Qari dan qariah, dan hafiz dan hafizah terbaik dan peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-36 bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Huseniyah Imam Khomeini ra, Senin, 15 April 2019.
Dalam pertemuan ini, Ayatullah Khamenei mengatakan, sejumlah pemimpin negara-negara Muslim tidak mengamalkan perintah al-Quran, bahkan menjadi pelayan dan mengikuti Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.
Rahbar menegaskan, mengamalkan al-Quran adalah dasar untuk martabat dan kemuliaan, kesejahteraan dan kemakmuran, kemajuan, kekuatan, solidaritas, gaya hidup yang benar dan indah di dunia, dan penjamin kebahagiaan di akhirat.
"Sayangnya, sejumlah pemimpin negara-negara Muslim tidak mengamalkan al-Quran. Mereka alih-alih أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ ( keras terhadap orang-orang kafir), tetapi justru menjadi pelayan dan mengiuti Amerika Serikat dan Zionis. Alih-alih رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ (berkasih sayang terhadap sesama mereka), tetapi justru mendasari konflik dan perang seperti perang di Suriah, Yaman dan pembunuhan terhadap umat Islam," kata Ayatullah Khamenei.
Menurutnya, banyak persoalan yang dihadapi umat Islam dan umat manusia dikarenakan tidak mengamalkan ajaran-ajaran al-Quran.
"Berkat karunia Allah Swt, hari ini, sambutan masyarakat khususnya para pemuda terhadap ajaran-ajaran al-Quran dan pengamalannya kian hari meningkat di Republik Islam Iran," tuturnya.
Berpedoman pada al-Quran, lanjut Ayatullah Khamenei, akan membawa kepada kebahagian, kekuatan, martabat dan kemuliaan bagi pemerintahan Islam.
Rahbar mengatakan bahwa keharusan dari pengamalan al-Quran adalah mengingat Allah Swt dan takwa.
Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyinggung kedudukan tinggi syuhada disebabakan ketakwaan mereka, di mana para syuhada adalah manusia-manusia yang berada di level ketakwaan yang tinggi.
"Para Syuhada kami telah memberikan banyak pelajaran kepada rakyat Republik Islam Iran. Contoh jelasnya adalah fenomena gerakan besar masyarakat untuk membantu penduduk di berbagai daerah yang dilanda bajir," jelasnya.
Ayatullah Khamenei juga menyingung permusuhan musuh seperti AS terhadap Republik Islam Iran dan peningkatan tindakan permusuhan mereka.
Rahbar menuturkan, meskipun langkah permusuhan tampaknya meningkat dari sebelumnya, namun langah dan konspirasi ini adalah nafas terahir permusuhan musuh terhadap Republik Islam Iran.
"Meskipun musuh meningkatkan tindakan permusuhan mereka terhadap rakyat Republik Islam Iran dan marah atas komitmen bangsa negara ini terhadap ajaran-ajaran al-Quran, namun sebaliknya, bangsa Iran akan lebih kuat dan meningkatkan kepatuhan mereka kepada al-Quran," pungkasnya.
MTQ Internasional ke-36 di Republik Islam Iran telah diselenggarakan di Mushalla Besar Imam Khomeini ra, Tehran sejak Rabu, 10 April 2019.
Ratusan Qari dan Qariah, Hafiz dan Hafizah dari 83 negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Malaysia berpartisipasi dalam musabaqah yang terbagi dalam kategori dewasa, perempuan, siswa dan tunanetra.
Qari Ustad Salman Amrillah dari Indonesia meraih juara pertama kategori Qari Dewasa Pria MTQ Internasional ke-36 di Republik Islam Iran.
Dalam babak final, Qari Salman Amrillah bersaing dengan Qari Wan Ainuddin Hilmi Abdullah dari Malaysia dan qari-qari dari Iran, Irak dan Mesir.
Qari Ustad Sidiq Mulyana dari Indonesia berhasil meraih juara ketiga dalam kategori Qiraah dan Fahmil Quran antar pelajar pondok pesantren yang diselenggarakan di kota Qom.
Muhammad Rifqi Hawari dari Indonesia masuk final dalam kategori Tilawah untuk Siswa bersaing dengan qari-qari dari Iran, Afghanistan, Thailand dan Irak. Dia meraih juara ketiga dalam musabaqah ini.
Muhammad Khairul Razak dari Indonesia juga masuk final dalam kategori Hafalan al-Quran untuk Siswa. Dia bersaing dengan hafiz-hafiz dari Suriah, Kenya, Iran dan Chad. Ummu Habibah Rochim dari Indonesia masuk ke babak final untuk kategori Hafalan al-Quran untuk dewasa wanita.