বাঙ্গালী
Tuesday 26th of November 2024
0
نفر 0

20 Pesan Penting Ayatullah Sistani kepada Mujahidin Islam

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah al-Udzhma Ali Sistani dalam pesannya kepada mujahidin Irak berkaitan dengan wajibnya menjaga kehormatan dan kedaulatan Negara baik dengan lisan maupun dengan tangan dari upaya makar pihak musuh, harus meneladani akhlak dan adab Imam Ali As dalam hal ini.
20 Pesan Penting Ayatullah Sistani kepada Mujahidin Islam

Menurut Kantor Berita ABNA, Hadhrat Ayatullah al-Udzhma Ali Sistani dalam pesannya kepada mujahidin Irak berkaitan dengan wajibnya menjaga kehormatan dan kedaulatan Negara baik dengan lisan maupun dengan tangan dari upaya makar pihak musuh, harus meneladani akhlak dan adab Imam Ali As dalam hal ini.

Ulama marja taklid muslim Syiah tersebut menegaskan umat Islam harus menggantungkan pada amalan shalat, bacaan al-Qur’an dan zikirnya dalam mengharap datangnya pertolongan Allah SWt.

Berikut dua puluh pesan penting Ayatullah Sistani kepada rakyat Iran khususnya militer dan kaum Mujahidin sukarelawan dalam menjaga kedaulatan Negara dari upaya ronrongan pihak musuh:

بسم الله الرحمن الرحیم الحمد لله رب العالمین والصلاة والسلام على خیر خلقه محمد وآله الطیبین الطاهرین.

Mujahidin yang mulia yang mendapat taufik dari Allah Swt sehingga dapat bergabung dengan laskar Mujahidin di medan jihad, patut kalian ketahui:

