Imam kesembilan umat Islam-Syiah bernama Muhammad, kunyah beliau Abu Ja'far dan laqab beliau yang terkenal adalah Taqi dan Jawad. Imam Suci kaum muslimin ini lahir pada bulan Rajab tahun 195 HQ di kota suci Madinah. Ayah beliau adalah imam kedelapan Syiah, Imam Ali bin Musa ar Ridha as. Nama ibu beliau, Subaikah dari rumpun keluarga Maryam Qutaib salah seorang istri Rasulullah Saw. Beliau dikenal sebagai sebaik-baik perempuan dimasanya, sebagaimana yang diperkenalkan Imam Ridha as mengenainya, bahwa beliau perempuan terhormat, dari keturunan yang terjaga dan memiliki banyak keutamaan, kelurusan aqidah dan akhlak yang baik.
Ada dua alasan yang bisa disebutkan mengapa sosok Imam Jawad as kurang begitu populer dibanding imam-imam lainnya. Pertama, usia beliau yang singkat. Sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab tarikh, Imam Jawad menemukan kesyahidannya diusia muda, yaitu 25 tahun. Usia beliau yang singkat dibanding keberadaan imam lainnya, membuat beliau tidak begitu banyak berinteraksi dengan umat Islam dimasanya. Namun meskipun usia beliau singkat namun padat dengan aktivitas pencerahan dan bimbingan kepada umat, sehingga beliau banyak meninggalkan warisan ilmu yang begitu berharga. Jika para peneliti sejarah mengkaji dan menulis mengenai kehidupan dan warisan ilmu beliau, maka bisa dikatakan apa yang beliau wariskan dalam ilmu dan kebudayaan tidak kalah banyak dari para Imam lainnya. Hanya saja sayangnya, tulisan mengenai Imam Jawad memang masih kalah banyak dari para Aimmah as lainnya, sehingga pengenalan mengenai kehidupan dan warisan keilmuan beliau yang tersebar di masyarakatpun sangat terbatas.
Kedua, tekanan dari rezim Abbasiyah. Karena adanya tekanan dan teror yang ditebar rezim Abbasiyah kepada siapapun yang menjalin interaksi dan kontak dengan Imam Jawad as, membuat beliau tidak banyak berhubungan dengan masyarakat muslim. Imam Jawad as hidup di masa pemerintahan Ma'mun dan Mu'tasham Abbasi dalam kondisi tertekan dan diberi batasan-batasan untuk menyebarkan ilmunya.
Beberapa keutamaan Imam Jawad
Akhlak yang Baik
Imam Jawad mewarisi keindahan akhlak yang luar biasa dari pendahulu-pendahulunya, dari ayah, kakek dan bersambung dari Rasulullah Saw. Akhlak Ahlul Bait adalah juga sebagaimana akhlak Rasulullah Saw. Karena itulah dalam beberapa sabda Rasulullah, al-Qur'an dan Ahlul Bait tidak bisa dipisahkan, keduanya adalah sumber ilmu dan teladan bagi umat terutama dalam masalah akhlak.
Ilmu yang luas
Diantara keistimewaan lainnya yang dimiliki imam Jawad as adalah ilmu yang luas dan dalam. Dengan luasnya ilmu yang beliau miliki membuat beliau banyak melakukan dialog dan perdebatan dengan pemuka-pemuka agama samawi dan para ulama dari berbagai mazhab yang berbeda. Syiah meyakini, ilmu yang beliau miliki sebagai imam ummat adalah juga sebagaimana ilmu yang dimiliki imam-imam sebelum beliau. Atas kehendak Allah SWT para Aimmah as mewarisi ilmu Rasulullah Saw utamanya untuk menjalankan peran mereka sebagai penjaga dan pembimbing umat pasca sepeninggal Rasulullah Saw.
