Indonesian
Friday 19th of July 2024
0
نفر 0

Antara Keimanan dan Ketenangan Hati

Antara Keimanan dan Ketenangan Hati



Jiwa manusia adalah satu fenomena yang unik dan misterius. Salah satu yang paling menarik adalah masalah hati. Pernahkah kita bertanya mengapa orang-orang mukmin itu memiliki hati yang teguh dan tenang? Padahal mereka ditimpa oleh berbagai ujian dan cobaan yang amat berat. Terkadang mereka diteror, diganggu bahkan diusir dari tempatnya namun kaki mereka tetap teguh dan hati mereka tetap tenang.


Sungguh fenomena ini bukanlah fenomena biasa. Allah SWT berfirman,
ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِين
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman.” (QS.at:Taubah:26)
Ketenangan hati adalah hilangnya segala bentuk keraguan dan ketakutan dari diri manusia. Sebesar apapun kesulitan yang ia hadapi tidak akan dapat menggeser kakinya dari jalan kebenaran.


Nah, darimana ketenangan ini muncul?
Ketenangan hati sangat erat hubungannya dengan iman. Ketenangan adalah bayi yang dilahirkan oleh iman, yakni ketika seorang mengingat kekuasaan Allah yang tak terbatas kemudian melihat kasih sayang dan keluasan Rahmat-Nya maka hatinya akan dipenuhi dengan harapan dan optimisme. Bagaimana ia akan takut sementara ia bersandar kepada Allah SWT ? Bagaimana hatinya tidak tenang sementara segala urusannya diserahkan kepada pemilik alam semesta?
Dan yang tak kalah menarik dalam ayat ini adalah, Allah tidak mengatakan
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan {kepada kalian}”
Namun Allah menyebutkan,
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan {kepada orang-orang yang beriman}.”
Padahal pada ayat-ayat sebelumnya selalu menggunakan kata “kalian”. Hal ini mengisyaratkan bahwa ketenangan hati tidak didapatkan oleh semua muslimin. Hanya orang-orang mukmin lah yang mendapatkan anugerah besar ini. Sementara orang munafik tidak merasakan ketenangan dalam dirinya.


Karena itu, ketika harus menghadapi kondisi sulit mereka merasa ketakutan dan mudah untuk meninggalkan jalan kebenaran.
Semoga Allah menganugerahkan ketenangan hati pada diri kita sehingga kaki kita akan tetap bertahan apapun kesulitan yang harus kita hadapi .

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Filosofi Peringatan Acara Hari Ketiga, Ketujuh, Keempat Puluh dan Haul Kematian
Peristiwa-peristiwa alam saat dan sesudah Imam Husein (as) terbunuh
Sikapi Pembantaian Syiah di Nigeria, Aliansi Anti Perang Serukan Unjuk Rasa
Nasihat Rahbar Untuk Suami Istri, Saling Membantu
Mengapa pada surah al-Baqarah disebutkan, “Dzalika al-kitab” dan tidak disebutkan ...
Ali bin Husein Terlahir ke Dunia
Studi dan Telaah Kritis atas Ajaran Budha
Mengapa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab dan mengapa tidak dengan bahasa lain?
Anak-anak Adam dengan siapa mereka menikah?
Bersama Kafilah Ramadhan (2)

 
user comment