maksud Imam pada hakikatnya bahwa penciptaan Hawa adalah berasal dari kelebihan tanah Adam bukan benar-benar diciptakan dari Adam itu sendiri.[6]
Kedua: Kita tahu bahwa dalam kondisi normal setiap manusia terlahir dari ayah dan ibunya. Eksistensinya bersumber dari kedua orang tuannya. Namun hal ini serta merta tidak menjadi dalil keunggulan dan superioritas bagi orang tua dari sisi kemanusiaan dan boleh jadi anak-anaklah, yang pada hakikatnya merupakan belahan jiwa dan wujud kedua orang tua, yang lebih unggul dan superior dari orang tuanya. Dalam hal ini, dewasa ini, terdapat pembahasan baru dengan judul kloning yang dengan menggunakan bagian dari entitas-entitas hidup, entitas yang mirip dapat dibuat dimana dalam hal ini entitas kedua memiliki nilai mandiri dan tersendiri bagi dirinya.
Dengan menyimak atas apa yang diuraikan, bahkan sekiranya kita menerima anggapan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk pria atau apabila sesuai dengan sebagian pandangan, dari sisi level penciptaan,,wanita berada pada tingkatan selanjutnya setelah pria, mereka dapat seperti atau lebih tinggi dari mereka dalam ibadah dan penghambaan kepada Allah Swt dan melangkah menuju kesempurnaan. [iQuest]
Indeks Terkait:
Indeks: Penciptaan Jasmani Nabi Adam, Pertanyaan 12061.
Indeks: Al-Quran dan Penciptaan Manusia, Pertanyaan 12402.
--------------------------------------------------------------------------------
[1] Thabathabai, Muhammad Husain, al-Mizān fi Tafsir al-Qur’ān, jil. 4, hal. 136, Daftar Intisyarat Islami Jami’ah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qum, 1417.
[2] Majlisi, Muhammad Baqir, Bihār al-Anwār, jil. 11, hal. 97, Muassasah al-Wafa, Beirut, 1404 H.
[3] Syaikh Shaduq, Man Lā Yahdhuruhu al-Faqih, jil. 3, hal. 379, hadis 4366, Intisyarat Jami’ah Mudarrisin, Qum, 1413 H.
[4] Jelas bahwa ungkapan ini merupakan kiasan dari kekuasaan Ilahi tidak menunjukkan bahwa Tuhan itu berbentuk.
[5] Tafsir ‘Ayyāsyi, jil. 1, hal. 216, Capkhaneh Ilmiah, Tehran, 1380 H.
[6] Majlisi, Muhammad Baqir, Bihār al-Anwār, jil. 11, hal. 116
source : islamquest