Indonesian
Wednesday 27th of November 2024
0
نفر 0

Jennifer Berzon: Saya Banyak Belajar dari Umm Ahmed

Jennifer Berzon: Saya Banyak Belajar dari Umm Ahmed

 

Jennifer Berzon sedang mengitung hari. Dalam setahun dia akan meninggalkan pekerjaannya sebagai pembantu pada sebuah keluarga Emirat dan akhirnya kembali kepada anak-anak dan suaminya di Filipina.Pada pertemuan itu nanti selain dari pelukan, ciuman dan hadiah, dia akan membawa sebuah agama baru.

 

Jennifer 31 tahun, memeluk agama Islam tahun lalu di pertengahan bulan Ramadhan. Sebelumnya dia adalah penganut Kristen.

 

Dia telah memilih nama Muslimnya, Salma, dan ketika ini belum menjadi resmi, dia berhasrat untuk mengubah dokumen resmi dan paspornya ketika dia pulang nanti.

 

Dia menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat karena hubungan akrabnya dengan keluarga Abdouli, tempat dia bekerja, dan ibu rumah tersebut, Umm Ahmed, teman dan juga majikannya.

 

Jennifer bekerja selama tiga tahun dengan keluarga ini di al-Shamkha, Abu Dhabi. Sama-sama bekerja di dapur, mereka berbicara selama berjam-jam mengenai setiap detil kehidupan.

 

"Saya melihat seorang perempuan yang mempunyai hati jujur. Saya banyak belajar darinya," kata dia. "Penghormatan dan layanan baik keluarga tersebut telah membuat hati saya tersentuh."

 

"Ia telah membuat saya berpikir apakah sebabnya mereka demikian baik dan ikhlas kepada saya, walaupun saya hanyalah seorang pembantu."

 

Dia juga menyebutkan bahwa semua inimerupakan rahmat dari Tuhan yang dia berada ditengah keluarga tersebut. "Kehidupan telah berubah buat saya selamanya."

 

Jennifer mengatakan bahwa kata-kata dari al-Quran sangat memukau jiwanya. "Saya rasakan seolah-olah ada cahaya yang masuk ke kalbu dan jiwa saya dan tinggal disitu. Saya tidak dapat menolak, airmata mengalir setiap kali saya mendengarkannya."

 

Keputusan untuk memeluk Islam bukanlah satu hal yang mudah baginya. Keluarganya merasakan itusebuah kesulitan dan mereka berbeda pendapat dalam menghadapinya.

 

Abang sulungnya, orang yang paling dekatdengannya mengancam akan melukainyadan dia mengatakan tidak pernah ingin melihatnya mengenakan hijab.

 

Seorang lagi abang yang tinggal di Arab Saudi selama 12 tahun, berusaha untuk membujuk ibu mereka menerima pilihannya.

 

"Itumerupakan satu keputusan yang sulit untuk saya ambil," aku Jennifer."Keluarga saya tidak akan menerima saya sekarang. Saya tidak tahu bagaimana saya akan berhadapan dengan mereka ketika saya pulang nanti."

 

Baiknya, suami dia memberikannya dukungan atas keputusan yang dia ambil.

 

"Ketika memeluk Islam, saya memberitahu suami saya dan dia menghormatinya," kata Jennifer.

 

Di bawah undang-undang syariah, pernikahanseorang wanita muslim dengan seorang non Muslim tidak sah. Suaminya juga harus memeluk Islam.

 

Jennifer mengatakan bahwa majikannya membantu dia, mereka menjelaskan prinsip-prinsip Islam kepada suaminya lewat telepon. Suaminya mengucapkan syahadah dalam bahasa Arab, "Sesungguhnya tiada Tuhan selainAllah, dan Nabi Muhammad adalah pesuruh Allah."

 

Jennifer amat bangga dengan suaminya dan mengatakan bahwa ayah dari anak-anaknya menyadari betapa pentingnya agama baru itu kepadanya.

 

Setelah memeluk Islam, dia mengatakan suaminya pergi ke komunitas Muslim di Filipina untuk belajar lebih banyak tentang Islam.

