Allah swt berfirman:
أَلمالُ وَ البَنُونُ زينَةُ الحَياةِ الدُّنيا وَ الباقِياتُ الصّالِحاتُ خَيرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَواباً وَ خَيرٌ أمَلاً
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih
baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.” (QS. Al-Kahf [18] : 46)
Harta benda dan kekayaan adalah semacam amanah yang
diberikan kepada manusia, yang dengannya kesedihan dan
kesusahan dapat digantikan dengan kegembiraan dan
kesenangan. Dengannya juga kehidupan menjadi lebih baik
dan penuh harapan.
Dengannya pertikaian dapat dihindarkan, kesalah pahaman
dan prasangka buruk dapat dirubah menjadi keserasian dan
keselarasan. Dengannya pertikaian rumah tangga dapat
diselesaikan, yang telanjang dapat diberi pakaian, yang
lapar dapat dikenyangkan, yang sakit dapat disembuhkan,
yang susah dapat dibantu dan seterusnya. Amanah itu dapat
memberikan kenyamanan, ketentraman dan keamanan dalam
hidup manusia.
Dengannya industri dan ilmu pengetahuan suatu negara bisa
maju, taraf kehidupan masyarakat pun bisa ditingkatkan.
Dengannya kota, desa dan bahkan gurun-gurun gersang
menjadi indah dan makmur. Manusia dengan menggunakannya
dapat mencapai negeri-negeri yang amat jauh, bahkan
mencapai angkasa.
Dengannya juga kebahagiaan dunia dan akhirat dapat
digapai, kehormatan diri sendiri dan juga sesama dapat
dijaga, pahala tak terhingga akhirat juga dapat diraih.
Bahkan usaha untuk mendapatkan harta benda dan uang halal
dianggap sebagai berjihad di jalan Allah. Dengan
menggapainya, harga diri, agama dan ajarannya dapat
terjaga.
Dengannya kita bisa meraih ridha Allah dan nabi-Nya,
menziarahi Ahlul Bait as dan para wali. Begitu juga
menziarahi Baitullah. Dengannya kita juga bisa
menyebarkan ajaran Al-Qur’an dan Ahlul Bait as.
Jika harta benda digunakan sebagai perantara untuk
menggapai kesempurnaan insani, kita bisa menggapai
keridhaan Tuhan dan kecintaan kita dengan mudah. Namun
jika harta benda kita cari karena dan demi harta benda
itu sendiri, kita akan berujung pada kehancuran,
pertikaian, kezaliman dan saling berbangga-banggan.
Ketidak bijakan manusia dalam menyikapi harta dan
kekayaan yang menciptakan permusuhan antar manusia.
Segala keburukan bermunculan karenanya.
Harta benda jika digunakan dengan benar, jika kita tahu
kapan dan bagaimana menggunakannya, maka dapat menjadi
perantara bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat. Namun jika tidak, kehancuran yang bakal
datang menimpa kita baik di dunia maupun di alam akhirat
nanti.
Empat puluh hadis dari Rasulullah saw dan para maksumin
ini dipersembahkan kepada para pembaca untuk memahami
lebih mendalam tentang bagaimana pandangan agama Islam
terhadap harta benda dan kekayaan dalam hidup manusia.
Semoga kita bisa memahami bagaimana cara mendapatkan dan
menggunakan amanat Ilahi ini dengan benar. Insya Allah.
1
Harta dan Kekayaan
Rasulullah saw bersabda:
إنَّ الدّينارَ وَالدِّرهَمَ أهْلَكا مَنْ كانَ قَبلَكُم وَ هُما مُهْلِكاكُم.
“Dinar dan Dirham[1] telah membinasakan orang-orang
sebelum kalian, begitu juga kalian nanti.”
Al-Kafi, jil. 2, hal. 316 hadis 6
2
Patung Sapi Emas
Rasulullah saw bersabda:
إنَّ لِكُلِّ اُمَّةٍ عِجْلٌ، وَعِجْلُ هذِهِ الأُمَّةِ الدّينارُ وَالدِّرْهَمُ.
