Sumber :
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Raghib Isfahani, dalam buku agungnya yang dikenal dengan nama al-Mufradat, pada halaman 265, menyatakan bahwa akar dari kata bersyukur adalah dari mata air syukur. Yakni, mata yang dipenuhi dengan air mata, atau mata air yang dipenuhi dengan air jernih.
Oleh karena itu, makna syukur adalah sebuah kondisi batin yang selalu mengingat Allah dan memberikan perhatian kepada berbagai nikmat Ilahi dengan memahami sumber datangnya nikmat itu dan bagaimana menggunakannya.
Terkait dengan realitas syukur, Khajeh Nasiruddin Thusi yang populer dengan panggilan “gurunya manusia”, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Allamah Majlisi, mengatakan bahwa bersyukur merupakan perbuatan yang paling baik dan paling agung. Ia menambahkan bahwa bersyukur hanya dapat dilakukan dengan serangkaian ucapan, perbuatan dan niat.
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.