    Allah Swt ketika menyerukan dan memerintahkan untuk berjihad, maka hal tersebut menunjukkan bahwa jihad merupakan karakteristik agama dan derajat mujahidin lebih mulia dibanding yang bukan mujahidin. Karena perintah agama, maka jihadpun tidak terkecuali untuk juga memiliki batasan dan aturan-aturan yang mengikatnya. Barangsiapa yang menjaga batasan-batasan tersebut dan menaati adab-adab yang telah ditentukan dalam jihad maka ia akan mendapatkan fadhilah dan keberkahan dari amalan jihadnya. Dan bagi mereka yang tidak mengindahkan adab-adab dan aturan dalam jihad, maka ia sedang merusak pahala dari amalan jihadnya.
    Jihad memiliki adab dan batasan-batasan yang harus ditaati. Saking pentingnya mengenai adab-adab jihad, Rasulullah Saw senantiasa mengingatkan pasukan jihadnya mengenai hal tersebut sebelum memberangkatkan mereka ke medan jihad. Diriwayatkan dari Imam Shadiq As, bahwa Rasulullah Saw meminta kepada laskar jihadnya untuk tidak berlebih-lebihan, berlaku khianat, membunuh orang-orang lanjut usia, anak-anak dan kaum perempuan hatta sekedar untuk memotong ranting pohon dan merusaknya kecuali dalam kondisi darurat dan memang diperlukan dalam perang.
    Dalam jihad melawan musuh Islam juga memiliki akhlak dan adab khusus. Dimana dalam hal ini, sepenuhnya dapat dilihat dari tindakan dan kebijakan Imam Ali As ketika menghadapi sejumlah perang dimasa pemerintahannya. Yang anjuran dan nasehat-nasehat belliau mengenai adab dalam jihad dapat dilihat dari pidato-pidatonya.
    Tidak diperkenankan untuk membunuh mereka yang tidak berdosa. Karena tidak ada dosa yang lebih besar dari dosa membunuh orang yang tidak bersalah. Dalam Al-Qur’an ditegaskan secara keras larangan membunuh orang-orang yang tidak bersalah, dan juga disampaikan Imam Ali As, sebagaimana yang termaktub dalam surat yang ditulisnya kepada Malil Asytar, “Jika seseorang kau lihat dalam keraguan, maka berilah peringatan terlebih dahulu, jangan engkau memeranginya dan mencelakakannya sebelum permusuhannya telah pasti bagimu sehingga dengan itu kau diakhirat nanti mampu memberikan jawaban atas perbuatanmu tersebut dan tidak menjerumuskan pihak yang tidak bersalah pada sesuatu yang mencelakakan.”
    Warga sipil yang tidak memerangimu dan tidak juga membantu pihak musuh, maka kewajiban kalian untuk menjaga kehormatan dan keselamatannya khususnya musthadafien, orang-orang lanjut usia, anak-anak dan perempuan, sekalipun keluarga merekalah yang memerangimu. Imam Ali As memberikan contoh dalam hal ini, yaitu tidak menyerang pemukiman dan rumah-rumah yang didalamnya ada perempuan-perempuan, meskipun suami merekalah yang sementara berperang dengan Imam Ali As, sebagaimana yang terjadi dalam perang Imam Ali As melawan kaum Khawarij.
    Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat maka dia adalah muslim, yang dengan itu harta, kehormatan dan darahnya haram untuk kau tumpahkan, meskipun itu mereka dalam keadaan terjebak dalam dosa dan amalan bid’ah. Selama dosa-dosanya itu bukanlah penyebab kekufuran dan amalan bid’ahnya bukan hal yang merusak agama Islam dan jika sampai harus menimpakan hukuman harus tetap berlandas pada keadilan dan tidak menimbulkan kerusakan.
    Berkaitan dengan kelompok non muslim ataupun penganut mazhab yang berbeda, selama tidak memusuhi kalian, maka wajib bagi kalian untuk memberi perlindungan dan menjamin keamanannya. Dan khianat adalah perbuatan yang bertentangan dengan fitrah dan agama Ilahi.
    Janganlah kalian mengambil atau merampas harta milik masyarakat. Barangsiapa yang melakukannya, sama halnya dia sedang mengambil bagiannya dalam neraka.
    Jika kalian ragu untuk menghukumi sesuatu maka jangan kalian lakukan. Karena jatuhnya vonis dan hukuman tidak bisa berdasar dari keraguan, dan jika kalian melakukannya, maka itu adalah bentuk kezaliman.
    Dengan pihak atau kelompok lain yang tidak memerangimu, maka kalian harus menjaga hak-hak mereka.
    Hindarilah perkara-perkara syubhat. Barangsiapa yang menghindarkan seseorang dari perkara syubhat maka sama halnya ia menjaga keselamatan dan kehidupan orang tersebut, namun barang siapa yang justru membuat seseorang terjebak pada perkara syubhat maka sama halnya ia sedang melakukan pembunuhan pada orang tersebut.
    Jangan pernah menyangka bahwa kezaliman dan keburukan tidak bisa diatasi melalui penegakan keadilan, sehingga membuat kalian juga terpancing untuk melakukan kezaliman serupa. Perhatikanlah sejarah dan sunnah-sunnah yang berlaku pada orang-orang terdahulu, bahwa kezaliman tidak akan membawa perbaikan justru akan membawa pada bencana yang tak terperikan.
    Pengendalian diri dan lebih dahulu menyampaikan hujjah akan jauh lebih memberikan hasil yang baik dan dapat mencegah peperangan. Sunnah Ahlul Bait As adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan titik damai dibanding dengan segera memutuskan perang dan pertumpahan darah.
    Jadilah penasehat bagi masyarakat sehingga mereka mempercayai kalian dan menjadi pendukung kalian dalam menghadapi musuh. Pihak yang lemah atau kaum musthadafien dari pihak musuhmu tetaplah perlakukan dengan baik sebagaimana mereka kalian anggap sebagai bagian dari saudara dan keluargamu. Perlakukan mereka dengan baik, sebagaimana keluarga mereka telah memperlakukan mereka dengan baik. Allah Swt akan membalas kebaikan-kebaikan kalian dan tidak pernah lengah dari niat baik kalian.
     Janganlah lalai dan lupakan mendirikan shalat. Tidak ada amalan yang lebih baik di sisi Allah Swt selain shalat dan shalat memberi pengaruh yang sangat besar bagi akhlak seseorang. Sedemikian pentingnya shalat, Allah Swt tetap mewajibkan mendirikan shalat meskipun dalam keadaan takut atau dalam kondisi perang sedang berkecamuk. Allah Swt menyampaikan kepada kaum mukmin bahwa kerjakanlah shalat meski dalam keadaan perang, dengan membagi dua jamaah. Disaat satu jamaah mendirikan shalat, maka jamaah yang lain memberikan perlindungan dari musuh.
    Perbanyaklah zikir kepada Allah Swt, perbanyak pula membaca Al-Qur’an dan senantiasa mengingat Allah dalam setiap kondisi.
    Tiru dan teladanilah akhlak Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya, baik itu dalam keadaan berjihad, maupun dalam keadaan damai. Mereka adalah tokoh-tokoh teladan Islam yang telah mempersembahkan keteladanan yang baik untuk ditiru sepanjang masa. Islam itu dibangun dari kesucian fitrah, kesaksian akal dan keindahan akhlak dan budi pekerti.
    Tetaplah optimis dan yakin pada pertolongan Allah Swt disaat musuh justru berputus asa dan lalai dari mengingat Allah Swt.
    Sebaik-baik penolong dan yang paling mampu  menyelamatkanmu adalah dirimu sendiri. Barang siapa yang menganggap bahwa keluarga, sahabat dan timnya pasti akan menolongnya, akan terjebak pada kesulitan-kesulitan. Maka tolonglah dirimu sendiri dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, dan jangan jatuhkan dirimu pada kesulitan dengan melakukan tindakan diluar aturan dan melampaui batas.
    Sandarkanlah perilaku dan tindakanmu pada ketinggian akhlak dan keluhuran budi pekerti. Karena Allah Swt menciptakan masyarakat itu dalam keadaan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain bisa saling kenal mengenal dan saling membantu satu sama lain. Jangan pernah kalian berpikir pendek dan melakukan sesuatu hanya untuk kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan orang banyak. Hindarilah fitnah dan perpecahan, dan tetaplah bersatu dalam menghadapi musuh.


source : abna
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

ইসরায়েলের বিরুদ্ধে ইন্তিফাদার ...
আবনা : ইয়েমেন আগ্রাসীদের ...
সিরিয়া- লেবানন অভিন্ন সীমান্তে ...
বাহরাইনে ইমাম হোসাইন (আ.)এর ...
পশ্চিমবঙ্গে প্রবীণ খ্রিস্টান ...
মোরায় কক্সবাজারে দুই শতাধিক ...
ক্যান্সার দিবস : যে লক্ষণগুলো ...
আনসারুল্লাহ'র দখলে সৌদি আরবের ...
২৮০ জন শরণার্থীকে সমুদ্রে ...
সন্ত্রাসবাদ রুখতে ঐক্যবদ্ধ ...

 
user comment