REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Jerih payah Hassan Khan (52) tak sia-sia. Usahanya mengajukan petisi dengan berkeliling mencari 300 tanda tangan membuahkan hasil.
Kini, ratusan pengemudi Muslim di Bandara Internasional San Fransisco, AS, memiliki mushala dan tempat wudhu sendiri. Pihak bandara memenuhi tuntutan melalui petisi agar para pengemudi mempunyai ruangan untuk beribadah.
Keberhasilan ini membuat hati Khan, pengemudi taksi Royal Cab, dan rekan-rekannya berbunga. “Kami bahagia,” kata Ahmad Algazali (49), rekan Khan yang berasal dari Yaman, seperti dilansir San Fransisco Chronicle, Selasa (11/6).
Sebelumnya, para sopir taksi yang seharian berada di bandara mesti selalu membawa botol ukuran besar berisi air untuk berwudhu.
Tak jarang mereka juga menggunakan kamar mandi bagi para penumpang yang ada di bagian dalam bandara. Praktik yang tak selalu disambut hangat oleh penumpang pesawat.
Lalu, mereka meminta otoritas bandara memberi ruangan tersendiri dan tempat berwudhu. Akhirnya, sebuah mushala dan tempat wudhu disediakan di lantai dasar dari bagian garasi utama bandara.
Lokasinya bersebelahan dengan tempat biasanya para sopir taksi itu beristirahat. Khan mengatakan, semula dirinya berpikiran tak semua orang mungkin menghargai tuntutan atas tempat ibadah.
Namun, ia melihat, pemeluk Kristen biasanya beribadah di gereja pada setiap Ahad. Dan, mereka memiliki tempat ibadah memadai.
Dia dan rekan-rekannya yang Muslim juga memandang bahwa shalat merupakan ibadah yang setiap hari tak boleh bolong.
Menurut Khan, sudah sepantasnya para sopir Muslim memperoleh fasilitas untuk menjalankan shalat. Namun, kelompok sayap kanan tak sepaham dengan keputusan bandara meluluskan petisi yang digalang Khan.
Mereka menyatakan, dengan menyediakan mushala, bandara membelanjakan pajak rakyat untuk mendukung Muslim. Namun, Juru Bicara Bandara Internasional San Fransisco Doug Yakel menyangkal tudingan itu.
“Cara kami melihat hal ini berbeda. Ini adalah jalan untuk menjaga hubungan baik dengan penyedia layanan taksi yang beragama Islam,” katanya.
Langkah Khan dan rekan-rekannya menguatkan survei yang pernah dirilis Pew Forum on Religion and Public Life bulan lalu.
Lembaga penelitian ini menyebutkan, Muslim AS umumnya mempunyai komitmen kuat pada agamanya. Mereka juga tak mengalami konflik menjadi Muslim taat dengan keberadaannya di masyarakat modern.
Reporter : rosita budi suryaningsih |
Redaktur : Damanhuri Zuhri |
source : republika.co.id