Barat sepanjang sejarahnya telah banyak melakukan kezaliman kepada Islam dan Nabi Muhammad akibat kebodohannya terhadap nabi besar umat Muslim dan ajaran Islam yang suci. Saat ini pun di Eropa dan Barat masih marak sikap fanatisme, anti Islam serta permusuhan terhadap agama samawi ini. John Ryland penulis buku Muhammad and the Believers: At the Origins of Islam menulis, "Yang pasti jika di atas muka bumi hanya ada satu agama yang dicitrakan paling buruk oleh musuhnya dan dibenci, maka agama tersebut adalah Islam."
Saat ini permusuhan terhadap Islam dan Nabi Muhammad hanya dilakukan oleh orang-orang yang tak berakal, bodoh dan tendensius. Penghinaan Barat terhadap kesucian Nabi Muhammad terkadang berubah menjadi kendala besar antara Barat dan Dunia Islam. Meski demikian, realita dari permasalahan akan sangat berbeda dalam pandangan orang berakal dan berani menerima kebenaran. Mayoritas cendikiawan Barat yang obyektif memiliki pandangan positif terhadap Nabi Muhammad dan memuji keagungannya. Mungkin karena itu pula Rasulullah bersabda, "Tidak ada yang lebih indah dari pada akal."
Monsieur Barthelme St Hiller, sejawaran kontemporer menulis, "Nabi Muhammad dari sisi akal dan pemahaman, keimanan, kasih sayang dan keadilan lebih unggul dari umat manusia di zamannya. Pemerintahan yang ia bentuk berlandaskan pada nilai-nilai unggul moral dan agama, ini merupakan nikmat besar bagi umat yang menerimanya."
Jean-Jacques Rousseau pemikir besar Perancis terkait kecerdasan politik Nabi Muhammad mengatakan, "Muhammad memiliki interpretasi tepat terkait negara dan pemerintahannya ia gabungkan dengan ajaran agama. Dan selama struktur dan nilai-nilai pemerintahannya masih tetap dipegang oleh penggantinya, maka pemerintahan ini akan senantiasa solid dan dipimpin dengan baik."
Di antara cendikiawan Barat mungkin hanya George Bernard Shaw yang berani berbicara mengenai kayanya agama Islam dan kekekalan agama samawi terakhir ini. Ia meramalkan bahwa dalam waktu dekat Islam akan menjadi agama universal dan mendunia. Masyarakat dunia mencari sebuah spiritual bagi kehidupan dan yang berlandaskan pada akal. Spiritual seperti ini tidak ditemukan di agama lain kecuali Islam.
Ia menambahkan, "Menurut Saya hanya Islam yang memiliki karakteristik seperti ini yang mampu menarik beragam perubahan. Islam mampu menyesuaikan diri dengan setiap zaman. Terkait agama Muhammad, Saya memprediksikan bahwa agama ini nantinya bakal diterima oleh orang Eropa, seperti saat ini ketika warga mulai bisa menerima Islam."
Bernard Shaw menulis, "Muhammad adalah nabi terbesar. Jika ia berkuasa saat ini maka berbagai kesulitan manusia satu demi satu akan terselesaikan di pemerintahannya. Saya meyakini bahwa agama Muhammad merupakan satu-satunya agama yang paling sesuai dengan berbagai dimensi kehidupan manusia. Islam juga memiliki kemampuan untuk menarik perhatian setiap generasi."
Bernard Shaw mengatakan, "Saya telah meneliti dengan detail kehidupan dan perilaku Muhammad. Menurut Saya Muhammad bukan anti al-Masih, bahkan ia adalah penyelamat umat manusia. Jika terdapat seseorang yang seperti dia berkuasa di era modern saat ini, maka ia akan menggunakan perdamaian untuk menyelesaikan seluruh kesulitan umat manusia. Ia merupakan manusia teragung di muka bumi. Ia menyeru manusia untuk memeluk Islam dan membangun peradaban tinggi..."
