Melihat singkat pada sejarah kehidupan umat manusia, tampak jelas bahwa salah satu pertanyaan umat manusia adalah bagaimana dunia ini akan berakhir. Sesekali di berbagai sudut dunia, muncul klaim bahwa usia dunia sedang berakhir. Para pendukung klaim ini membuktikan ramalan mereka melalui berbagai artikel, buku dan film. Sebagian masyarakat dunia khawatir menanti akhir zaman. Akan tetapi faktanya adalah tidak satu pun dari klaim-klaim tersebut yang terealisasi. Namun semua itu mengindikasikan pentingnya masalah akhir zaman dan seluruh peristiwa di dalamnya bagi umat manusia. Akar dari masalah kiamat itu kembali pada agama-agama samawi.
Akhir zaman, sama seperti sebutannya, adalah berakhirnya sebuah periode dan perubahan dari satu periode ke periode baru. Kiamat dalam agama berkaitan dengan sebuah periode yang di dalamnya terjadi berbagai peristiwa besar dan aneh yang menggambarkan akhir kehidupan dengan bentuk seperti saat ini di muka bumi. Diharapkan bahwa dengan berlalunya akhir zaman, akan dimulai era baru dengan kondisi yang jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Begitu juga disebutkan bahwa pada periode itu akan muncul seseorang yang akan memusnahkan kezaliman dan kemunkaran serta mewujudkan keadilan di muka bumi.
Akhir zaman tidak jelas kapan akan terjadi dan tidak dapat diprediksi. Ilmu masa depan hanya di tangan Allah Swt dan hanya Dia yang menyingkap hakikat ini bagi para nabi dan wali-Nya agar menjadi bukti atas kebenaran dan kemukjizatan mereka. Oleh karena itu, berbagai riwayat Islam secara tegas melarang penentuan masa akhir zaman dan kemunculan sang juru selamat. Namun ada satu cara yang dapat digunakan untuk meraba dekatnya masa kiamat yaitu dengan memperhatikan tanda-tanda yang telah dijelaskan oleh para nabi dan pemimpin agama.
Dalam berbagai riwayat dan hadis dari para pemimpin agama Islam, disebutkan tanda-tanda kiamat akhir zaman dan kemunculan sang juru selamat. Secara keseluruhan, tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi af terbagi menjadi dua kategori, pasti dan tidak pasti. Maksud dari tanda-tanda pasti adalah yang jika terjadi, maka memberikan kabar gembira kemunculan sang juru selamat. Adapun tanda-tanda tidak pasti adalah yang jika terjadi, bisa menjadi pertanda kemunculan beliau atau tidak demikian. Sebuah riwayat dari Imam Ja'far as-Sadiq as dalam hal ini menyebutkan, "Seruan langit merupakan pertanda pasti, keluarnya (seorang jahat bernama) Sufyani adalah pertanda pasti, tangan yang (merupakan manifestasi kekuatan Allah Swt) dan terbit di langit merupakan pertanda yang pasti, terbunuhnya Nafs al-Zakiyah dan peristiwa sangat mengerikan pada bulan Ramadhan yang akibatnya membuat semua orang heran, panik dan takut, adalah termasuk dari pertanda yang pasti."
Akan tetapi sejumlah pertanda akhir zaman yang lain bersifat lebih umum. Termasuk di antaranya adalah menjauhnya masyarakat dari agama, memudarnya keyakinan mereka kepada Allah Swt dan spiritualitas. Sebagai dampaknya, kondisi kezaliman, kesewenang-wenangan, peperangan dan pertumpahan darah, ketidakadilan, agresi, kemunkaran, serta berbagai bencana alam seperti banjir, gempa, badai, kekeringan dan lain-lain. Kondisi ini mengingatkan kita pada hadis terkenal tentang kemunculan Imam Mahdi af bahwa beliau akan muncul di saat bumi telah dipenuhi dengan kezaliman.
Salah satu pertanda yang disebutkan dalam riwayat mengenai kondisi dunia sebelum kemunculan Imam Mahdi af adalah meluasnya kemunkaran dan kebobrokan dalam masyarakat seperti kumpul kebo, hubungan sesama jenis, nudisme, korupsi, riba, suap dan lain-lain. Ketika itu, degradasi sosial dan runtuhnya struktur kekeluargaan, kecanduan, ketimpangan sosial, dan korupsi pemerintahan sangat menonjol.
Sayang sekali, dewasa ini, banyak televisi satelit dan media internet mengumbar tayangan-tayangan yang sangat tidak pantas serta banyak masyarakat yang sudah tidak lagi memperhatikan masalah pendapatan halal dan hanya mengacu pada keuntungan lebih banyak melalui cara-cara haram. Pada era ini, perang, pertumpahan darah dan kematian sangat meluas. Pada era ini, kaum laki-laki berpenampilan seperti kaum hawa, sementara kaum perempuan berpenampilan seperti laki-laki. Pernikahan sesama jenis juga meluas.
