"Umat Islam diseluruh dunia tanpa ragu akan menghadapi konspirasi ini. Darah rakyat Palestina yang syahid akan kebiadaban dan kejahatan Zionis akan meruntuhkan arogansi Amerika Serikat, rezim Zionis dan kekuasaan-kekuasaan pendukungnya di kawasan."
Menurut Kantor Berita ABNA, dipindahkannya secara resmi kedutaan Amerika Serikat ke Baitul Maqdis yang menjadi kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan jati diri sebenarnya Amerika Serikat yang jahat dan repressif. Hal tersebut disampaikan oleh DR. Zahra Mustafavi, putri Imam Khomeini.
Ia lebih lanjut mengatakan, "Hari dipindahkannya kedutaan Amerika Serikat ke Baitul Maqdis adalah hari Nakbah yang lain di hari peringatan Yaumul Nakbah, hari dimulainya keterjajahan Palestina, dengan terbentuknya rezim Zionis di tanah Palestina."
Berbicara di pertemuan bulanan pengurus Persatuan Internasional Organisasi Non-Pemerintah Pembela Rakyat Palestina yang bertepatan dengan peringatan ke 70 tahun terjajahnya rakyat Palestina, DR. Zahra Mustafavi mengutuk kejahatan terbaru rezim Zionis yang menelan korban sekitar 69 rakyat Palestina yang meninggal dunia dan lebih dari 3000 lainnya luka-luka dalam sebuah aksi unjuk rasa mengenang Yaumul Nakbah, hari awal keterjajahan rakyat Palestina yang dihadiri jutaan rakyat Palestina.
"Resolusi PBB nomor 194 dimana poinnya adalah mengabulkan kembalinya rakyat Palestina yang terusir untuk kembai ke tanah airnya, menunjukkan hak untuk kembali dan hak asasi rakyat Palestina, namun itu diinjak-injak oleh arogansi Trump, terutama oleh kejahatan Zionis yang menelan korban jiwa massal dari kalangan perempuan dan anak-anak dihari peringatan Yaumul Nakbah yang tidak ada satupun aturan internasional dan prinsip kemanusiaan yang membenarkan tindakan brutal tersebut." Tambahnya.
Sekjen Persatuan Internasional Organisasi Non-Pemerintah Pembela Rakyat Palestina lebih lanjut menambahkan, "Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam yang dimuliakan dan dihormati semua agama-agama Ilahi di dunia, dan semua penganut agama samawi memuliakan tanah yang suci ini. Pemindahan ibukota Israel ke Baitul Maqdis oleh Donald Trump adalah pengkhianatan dan pelanggaran Amerika Serikat terhadap resolusi PBB yang menjamin rakyat Palestina untuk bisa kembali ke tanah airnya. Arogansi Amerika Serikat ini, menunjukkan secara terang-terangan ke wajah internasional akan jati diri Amerika Serikat yang jahat."
"Kebungkaman Arab Saudi atas pindahnya ibukota Israel ini, adalah pengkhianatan terang-terangan terhadap umat Islam khususnya pada rakyat Palestina yang terzalimi." Tegas putri Imam Khomeini tersebut.
DR. Zahra Mustafavi menambahkan, "Hari dibukanya kedutaan Amerika Serikat untuk Israel di Baitul Maqdis adalah hari Nakbah lain di tahun peringatan ke 70 tahun Yaumul Nakbah. Umat Islam di seluruh dunia, tidak akan mengizinkan niat jahat dan kotor Zionis dan Amerika Serikat di kota suci tersebut untuk terwujud."
"Umat Islam diseluruh dunia tanpa ragu akan menghadapi konspirasi ini. Darah rakyat Palestina yang syahid akan kebiadaban dan kejahatan Zionis akan meruntuhkan arogansi Amerika Serikat, rezim Zionis dan kekuasaan-kekuasaan pendukungnya di kawasan." Tegasnya.