"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, ... Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (QS. an-Nisa: 138 dan 145)
Peringatan lain al-Quran yang berdimensi akidah adalah kemunafikan. Nifaq atau kemunafikan dalam istilah berarti manusia secara lahiriah memperkenalkan dirinya seorang muslim dan mengaku beriman, tapi secara batin ia adalah seorang kafir dan tidak memiliki keyakinan seperti apa yang diucapkannya.
Fenomena kemunafikan telah ada sejak awal masyarakat Islam terbentuk. Yakni, selamanya ada saja sejumlah orang yang tidak memiliki keyakinan tentang Islam, tapi untuk melindungi kepentingan dirinya mereka memperkenalkan dirinya secara lahiriah sebagai seorang muslim. Dalam masyarakat Islam yang baru terbentuk pasca hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah, ada sejumlah orang yang menyatakan keimanannya secara lahiriah kepada Rasulullah Saw demi melindungi kepentingan pribadinya, tapi dalam dirinya mereka tidak beriman sama sekali dan tidak percaya Muhammad sebagai utusan Allah Swt.(1)
Dalam budaya al-Quran, pengertian kemunafikan tidak terbatas disebutkan untuk kelompok ini, tapi mencakup sebagian orang-orang Mukmin yang senantiasa berteman dengan orang-orang Kafir dan menjadikan mereka sebagai pemimpinnya. Dalam ayat 138 surat an-Nisa menunjukkan kelompok ini.(2) Mereka inilah yang membuat banyak masalah bagi Nabi Saw dan masyarakat Islam yang baru terbentuk. Allah Swt berkali-kali memperingatkan orang-orang seperti. Salah satu peringatan yang disampaikan adalah tempat abadi mereka adalah neraka yang paling bawah, di mana tidak ada teman dan siapapun yang dapat membantunya. Atau di dunia Allah menstempel hati mereka dan menutup telinga dan mata mereka. Allah mengambil cahaya dari mereka dan membiarkan mereka kegelapan, sehingga mereka tidak mampu memilih dan memilah jalan kebahagiaan.(3)
Mencermati peringatan Allah Swt ini akan membuat kita memahami bahwa bila seseorang telah mengidap penyakit kemunafikan dan ia tidak akan dapat melihat kebahagiaan di dunia dan akhirat dan tidak ada yang dapat menyelamatkannya. Itulah mengapa Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya, "Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (QS. al-Munafiqun: 6)
Apa contoh perilaku orang-orang Munafik menurut al-Quran?
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah bila memperhatikan dengan seksama ayat-ayat al-Quran. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui ciri khas orang-orang Munafik dari ayat-ayat al-Quran, sehingga sisi peringatan Allah Swt terkait masalah kemunafikan menjadi lebih jelas. Sekalipun beberapa ciri khas yang akan disebutkan terkait dengan orang-orang Munafik di masa Nabi Muhammad Saw, tapi pada kenyataannya itu menunjukkan semua sifat orang munafik di setiap masa.
1. Orang munafik berbohong ketika berbicara dan bersumpah atas kebohongannya yang diucapkannya.(4)
2. Mereka senantiasa konflik dengan Nabi Saw sebagai pemimpin masyarakat Islam dan berusaha menjegal realisasi tujuan Nabi Saw.(5)
3. Mereka melakukan shalat dengan rasa malas dan sangat sedikit mengingat Allah Swt.
4. Mereka mengejek orang-orang yang mengeluarkan sedekah dari sebagian hartanya karena imannya demi menyukseskan tujuan agama.(7) Dan menilai mereka sebagai orang-orang bodoh yang tidak berakal.(8)
5. Demi meraih kemuliaan mereka meminta tolong kepada orang lain dan beranggapan dapat meraih kemuliaan selain kepada Allah Swt.(9)
6. Mereka ketakutan ketika terjadi peristiwa sulit seperti perang dan jihad, menyebut janji kemenangan dari Allah Swt sebagai kebohongan dan berusaha menyampaikan alasan tak berdasar untuk lari dari kewajiban yang berat.(10)
7. Sekalipun mereka adalah perusak, tapi menilai dirinya sebagai pembaharu.(11) Hal itu membuat mereka tidak sudi merevisi pandangan dan keyakinannya.
8. Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik tapi menipu.(12) Tapi ucapan mereka tidak berasal dari pemahaman dan iman.(13)
9. Tidak melakukan kewajiban Amar Makruf dan Nahi Munkar, bahkan sebaliknya memerintahkan yang munkar dan melarang yang makruf.(14)
10. Mereka tidak mau mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan Allah. Bila mereka membelanjakan sesuatu di jalan Allah, pasti dilakukan dengan berat hati.(15)
Dengan mencermati sepuluh ciri khas orang munafik, semua ini kembali pada dua prinsip:
Pertama, perbedaan antara hati dan lisan serta tidak ada keimanan seperti yang diucapkan.
Kedua, pragmatis dan hanya mencari keuntungan dirinya, tanpa menghitung masalah akhirat. Hanya mencari untung membuat seorang munafik memiliki sifat kikir dan pembohong.
Oleh karenanya, setiap orang dapat memikirkan akar dan dampak buruk kemunafikan untuk mengkaji semangat dan kinerja sehari-harinya lalu menilai keimanannya, apakah ia seorang mukmin sejati atau ada sedikit kemunafikan dalam dirinya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.
Catatan:
1. "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta." (QS. al-Munafiqun: 1)
2. Tafsir al-Mizan, jilid 5, hal 115.
3. Ibid, jilid 19, hal 288.
4. QS. al-Munafiqun: 1.
5. "Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu." (QS. an-Nisa: 61)
6. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. an-Nisa: 142)
7. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. at-Taubah: 79)
8. "Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu." (QS. al-Baqarah: 13)
9. "Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kemuliaan kepunyaan Allah." (QS. an-Nisa: 138-139)
10. "Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya". Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mreka berkata: "Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu". Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)". Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanya hendak lari." (QS. al-Ahzab: 12-13) "Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui." (QS. at-Taubah: 81)
11. "Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan"." (QS. al-Baqarah: 11)
12. "Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" (QS. al-Munafiqun: 4)
13. Tafsir al-Mizan, jilid 19, hal 473.
14. "Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik." (QS. at-Taubah: 67)
15. "Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (QS. at-Taubah: 54) dan "Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik." (QS. a-Taubah: 67)
source : http://indonesian.irib.ir/