Menurut Kantor Berita ABNA, Sayid Ammar Hakim ketua koalisi nasional Irak dalam pertemuannya dengan Abdul Fatah el Sisi Presiden Mesir kamis (20/4) di Kairo menceritakan kondisi terkini Irak termasuk perang menghadapi ISIS. Dalam pertemuan tersebut, el Sisi menyambut baik tawaran pemerintah Irak untuk menjalin kerjasama yang lebih erat khususnya dalam menciptakan kondisi yang lebih aman di kawasan. Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri luar negeri Mesir dan duta besar Irak untuk Mesir.
Setelah bertemu dengan Presiden Mesir, Sayid Ammar Hakim juga mengadakan pertemuan dengan Grand Syaikh Universitas Al Azhar yang membicarakan tema yang sama. Sayid Ammar Hakim dalam pertemuan tersebut menyebutkan penting dan mendesaknya umat Islam Sunni dan Syiah untuk lebih memperat persatuan dan ukhuwah. Ia mengatakan hal tersebut dapat dimulai dengan membangun kerjasama antara Hauzah Ilmiah Najaf dengan Universitas al Azhar.
Ia menyebutkan ancaman dunia Islam lebih berat dari internal umat Islam sendiri, yaitu keberadaan kelompok Islam yang sadar atau tidak dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam.
"Keamanan dan kedaulatan Irak dirusak oleh kelompok militan yang bertopeng Islam. Mereka membunuhi ulama dan rakyat awam yang tidak sepakat dengan misi jahat mereka. Namun keberadaan pemimpin dan ulama yang masih mendapat kepercayaan dan dukungan rakyat, membuat target-target mereka berhasil digagalkan." Ungkap ulama Irak tersebut.
Sayid Ammar Hakim dalam pertemuan tersebut juga mengusulakan diadakan dialog antara petinggi 5 negara, Irak, Mesir, Iran, Turki dan Arab Saudi untuk membicarakan masa depan kawasan."
Grand Syaikh Al Azhar Syaikh Ahmad Tayyib menyepakati usulan-usulan Sayid Ammar Hakim, ia berkata, persatuan umat Islam adalah langkah strategis yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ia menyebutkan Universitas Al Azhar telah melakukan banyak langkah strategis dalam membendung meningkatnya paham takfirisme dalam tubuh Sunni. Ia menyepakati, pemimpin dan ulama-ulama Islam harus duduk bersama membicarakan masa depan kawasan dan dunia Islam secara umum, dan lebih mengedepankan pendekatan persuasif dalam menyelesaikan masalah.