Mufti Ahlus Sunnah negara bagian Penang Malaysia mengatakan, “Meski terdapat perbedaan antara Islam Sunni dengan Islam Syiah, namun Syiah juga sebagaimana Ahlu Sunnah, sama-sama pengikut agama Islam.
Dr. Wan Salim Wan Mohd Noor dengan menukil hadits dari Nabi Muhammad Saw lebih lanjut mengatakan, “Sewaktu umat Islam sama-sama menghadap ke Ka’bah saat shalat, maka harus berlaku persaudaraan Islam.”
Berbeda dengan sejumlah ulama Malaysia yang terpengaruh pemahaman Wahabi dan Salafi dengan menyebut Syiah bukan bagian dari kaum muslimin, ulama Penang ini dalam wawancaranya dengan media setempat mengatakan, “Kita tidak punya hak untuk mengkafirkan umat Syiah. Mereka bersyahadat dan prinsip-prinsip keyakinan mereka, tidak bertentangan dengan prinsip syahadat yang mereka juga ucapkan."
Dr. Wan Salim lebih lanjut mengatakan, “Perilaku saling mengkafirkan dan saling mempertentangkan perbedaan tidak akan memberi manfaat bagi kaum Muslimin bahkan lebih banyak memberi keuntungan pada pihak musuh yang memang menghendaki umat ini lemah dan berpecah belah.”
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Malaysia yang mendukung invasi Arab Saudi ke Yaman berdampak pada kebijakan-kebijakan anti Syiah dinegara tersebut. Termasuk keluarnya fatwa yang menyebutkan Syiah sebagai ajaran sesat dan bukan bagian dari Islam. Ditetapkan pula pelarangan ajaran Syiah berkembang di Malaysia. Melalui fatwa itu, kepolisian agama Malaysia kerap kali membubarkan majelis-majelis Syiah dan menangkapi para aktivisnya.
source : abna24