Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, Emir Kuwait dalam percakapan telepon dengan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Emir Qatar pada Senin (5/6/2017) malam menyerukan reduksi ketegangan dalam hubungan anggota-anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC).
Sheikh Sabah al-Ahmad juga telah menerima pesan dari Salman bin Abdul Aziz, Raja Arab Saudi dalam pertemuannya dengan Pangeran Khalid al-Faisal, utusan Raja Salman di Kuwait.
Sebelumnya, Arab Saudi menolak segala bentuk mediasi antara Riyadh dan Doha. Pada Senin pagi, Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Negara-negara itu menyatakan bahwa mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar disebabkan dukungan Doha kepada kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran.
Oman dan Kuwait adalah dua negara yang hingga sekarang belum mengumumkan dukungannya kepada langkah Arab Saudi itu dan masih menjaga hubungan diplomatik mereka dengan Qatar.
Arab Saudi pada Senin malam berusaha membujuk Kuwait untuk turut serta menekan Qatar. Pangeran Khalid al-Faisal bin Abdul Aziz, Penasihat Raja Arab Saudi dan juga Gubernur Mekah melakukan kunjungan mendadak dan tidak dijadwalkan sebelumnya ke Kuwait.
Dilaporkan pula bahwa salah satu pejabat tinggi Uni Emirat Arab beberapa hari lalu telah diutus ke Oman untuk membujuk para pejabat negara ini agar menyertai kebijakannya, namun pemerintah Muscat mengumumkan bahwa pihaknya hanya siap sebagai penengah dan tidak ingin bertikai dengan negara tertentu.
Pasca kunjungan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat ke Arab Saudi dan penandatanganan kontrak senjata antara Washington dan Riyadh senilai 110 miliar dolar serta pidato Trump dalam Konferensi Tingkat Tinggi Arab-Amerika, perselisihan antara Qatar dan sejumlah negara Arab semakin jelas.