1. Imam Shadiq as berkata, "Wajib bagi seorang mukmin untuk menginginkan kebaikan seorang mukmin yang lain baik berada bersamanya atau tidak."[1]
2. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap orang dari kalian harus menginginkan kebaikan saudaranya, sebagaimana kalian menginginkan kebaikan bagi diri sendiri."[2]
3. Rasulullah Saw bersabda, "Manusia paling tinggi derajatnya di sisi Allah di Hari Kiamat adalah orang yang lebih banyak menginginkan kebaikan bagi orang lain di bumi."[3]
4. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang pergi untuk memenuhi kebutuhan saudara seagamanya, tapi tidak memikirkan kebaikan baginya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya."[4]
5. Imam Shadiq as berkata, "Barangsiapa yang bermusyawarah dengan saudara seagamanya dan ia tidak memberikan pendapatnya secara ikhlas, maka Allah Swt akan mengambil akalnya.[5] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
[1] . Bab Nashihah al-Mu'min, hadis 2.
[2] . Ibid, hadis 4.
[3] . Ibid, hadis 5.
[4] . Bab Man Lam Yunaashih Akhahu al-Mu'min, hadis 1.
[5] . Ibid, hadis 5.
source : indonesian.irib.ir