Ia menambahkan, "...Muhammad telah meletakkan sendi-sendi akhlak dan menciptakan sebuah masyarakat yang kuat sehingga mampu melaksanakan serta menampilkan ajarannya. Ia untuk selamanya telah menggelar revolusi pemikiran dan perilaku manusia. Namanya adalah Muhammad. Ia lahir pada tahun 570 di Hijaz. Ia mulai menyebarkan ajaran Islam ketika berusia 40 tahun dan meninggal di usia 63 tahun. Selama 23 tahun, Muhammad menyeru manusia untuk menyembah Allah Yang Esa. Ia berhasil membebaskan masyarakat Hijaz dari perang saudara dan antarsuku serta mempersatukan mereka. Ia berhasil mengarahkan manusia pada keseimbangan dan keadilan, membawa manusia dari hidup tanpa aturan ke arah kehidupan yang teratur. Muhammad membawa manusia dari kegelapan ke arah nilai-nilai luhur akhlak. Sejarah manusia belum pernah menyaksikan perubahan fundamental dan besar yang dibawa oleh manusia seperti Muhammad sebelum ia muncul."
Lamartin sejawaran terkenal menulis, "Jika besarnya tujuan, minimnya sarana dan mencapai hasil gemilang merupakan tiga tolok ukur kecerdasan manusia, maka siapa yang berani mengklaim mampu menyaingi manusia besar dalam sejarah "Muhammad"? Tokoh terkenal dunia hanya mampu membentuk militer, undang-undang dan pemerintahan. Jika tidak kita katakan bahwa apa yang mereka letakkan tersebut bukan apa-apa, maka harus diakui bahwa mereka ini hanya menciptakan kekuatan materi yang biasanya cepat sirna. Namun Muhammad bukan hanya mampu mengubah undang-undang, pemerintahan dan rakyat, namun ia berhasil mengubah jutaan manusia di muka bumi. Ia telah mengubah sesembahan, tuhan-tuhan dan ideologi..."
Lamartin menambahkan, "...Kesabaran Muhammad dalam menggapai kemenangan, cita-citanya dalam menyebarkan risalah Islam, shalatnya yang khusu', munajatnya dengan Tuhan, kesemuanya ini menunjukkan keimanannya yang kokoh. Muhammad adalah seorang guru agama, seorang juru selamat, pemimpin spiritual, ia adalah manifestasi tertinggi persahabatan dan pengorbanan, seorang teman yang baik, suami tercinta dan ayah yang penuh kasih sayang. Tidak ada tokoh dunia yang melebihinya dalam berbagai karakteristik tersebut atau menyamainya. Hanya dia yang mampu mengumpulkan seluruh karakteristik dan kesempurnaan tersebut dalam dirinya."
Pierre-Simon Laplace, matematikawan terkenal Perancis abad 18-19 menandaskan, "Meski Saya tidak memeluk agama samawi, agama yang dibawa Muhammad dan ajarannya merupakan contoh sosial bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, Saya mengakui bahwa munculnya agama Islam dan ajarannya adalah hal besar dan penting. Dengan demikian manusia butuh untuk menerima ajaran Muhammad."
Max Müller terkait ketinggian spiritualitas dan peran penting Nabi Muhammad dalam memberi petunjuk kepada umat manusia mengatakan, "Umat Kristiani semakin dekat pada pemahaman bahwa Muhammad adalah pembenar agama dan ajaran yang dibawa Isa al-Masih. Saat itu, mereka akan ketakutan atas permusuhan di abad lalu yang mengatasnamakan agama."
Di akhir pembahasan kita ini, kami akan membawakan ayat al-Quran yang menyebut pengutusan Muhammad sebaga rahmat bagi alam semesta. Dalam Surat al-Anbiya ayat 107, Allah Swt berfirman yang artinya, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." Rahmat adalah menyampaikan kebaikan dan mencegah keburukan bagi manusia serta mengarahkan mereka kepada kebahagiaan. Dengan kata lain, rahmat Allah sangat luas dan mencakup seluruh makhluk. Dengan demikian, rahmat ayat di atas terkait keberadaan Nabi Muhammad juga memiliki dimensi Ilahi. Artinya rahmat tersebut luas dan menyeluruh. (IRIB Indonesia)
source : indonesian.irib.ir