Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nashir Makarim menanggapi keras insiden jatuhnya Crane di Masjidil Haram yang menelan korban jiwa seratus lebih dari jamaah haji termasuk melukai 200 lebih jamaah haji lainnya pada Jum’at [11/9] pukul 17.30 waktu setempat dengan mengatakan pemerintah Arab Saudi tidak memiliki kelayakan mengelola pelaksanaan ibadah haji. Insiden tersebut juga menelan korban jiwa satu orang dari jamaah haji asal Iran dan 12 lain lainnya luka-luka.
Dalam penyampaiannya di Masjid Adzham Qom Republik Islam Iran sabtu [12/9], Ayatullah Makarim Shirazi mengatakan, “Dengan padatnya jamaah haji yang memasuki Masjidil Haram, pihak pemerintah Arab Saudi malah tetap membiarkan alat-alat crane berada diatas kepala para peziarah. Bukan hanya satu crane, namun terdapat belasan crane yang mengitari masjidil Haram, ini jelas sesuatu yang berbahaya dan mengancam nyawa para jamaah haji.”
“Setidaknya dalam satu bulan selama prosesi ibadah haji, alat-alat berat itu diamankan dan dijauhkan dari areal ibadah jamaah haji dan setelah itu pembangunannya dilanjutkan kembali. Apakah pihak pengelola Masjidil Haram tidak memperhatikan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi dengan keberadaan alat-alat berat itu di sisi Haram yang padat dengan jamaah haji?. Para jamaah haji harus dijaga keamanan dan dipastikan kenyamanannya. Bukan setelah terjadi insiden baru menyalahkan badai dan faktor alam dan takdir sebagai penyebab kematian dan terlukanya para jamaah haji.” tambahnya.
Ulama marja taklid Syiah tersebut dalam lanjutan pernyataannya mengatakan, “Dikatakan penyebabnya adalah datangnya badai yang tidak pernah diduga. Harus dikatakan kepada mereka, bahwa sebelumnya mereka harus telah memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi sehingga dicegah dan bisa diantisipasi sedini mungkin. Termasuk menduga kemungkinan datangnya badai. Siapapun yang sedang melakukan proyek pembangunan, pasti telah memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, sehingga kemudian ditulis banyak peringatan, bahwa disekitar areal pembangunan, bahaya untuk didekati.”
“Terjadinya insiden ini menunjukkan, pemerintah Arab Saudi lalai dalam menjaga keamanan dan keselamatan para jamaah haji. Sebab pada dasarnya kemungkinan adanya korban jiwa dari insiden tersebut bisa dicegah.” tambahnya.
Ayatullah Makarim Shirazi menambahkan, “Kita semua melihat, bangunan disekitar Ka’bah, ratusan kali lipat tingginya dan besarnya. Semua bangunan itu dibangun oleh rezim Saudi tanpa sekalipun meminta izin dan persetujuan pada umat Islam, hal ini menunjukkan bahwa mereka merasa tanah Haram adalah milik mereka sepenuhnya, dan merasa berhak melakukan apa saja atas tanah suci milik umat Islam diseluruh dunia tersbeut.”
“Pembangunan apapun yang dilakukan di areal Haram, semestinya melewati musyawarah dan meminta pertimbangan dari para ulama Islam dari berbagai negara muslim lainnya. Dan harus dipastikan bahwa bangunan-bangunan tersebut memberi manfaat apa bagi seluruh umat Islam.” tegasnya.
Dibagian akhir penyampaiannya, Ayatullah Makarim Shirazi mengatakan, “Kepada ulama-ulama Islam diseluruh dunia, jangan membiarkan dan diam saja melihat fenomena ini. Mekah dan Madinah adalah dua kota suci umat Islam, hal-hal yang berkenaan dengan kemuliaan tanah suci ini harus dipikirkan bersama oleh umat Islam, sebab kedua kota suci tersebut adalah kebanggaan dan warisan umat Islam yang harus dijaga, bukan milik satu negara atau satu keluarga tertentu.”
source : abna