Ketakwaan dan keshalihan
Sebagaimana Imam lainnya, Imam Jawad as juga dikenal dengan ketakwaan dan keshalihannya. Beliau adalah contoh sempurna dalam ketakwaan dan keshalihan. Ibadah-ibadah beliau, sujud beliau yang lama, munajat-munajat beliau dan penghambaan yang beliau ikhlaskan semata hanya kepada Allah SWT adalah keteladanan yang sempurna bagi para pengikut dan pecintanya.
Adab yang indah dalam berhadapan dengan kawan maupun lawan
Imam Jawad as senantiasa menunjukkan penghormatan dan adab yang indah ketika berhadapan dengan siapapun. Hal tersebut yang membuat beliau dicintai pengikut-pengikutnya dan disegani oleh musuh-musuhnya. Siapapun yang beliau hadapi ketika berbicara penuh dengan keramahan, bahasa yang sopan dan lemah lembut meskipun tetap tegas untuk hal yang berkenaan dengan pelanggaran syariat.
Keberanian dan kemerdekaan
Imam Jawad as juga dikenal dengan keberanian dan sikap beliau yang tidak mau tunduk pada keinginan penguasa. Meskipun dalam kondisi yang tertekan beliau tetap menjalankan perannya sebagai pemimpin ummat.
Beberapa Karamah yang dimiliki Imam Jawad as
Kelahiran Imam Jawad as dimasa-masa akhir kehidupan ayahnya Imam Ridha as adalah sebuah karamah Ilahi. Imam Ridha as menyebut kelahiran putranya tersebut sebagai keberkahan Ilahi. Diriwayatkan keimamahan Imam Ridha as sempat diingkari oleh banyak umat Syiah dimasanya. Mereka berdalih, bagaimana mungkin yang menjadi Imam Syiah adalah Imam Ridha as sementara beliau tidak memiliki seorang putra padahal sudah berusia lebih dari 47 tahun? Imam Ridha as ketika menjawab syubhat tersebut mengatakan, "Dari mana kalian mengetahui dan menetapkan bahwa kelak saya tidak memiliki seorang putra. Demi Allah, Allah tidak akan membuat saya meninggalkan dunia dalam keadaan tidak memiliki seorang putra yang akan memisahkan antara yang hak dengan yang batil."
Keimamahan di usia anak-anak
Atas kehendak Allah, imam Jawad as menjadi imam dan memanggul amanah berat dipundaknya sejak usia 8 tahun. Pengangkatan beliau sebagai imam diusia yang masih belum baligh adalah satu bentuk karamah Ilahi yang besar. Sebagaimana kenabian yang diperoleh Nabi Isa as disaat masih bayi.
Dialoh Ilmiah Imam Jawad as
Imam Jawad as dimasanya banyak melakukan dialog dan perdebatan ilmiah dengan pemuka-pemuka mazhab. Dalam dialog-dialog tersebut, para pemuka-pemuka mazhab berdecak kagum akan ketinggian ilmu beliau. Bagaimana mungkin, ulama-ulama besar dari berbagai mazhab pemikiran dan fiqh yang ada mengaku bertekuk lutut ketika berhadapan dengan beliau yang masih berusia belia dalam berdialog dan berdebat. Ini menunjukkan karamah Ilahi yang besar yang dimiliki Imam Jawad as.
Warisan ilmu beliau yang banyak dan luas tidak hanya diriwayatkan dalam kitab-kitab Syiah namun juga dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah. Misalnya Khatib Baghdadi tidak sedikit menukilkan hadits dari Nabi yang sanadnya berasal dari Imam Jawad as. Demikian juga Abu Ishak Tsalabi ulama besar Ahlus Sunnah dalam kitab tarikh dan tafsirnya menuliskan riwayat-riwayat yang bersumber dari Imam Jawad as.
Kesyahidan
Pada hari terakhir bulan Dzulqaidah 220 H, Imam Jawad syahid akibat racun yang disuguhkan oleh isterinya, Ummu Al-Fadhl atas perintah khalifah Bani Abbas. Makam suci beliau di samping kuburan suci kakeknya yang mulia, Imam Musa Ibn Ja`far as, di kota Kadzimain yang menjadi tempat ziarah para pecinta Ahlul Bait as.
source : www.abna.ir