“Setiap umat mempunyai ‘Patung Sapi Emas’[2]. Patung Sapi
Emas umat ini adalah Dinar dan Dirham.”
Mahajjatul Baidha’, jil. 7, hal. 328
3
Akibat Cinta Dunia
Imam Ali as berkata:
حُبُّ المالِ يُفْسِدُ الَمالَ، و يُوَسِّعُ الآمالَ.
“Cinta pada harta benda justru akan melenyapkan harta
benda dan memperpanjang angan-angan.”
Mizanul Hikmah, jil. 4, hal. 2983, hadis 19329
4
Antara Cinta Tuhan dan Harta Benda
Imam Ali as berkata:
إذا أحَبَّ اللّهُ سُبْحانَهُ عَبْداً بَغَّضَ إلَيْهِ المالَ وَقَصَّرَ مِنْهُ الآمالَ، إذا أرادَ اللّهُ بِعَبْدٍ شَرّاً حَبَّبَ إلَيْهِ المالَ وَبَسَطَ مِنْهُ الآمالَ.
“Saat Tuhan mencintai hamba-Nya, Ia menampakkan padanya
betapa kotor dan buruk harta dunia lalu merendahkan
angan-angannya. Namun jika Tuhan menginginkan keburukan
untuknya, Ia tumbuhkan rasa cinta dunia di hatinya dan
meninggikan angan-angannya.”
Ghurarul Hikam, jil. 3, hal. 166, hadis 4110
5
Bahaya Terlalu Banyak Harta
Imam Ali as berkata:
كَثْرَةُ المالِ تُفْسِدُ القُلُوبَ وَ تُنْشِئُ الذُّنُوبَ.
“Banyak harta menodai hati dan mewujudkan dosa.”
Mizanul Hikmah, jil. 4, hal. 2985
6
Harta Benda Amanat Ilahi
Imam Shadiq as berkata:
المالُ مالُ اللّه ِ عَزَّ وَجَلَّ جَعَلَهُ وَدايِعَ عِنْدَ خَلْقِهِ وَ أَمَرَهُمْ أَن يَأكُلُوا مِنْهُ قَصْداً وَ يَشْرَبُوا مِنْهُ قَصْداً، وَيَلبِسُوا مِنْهُ قَصْداً، وَيَنكَحُوا مِنْهُ قَصْداً،
وَيَرْكَبُوا مِنْهُ قَصْداً وَ يَعُودُوا بِما سِوى ذلِكَ عَلى فُقَراءِ المُؤمِنينَ، فَمَنْ تَعَدّى ذلِكَ كانَ ما أَكَلَهُ حَراماً وَما شَرِبَ مِنْـهُ حَراماً، وَ ما لَبِسَهُ مِنْهُ
حَـراماً، وَما نَكَحَهُ مِنْهُ حَراماً، وَ ما رَكِبَهُ مِنْهُ حَراماً.
“Harta benda dunia adalah amanah Allah swt atas makhluk-
Nya. Ia memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk makan darinya
secukupnya, minum darinya secukupnya, berpakaian darinya
secukupnya, menikah dengan menggunakannya secukupnya,
menaiki tunggangan sepantasnya, lalu selainnya diberikan
kepada fakir miskin yang beriman. Maka barang siapa
berlebihan dari batasnya, haram apa yang ia makan, yang
ia minum, yang dia kenakan, yang ia nikahi dan yang ia
tunggangi.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 16, hadis 74
7
Budak Setan
Imam Shadiq as berkata:
يَقُولُ إبْليسُ لَعَنَهُ اللّهُ، ما أعْيانى فِى ابنِ آدَمَ فَلَنْ يُعينى مِنهُ واحدَةٌ مِنْ ثَلاثٍ: أَخذُ مالٍ مِن غَيرِ حِلِّهِ، أوْ مَنْعِهِ مِن حَقِّهِ، أوْ وَضْعِهِ فى غَيْرِ
وَجْهِهِ.
