Kali ini kita akan mengupas pelajaran dari doa Nabi Musa as ketika diperintahkan untuk berdakwah kepada Fir’aun, penguasa yang kejam di kala itu. Sebelum memulai tugas besarnya ini, Nabi Musa berdoa kepada Allah swt,
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي – وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي – وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي – يَفْقَهُوا قَوْلِي
Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (QS.Thaha:25-28)
Pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah :
1. Doa-doa para nabi didalam Al-Qur’an selalu dimulai dengan Rabbi. “Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhan-ku..”
2. Kelapangan dada adalah syarat utama untuk berhasil dalam setiap pekerjaan. “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku.”
3. Agar kita tidak takut dan lari dari tanggung jawab, maka kita harus memohon kepada Allah agar diberi kemampuan untuk menyelesaikan semua tugas tersebut. “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku.”
4. Berdoa sebelum melakukan sesuatu adalah tanda dari tawakal. Karena kita yakin dengan doa itu dapat menepis keburukan dan rintangan. Dengan berdoa kita mengakui bahwa kita sangat membutuhkan pertolongan Allah swt dan tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri. “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku.”
5. Usaha untuk membimbing manusia sangat membutuhkan kesabaran yang besar, begitu pula ketika menghadapi thogut (pemimpin yang dzalim). “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku.”
6. Menyampaikan risalah Allah tidak bisa dengan cara yang keras dan kasar. Perbuatan yang besar harus selalu disertai dengan jiwa yang besar dan lapang dada. “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku.”
7. Dengan lapang dada, semua masalah akan menjadi mudah dan lancar. “Ya Tuhan-ku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku.”
8. Simpelnya perkataan dan ringkasnya penjelasan adalah salah satu kelebihan yang dapat menyempurnakan usaha kita. “Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku.”
9. Dalam memberikan petunjuk bagi manusia dibutuhkan lisan yang cakap dan ahli dalam menyampaikan. Begitu pula untuk menjatuhkan mental musuh dan melemahkan hati mereka dibutuhkan orang-orang yang tegas dan pandai dalam berbicara. “dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
Semoga ayat ini dapat menjadi dzikir kita setiap hari dalam menghadapi segala pekerjaan dan masalah kehidupan.