Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Upaya Wanita Muslimah untuk Publikasi Hijab di Jepang

Sekelompok wanita muslimah di Jepang melakukan pelbagai agenda publikasi kewajiban hijab dan kesucian Islam, dengan tujuan melawan kesalahpahaman para ekstremis tentang budaya Islam di negara ini.
Upaya Wanita Muslimah untuk Publikasi Hijab di Jepang

 Sekelompok wanita muslimah di Jepang melakukan pelbagai agenda publikasi kewajiban hijab dan kesucian Islam, dengan tujuan melawan kesalahpahaman para ekstremis tentang budaya Islam di negara ini.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Asahi Shimbun, para ekstremis telah menciptakan kesalahpahaman tentang budaya Islam dan hijab muslimah termasuk salah satu hal yang sering disalahpahami. Karenanya, sekelompok muslim yang tinggal di Jepang berupaya melawan fanatisme tersebut dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa hijab para wanita muslimah semata-mata dikarenakan mereka hendak menjaga hijab mereka.

Kelompok muslimah di Jepang ini sedang berupaya memublikasikan hijab dan busana Islam, yang selaras dengan model-model terkini. Mereka mengharap pertukaran budaya antara masyarakat Jepang dan penganut Islam semakin bertambah.

Penyelenggaraan Acara Satu hari dengan Hijab

Akhir-akhir bulan Januari kemarin, sekitar 100 wanita Jepang di masjid Tokyo – salah satu masjid terbesar Jepang– ikut berpartisipasi dalam acara satu hari dengan hijab dan dengan antusias mencoba hijab Islam.

Salah seorang muslimah Maroko menjelaskan, dalam agama kami, menutupi anggota badan di hadapan non muhrim adalah perintah Allah, dengan demikian hijab dianggap sebuah ibadah bagi kami. Saat kita mengenakan hijab, kita merasakan percaya diri dan mendapat penghormatan.

Acara ini diselenggarakan oleh kelompok 4 orang remaja putri muslim yang tinggal di Jepang.

Salah satu dari mereka Arisa Sakamoto (23), yang bekerja di salah satu perusahaan di Tokyo. Ia yang mengenakan kerudung hitam bunga-bunga dalam acara ini mengatakan, sebelum memeluk Islam, ia senantiasa mengenakan pakaian yang tidak pantas untuk dikenakan.

Sakamoto memeluk Islam pada saat belajar di universitas dan belajar bahasa Melayu. Ia mengatakan bahwa pokok-pokok Islam memperkuat kesabaran dan menjaga opini positif pada masa-masa sukar telah membuatnya tertarik memeluk Islam.

Awalnya, kedua orang tua Sakamoto menentang hijabnya dan mereka khawatir dikarenakan hijab ia akan mendapatkan diskriminasi dan penganiayaan.

Namun ketika mereka melihat bahwa anaknya melaksanakan kewajiban agamanya dengan baik, sangat membantu kedua orang tuanya, menghormati mereka lebih dari sebelumnya, maka akhirnya hal itu dapat merubah pola pikir mereka dan ibunya membantu putrinya dalam memilih busana-busana Islam, yang memiliki keselarasan.

Peningkatan Minat Masyarakat Jepang dengan Corak Busana Islam

Tidak sedikit para non muslim Jepang baru-baru ini mulai meminati busana Islam. Sejatinya, non muslim adalah separuh partisipan dalam acara satu hari dengan hijab.

Ayano Oki, mahasiwa (22) di Mitaka mengatakan, dirinya mengenal acara ini lewat Facebook dan berpartisipasi bersama teman-temannya dalam acara tersebut.

"Aku pikir wanita muslimah terpaksa mengenakan hijab dan aku sangat heran ketika melihat bahwa ini adalah pilihan pribadi mereka. Acara ini adalah kesempatan terbaik bagiku untuk mengenal Islam, karena saya tidak memiliki teman muslim sama sekali,” ucapnya.

Publikasi Corak Busana Islam

Sementara itu, kelompok lain masyarakat Jepang sedang memublikasikan busana Islam sebagai sebuah corak busana model terkini.

Shinichi Orita, (37) yang sebelumnya adalah pengajar SMA sedang belajar di universitas Keio dan tahun lalu meluncurkan himpunan busana Islam Jepang.

Himpunan ini membantu perusahaan-perusahaan Jepang, yang dengan menggunakan kimono dan memakai sutra dan jenis-jenis klasik Jepang, untuk memproduksi pakaian-pakaian Islam dan memperkenalkan pakaian-pakaian tersebut kepada dunia Islam.

Orita yang mengajar di SMA komersial ini mengatakan, sangat miris saat para pengajar tidak memiliki informasi-informasi tentang pelajar muslim.

Ia pegi ke Indonesia untuk sebagian penelitiannya, sebuah tempat dimana 90% populasinya adalah muslim dan berfikir bahwa dengan memperhatikan globalisasi, Jepang harus memiliki program-program pendidikan untuk mengenal umat muslim.

Orita saat ini sedang mengembangkan produk-produk baru dengan menggabungkan jenis-jenis klasik Jepang dan pakaian-pakaian Islam.

Ia menambahkan, di masa mendatang Saka hendak memasukkan aktivitas-aktivitas ekonomi dalam kancah pendidikan, sehingga pengetahuan masyarakat Jepang terhadap muslim semakin bertambah.


source : iqna
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Hari Ketika Nabi Muhammad Saw Hilang
Amar Makruf dan Nahi Munkar bukan Kriminal…!
Muslim Fashion Festival Indonesia Digelar Pada 25-29 Mei 2016
Saudi Hancurkan 23 Peninggalan Bersejarah di Yaman
Doa Ahli-ahli Sihir Yang Beriman
Sayyidah Fathimah az Zahra; Biografi dan Kepribadiannya
Silaturrahim Memanjangkan Umur
Bertindak yang Benar Pada Orang-Orang Jahil
Majelis Duka Husaini pada Malam Pertama Muharram di Masyhad
Antisipasi Perusakan Lingkungan Hidup Akibat Perang

 
user comment