Berbagai kerusakan lain yang terjadi pada akhir zaman adalah jauhnya jarak masyarakat dari para ulama yang saleh. Menjaga agama pada era ini sangat sulit sekali. Rasulullah Saw dalam hal ini bersabda, " Akan datang satu masa untuk umatku di mana mereka lari dari para ulama seperti kambing lari dari serigala dan orang yang bersabar menjaga imannya seperti menjaga api menyala di tangannya. Pada masa itu, para penguasa berpijak pada kesewenang-wenangan, para ulama mereka pada ketamakan, para hamba mereka pada riya, para penguasa mereka pada riba dan para perempuan mereka pada perhiasan duniawi... mereka melihat para ulama dengan busana yang baik dan al-Quran dengan lantunan merdu dan mereka beribadah kepada Allah Swt hanya di bulan Ramadhan." (Kashif al-Astar fi Tarjumati Jamiul Akhbar hal 183)
Rasulullah Saw juga menjelaskan kecenderungan masyarakat pada materialisme di akhir zaman dan bersabda, "Akan datang satu masa atas umatku di mana agama mereka akan menjadi dirham (uang) mereka dan perempuan sebagai kiblat mereka. Demi emas dan perak, mereka akan ruku' dan bersujud. Mereka selalu dalam kondisi terkesima dan terlena. Mereka tidak bermazhab Islam dan tidak beraliran Kristen." (Mustadrak al-Wasail, jilid 11, hal 379). Maksud dari menjauhnya masyarakat dari agama dan meluasnya materialisme, bukan berarti tidak ada orang yang beragama dan beriman, melainkan ada kelompok-kelompok orang beragama yang menanti kemunculan Imam Mahdi af.
Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa pada akhir zaman, Irak dan syam (meliputi Suriah, Lebanon, Palestina dan Yordania) akan menjadi transformasi politik penting. Para penguasa kejam Irak menjelang kemunculan Imam Mahdi af akan memulai perang dari titik itu. Imam Ali as dalam hal ini mengatakan, "...mereka meruntunhkan benteng-benteng, menaklukkan Irak, menjawab setiap akhlak dengan pertumpahan darah. Pada masa itu, kemunculan imam zaman (Imam Mahdi af) dinanti... terjadi berbagai peristiwa memilukan dan menyedihkan..." (Bisharatul Islam hal 74)
Dalam transformasi lain, Sufyani, seorang keji dan haus darah, setelah kudeta di Syam akan menaklukkan Irak. Imam Ali as dalam Nahjul Balaghah mengatakan, "Seperti aku melihatnya (Sufyani) berteriak di Syam dan dengan panji-panjinya berkeliling di sekitar Kufah dan menyerang warga Kufah seperti onta yang tidak patuh (pada tuannya). Dia akan memenuhi muka bumi dengan kepala-kepala terpenggal. Mulutnya menganga, langkahnya berat, wilayah pengaruhnya luas dan sangat seram. Demi Allah, dia akan menyerakkan kalian ke sana dan ke sini sampai tidak ada yang tersisa dari kalian kecuali seperti celak (abu)."(Nahjul Balaghah 138)
Pada era ini, kezaliman dan kemunkaran telah meluas dan banyak manusia tak berdosa di muka bumi yang terbunuh. Hati-hati manusia telah mendingin dan tidak ada lagi yang peduli untuk membatu yang terzalimi.
Merujuk pada riwayat, maka kondisi Iran pada masa kemunculan Imam Mahdi af dapat digambarkan dengan bahwa kondisi sosial Iran pada masa itu bergerak menuju perjuangan kebenaran dan mempersiapkan diri menyambut kemunculan Imam Mahdi af. Dalam sebuah riwayat dari Imam Jafar as-Shadiq as disebutkan, "Dengan cepat Kufah akan terkosongi dari orang-orang mukmin dan ilmu pengetahuan seperti ular yang bersembunyi di sarangnya, mereka mengungsi dari kota itu, kemudian ilmu akan muncul di kota bernama Qom; kota itu adalah tambang ilmu dan keutamaan. Peristiwa ini terjadi menjelang kemunculan Imam Mahdi af... ilmu akan tersebar dari Qom ke berbagai kota di Timur dan Barat dan hujjah akan sempurna bagi para penghuni bumi sedemikian rupa sehingga tidak ditemukan satu orang pun di muka bumi ini yang agama dan ilmu tidak sampai padanya. Kemudian setelah itu, Qaim (Imam Mahdi af) akan bangkit dan membalaskan balasan Allah Swt dan murka-Nya kepada para hamba-Nya (yang zalim), karena Allah Swt tidak mengijinkan balasan (azab) terhadap hamba-hamba-Nya kecuali seluruh hujjah telah sempurna." (Biharul Anqar jilid 57 halaman 213).
Benar, al-Quran dan berbagai riwayat mutawatir Islam, telah mengabarkan umat manusia akan sebuah masa depan cerah yang di dalamnya hanya ada kemakmuran dan merupakan manifestasi kecil dari kehidupan sorga di bumi. Pada masa itu, kekuasaan dunia diambil dari para penjahat dan diserahkan kepada manusia yang layak dan beriman pilihan Allah Swt. Pemerintahan berada di tangan sang juru selamat dunia, Imam Mahdi af, untuk menyebarluaskan keadilan dan kemanusiaan di muka bumi. (IRIB Indonesia/MZ)
source : Irib Indonesia