
Nama Imam Baqir as adalah Muhammad bin Ali
Zainal Abidin bin Husain as. Rasulullah saw
memberinya gelar dengan Al-Baqir (penyingkap
ilmu) karena pengetahuannya yang dalam.
Beliau lahir pada tahun 57 Hijriah di kota
Madinah al-Munawwarah. Usia beliau pada
peristiwa Karbala masih 4 tahun. Ibunya
adalah Fathimah binti Imam Hasan Al-Mujtaba.
Oleh karena itu, Imam Baqir diberi nama Ibnul
Khiratain (anaknya dua orang yang terbaik).
Imam meninggal dunia pada tahun 114 Hijriah.
Terdapat sebuah hadis terkenal Nabi saw
kepada Jabir Al-Anshari yang mengatakan:
“Wahai Jabir, engkau akan mengalami dan akan
bertemu dengan putraku Muhammad bin Ali bin
Husain as yang terkenal di kitab Taurat
dengan Al-Baqir, maka apabila engkau bertemu
dengannya sampaikanlah salamku padanya”.
Pada suatu hari khalifah Bani Umayyah, Hisyam
bin Abdul Malik mengundang Imam Baqir as ke
kota Syam. Imam Baqir as bersama Imam Ja’far
as memasuki majelis Hisyam dan melihat para
pembesar sedang berdiri dan memanah sasaran
yang ada di hadapan mereka. Hisyam berkata
kepada Imam: “Panahlah sasaran itu wahai
Muhammad bersama dengan pembesar kaummu!”
Imam Baqir as berkata: “Aku sudah tua untuk
memanah. Maafkanlah aku!” Hisyam berkata:
“Demi Allah, engkau tidak akan aku maafkan.”
Hisyam hendak mengusir dan mempermalukan Imam
jika Imam memanah dan tidak mengenai sasaran
itu. Kemudian Hisyam berkata kepada salah
seorang pembesarnya: “Berikanlah busurmu
padanya!” Kemudian Imam mengambil busur dan
memasang anak panahnya dan memanah sasaran
itu. Anak panah itu mengenai pusat sasaran.
Kemudian Imam mengambil anak panah lagi dan
memanah sasaran. Anak panah itu pun menancap
pada anak panah pertama dan seterusnya sampai
tujuh kali selalu menancap pada anak panah
sebelumnya. Hisyam pun tidak percaya akan
ketepatan memanah yang luar biasa ini,
kemudian dia berkata: “Apakah Ja’far bisa
memanah sepertimu? Imam Baqir as berkata:
“Kami mewarisi kesempurnaan dan semua yang
Allah berikan kepada Nabi-Nya yang mana
selain kami tak mendapatkannya.” Maka Hisyam
pun marah sehingga matanya memerah. Kemudian
karena hasud dia menyuruh pekerja kota Madyan
untuk meracuni Imam. Beberapa hari setelah
sampai di kota madinah, Imam meninggal dunia
dalam keadaan teracuni, terzalimi dan sabar.
Maka laknat Allah untuk orang-orang zalim dan
tiada kekuatan selain Allah yang Mahatinggi
dan Mahaagung.
source : alhassanain