 

Jennifer mengatakan bahwa salah satu perkara yang menyebabkan dia mendekat dengan Islam adalah penerimaan dan penghormatan kepada non-Muslim.

 

"Saya menemukan bahwa terdapat penerimaan yang lebih dalam Islam dan ia benar-benar mengejutkan saya," katanya.

 

Kunci dia memeluk Islam adalah hubungan akrabnya dengan majikannya, yang melayaninya dengan kasih sayang, penghormatan dan persamaan yang telah meninggalkan kesan dalam jiwanya.

 

Ummu Ahmed mengatakan bahwa dia bangga sekali dengan pembantunya.

 

"Saya sering bercakap dengannya, terutama ketika kami berada di dapur selama berjam-jam. Kami merasa berkahkarena memilikinya, dia seorang yang begitu baik dan penyayang kepada anak-anak."

 

"Dan bagi saya, hadiah yang paling besar ialah dia memeluk Islam di dalam rumah saya. Ia menyebabkan kami semua, termasuk anak-anak saya, merasa amat gembira."

 

Ini bukanlah pertama kali seorang pembantu rumah memeluk Islam di rumah Umm Ahmed. Pertama kali ialah ketika dia baru saja berumah tangga.

 

Umm Ahmed mengatakan pada mulanya Jennifer tampak ragu-ragu untuk mengatakan bahwa dia berminat dengan Islam, tetapi 'ia menjadi sungguh bermakna sekali ketika dia melakukannya".

 

Jennifer mengatakan bahwa saya merasa takut jika dia merasa sedih jika saya ingin lebih mengetahui tentang agama Islam dan ingin memeluk Islam.Kemudian dia menceritakan hal tersebut kepada seorang teman kepada majikannya, yang kemudian memberitahu kepadanya bahwa Umm Ahmed akan merasa sangat gembira.

 

"Saya duduk bersama majikan saya dan memberitahu kepadanya perasaan saya dan apa yang saya inginkan, dan dia amat gembira." Kata Jennifer.

 

"Sehingga akhir hayat hidup saya, saya akan senantiasa mengingat waktusaya bersama keluarga ini. Saya tidak merasakan bahwa saya seorang asing. Majikan saya adalah seorang teman yang baik, seorang ibu, kepada saya dan semua yang berada disekitarnya. Saya melihatnya."

 

"Kepribadiannya amat menyentuh hati saya dan ketika saya melihat lebih dekat dan mendengarkannya, saya tahu itu dikarenakan agamanya. Sebab itulah saya ingin sekali menjadi salah seorang darinya, dan belajar apakah yang menyebabkan dia dan keluarganya berperilaku seperti itu."

 

"Setiap Ramadhan, saya memperhatikan suasana di Abu Dhabi bersama keluarga adalah amat bermakna. Ia membuat saya berpikir tentang alasan kehidupan dan tujuannya."

 

Ramadhan tahun ini menjadi satu dari tiang agama barunya. Dia akan pulang ke Filipina, katanya, dengan kenangan-kenangan indah dan sebuah agama yang telah mengubah kehidupannya.

 

Dengan air mata, Jennifer mengatakan, "Untuk pertama kali dalam kehidupan saya, saya merasakan bahwa inilah masa yang tepat, dirumah yang benar, dinegara yang benar bahwa saya dimaksudkan oleh Tuhan untuk memeluk Islam. Dan saya amat mensyukurinya." (IRIB Indonesia / thenational.ae)


source : Irib Indonesia
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Mengenang Yesus Sang Juru Selamat
Cassiano: Saat Melihat Kabah, Saya Menangis Sepanjang Menunaikan Shalat
W. Christopher Busch: Hanya Percaya Satu Tuhan
Doa Ulul Albab
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Berbohong
Kunci Keberhasilan, Jangan remehkan Hal Kecil
Gagal Jadi Pegulat Profesional, Ismail Chartier Peluk Islam
Wara’ Dan Takwa (2)
Mahasiswa Myanmar: Pilihanku Jatuh ke Syiah, Setelah Banyak Mengkaji
Akal (juga) Hujjah Tuhan

 
user comment