Tanah Papua menyimpan banyak sumber daya. Tak hanya keindahan alam, di dalam tanah Papua juga tersimpan mineral yang berlimpah. Maka tak heran jika saat ini di tanah tersebut berdiri salah satu tambang terbesar di dunia.
Adanya tambang di Papua tersebut mempunyai kisah tersendiri. Tujuh puluh sembilan tahun yang lalu tepatnya 5 Desember 1936, tim ekspedisi Pemerintah Hindia Belanda yang dilakukan oleh Jean Jacques Dozy menemukan cadangan mineral yang disebut Ertsberg atau Gunung Bijih. Hal inilah yang menjadi titik awal keberadaan Freeport di Indonesia.
Ekspedisi yang dilakukan oleh Jean Jacques Body kemudian diabadikannya dalam sebuah laporan. Tulisan tersebut kemudian dibaca oleh Forbes Wilson yang memiliki posisi sebagai Direktur Freeport Sulphur, sebuah perusahaan tambang yang tengah berada di jurang kebangkrutan.
Forbes Wilson sangat tertarik dengan temuan yang dilakukan oleh Dozy. Dari sana Wilson mengendus kekayaan bumi Papua, ia pun yakin bahwa gunung bijih tersebut bisa menjadi cara ampuh membawa perusahaannya keluar dari kebangkrutan.
Wilson dan rombongannya akhirnya melakukan kunjungan ke papua pada Februari 1960 sesuai apa yang ditulis Dozy. Rombongan ekspedisi ini dibantu oleh suku setempat untuk menjelajahi wilayah pegunungan itu.
Saat mencapai Erstberg, dia terperanjat dengan hamparan bijih tembaga di atas permukaan tanah. Sebuah batuan hitam kokoh dengan kandungan tembaga menjulang 180 meter di atas permukaan tanah di ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut.
Ternyata, wilayah tersebut tak hanya menyimpan mineral tembaga. Daerah di ujung barat Indonesia tersebut justru banyak menyimpan logam mulia emas.
Mendapat kontrak dengan Pemerintah Indonesia