JAKARTA, muslimdaily.net - Ribuan pelajar di Jakarta dan di beberapa kota di Indonesia menggelar aksi memprotes sebuah tayangan televisi yang menyebut bahwa organisasi Kerohanian Islam (Rohis) sebagai sarang teroris. Mereka yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Rohis Nasional menuntut agar Metro TV meminta maaf secara terbuka.
Ahad pagi (23/9), ribuan pelajar dari berbagai sekolah berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Setelah berorasi, mereka sempat melanjutkan long march ke Monas.
Aksi itu merupakan bentuk protes atas pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan kegiatan ekstrakurikuler kerohanian Islam (rohis) di sekolah adalah sarang teroris.
"Kami di sini karena dilandasi rasa keprihatinan yang mendalam terhadap pemberitaan di media yang menyudutkan kegiatan rohis di tingkat sekolah, baik SMP dan SMA. Seolah-olah kegiatan kami berbau teroris, padahal itu tidak benar," kata koordinator aksi, Fauzan Hakim.
Menurutnya, beberapa berita media telah memberikan citra buruk terhadap kegiatan rohis, bahkan ketidakberimbangan dalam penyampaikan berita tersebut telah membentuk opini publik yang mengiring masyarakat untuk mewaspadai kegiatan rohis.
"Kami menyampaikan ajaran Islam dengan benar dan kegiatan rohis ini hanya ekstrakurikuler sekolah jadi tidak ada hubungannya dengan teroris," ujarnya.
Dia berharap aksi ini dapat mengubah stigma masyarakat, sehingga kegiatan pelajar yang tergabung dalam ikatan rohis dapat kembali seperti semula.
"Setelah ada berita itu, kami jadi agak susah melakukan perekrutan anggota baru, tapi semoga ke depan kembali normal," ucapnya seperti dikutip dari VivaNews.
Aksi yang dikuti oleh pelajar laki-laki dan wanita kali ini tidak terlalu mendapat pengawalan ketat. Terlihat juga beberapa orang guru ikut mendampingi. Beberapa pelajar membawa spanduk bertulisan 'Rohis Bukan Sarang Teroris'.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Metro TV sempat menampilkan tayangan mengenai pola rekruitmen teroris muda. Dalam tayangan tersebut, Metro TV menyebut bahwa sasaran rekrutmen teroris muda dari siswa SMP dan SMA di sekolah umum.
Mereka yang masuk target rekrutmen adalah siswa yang masuk organisasi di masjid-masjid sekolah. Siswa yang tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah.
Namun dalam running teksnya, Metro TV berkilah dan menyebut tayangannya tersebut bersumber dari penelitian Bambang Pranowo dari UIN Jakarta. [mzf]
source : http://www.muslimdaily.net