Kepala Komisi Keamanan Nasional dan Politik Luar Negeri, Parlemen Iran mengatakan, hukuman mati atas Ayatullah Syeikh Nimr, ulama terkemuka Arab Saudi, akan memicu fase baru krisis dan instabilitas di wilayah-wilayah permukiman warga Muslim Syiah negara itu.
Alaeddin Boroujerdi, Senin (26/10) menyoroti dijatuhkannya vonis mati atas Ayatullah Syeikh Nimr di Saudi dan menuturkan, “Saudi dari sisi manajemen opini publik, mengambil keputusan semacam ini dalam situasi seperti sekarang.”
Ia menegaskan, “Jika masalah hukuman mati atas Ayatullah Syeikh Nimr serius dan kehormatan ulama dilanggar karena vonis mati ini, maka fase baru krisis dan instabilitas di wilayah-wilayah permukiman warga Muslim Syiah Saudi akan tercipta, dan dapat dipastikan itu tidak akan menguntungkan Riyadh.”
Boroujerdi menuturkan, “Dengan memperhatikan jumlah korban jiwa yang banyak akibat serangan Saudi ke Yaman, juga kesalahan besar dan bersejarah Riyadh dalam mengambil keputusan, hasilnya sekarang sepenuhnya jelas bahwa perang akan berakhir dengan kekalahan Saudi.”
Pengadilan tinggi Saudi mengesahkan hukuman mati atas Syeikh Nimr Baqir Al Nimr, ulama Syiah terkemuka Saudi dan hukuman ini membutuhkan tandatangan Raja untuk dilaksanakan.
Syeikh Nimr ditangkap pada Juli 2012, menyusul demonstrasi luas yang terjadi di Qatif, Timur Saudi, yang merupakan wilayah permukiman warga Syiah negara itu, pada Februari 2011. (IRIB Indonesia/HS)
source : irib