“Iblis la’natullah berkata: Tentang keturunan Adam (umat
manusia), apapun yang membuatku lemah, tapi setiap satu
dari tiga hal ini tidak akan melemahkanku dalam
menyesatkan manusia: mencari uang dari jalan yang haram,
enggan membayar kewajiban harta dan mengeluarkan harta
bendanya di jalan yang tidak benar.”
Khisal Shaduq, hal. 132, hadis 141
8
Tugas Dalam Menjaga Harta
Imam Shadiq as berkata:
أَرْبَعٌ لايُستَجابُ لَهُمْ دُعاءٌ، رَجُلٌ جالِسٌ فى بَيتِهِ يَقُولُ: يا رَبِّ ارْزُقنى فَيَقُولُ لَهُ: ألَمْ آمُركَ بِالطَّلَبِ؟ وَ رَجُلٌ كانَتْ لَهُ إمرَأَةٌ قَد غالَبَها فَيَقُولُ: أَلَمْ
أَجعَلْ أَمرَها بِيَدِكَ؟ وَ رَجُلٌ كانَ لَهُ مالاً فَأفْسَدَهُ، فَيَقُولُ: يارَبِّ ارْزُقنى، فَيَقُولُ لَهُ: أَلَمْ آمُركَ بِالإقتِصادِ؟ أَلَمْ آمُركَ بِالإصلاحِ؟ ثُمَّ قَرَأَ: «وَ الَّذينَ
إذا أَنفَـقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَ كانَ بَينَ ذلِكَ قَواماً» [فرقان / 67] وَ رَجُلٌ كانَ لَهُ مـالٌ فَأدانَهُ بِغَيرِ بَيِّنَةٍ فَيَقـُولُ: أَلَمْ آمُركَ بِالشَّهادَةِ؟
“Doa empat kelompok manusia ini tidak akan dikabulkan:
1. Orang yang di rumahnya duduk dan berdoa: Ya Tuhan,
berilah aku rizki yang banyak. Padahal Tuhan berkata
kepadanya: Bukankah Aku memerintahkanmu untuk berusaha
dalam mencari rizki?
2. Orang yang dikuasai istrinya, padahal Tuhan berkata:
Bukankah ikhtiarnya telah kuberikan kepadamu?
3. Orang yang memiliki harta dan kekayaan namun telah ia
binasakan. Saat ia berdoa: Ya Tuhan beri rizki padaku.
Tuhan berkata: Bukankah telah kuperintahkan untuk tidak
berlebih-lebihan? Kemudian Allah menmbaca ayat suci-Nya:
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan [harta],
mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak [pula] kikir,
dan adalah [pembelanjaan itu] di tengah-tengah antara
yang demikian.” (QS. Al-Furqan [25] : 67).
4. Orang yang menghutangkan uangnya namun tidak meminta
jaminan. Lalu Tuhan berkata: Tidakkah Kuperintahkan
engkau untuk meminta kesaksian?”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 12, hadis 53
9
Mencari Nafkah Halal Adalah Ibadah Terbaik
Rasululah saw bersabda:
ألْعِبادَةُ سَبْعُونَ جُزْءاً وَ أفضَلُها جُزْءاً طَلَبُ الْحَلالِ.
“Ibadah memiliki tujuh puluh bagian dan bagian yang
terbaik adalah mencari nafkah dan rizki halal.”
Tsawabul A’mal wa ‘Iqabuha, hal. 385, hadis 1
10
Tugas Mencari Nafkah
Rasulullah saw bersabda:
طَلَبُ الْحَلالِ فَريضَةٌ عَلى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ.
“Mencari rizki halal adalah tugas setiap mukmin baik
lelaki maupun perempuan.”
Jami’ul Akhbar, hal. 389, hadis 1079