Berbuat Baik dengan Orang Tua
1. Dari Abu Wallad bin al-Hannat, penjual gandum berkata, "Saya bertanya kepada Imam Shadiq as tentang firman Allah Swt, ‘Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." (QS. al-Isra: 23) Apa makna dari kata ihsan dalam ayat ini?"
Imam Shadiq as menjawab, "Ihsan atau berbuat baik dalam ayat ini hendaknya engkau bergaul bersama mereka dengan baik dan tidak memaksa mereka memintamu sesuatu yang dibutuhkan darimu, sekalipun mereka mampu (yakni, penuhi kebutuhan mereka tanpa mereka harus berkata). Bukankah Allah Swt telah berfirman, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali Imran: 92)
Abu Wallad bin al-Hannat berkata kembali, "Kemudian Imam Shadiq as berkata, ‘Sementara firman Allah yang menyebutkan, ‘Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka (QS. al-Isra: 23),' berarti bila mereka menyulitkanmu, jangan sampai berkata "ah" dan jangan membentak mereka bila memukulmu."
Beliau menambahkan, "Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. al-Isra: 23) Bila mereka memukulmu, maka katakan kepada keduanya, "Semoga Allah mengampuni kalian berdua." Dan itulah perkataan yang mulia.
Imam Shadiq as berkata bahwa firman Allah yang menyebutkan hendaklah bersikap lembut dan penuh kasih sayang dalam berlaku kepada mereka berarti jangan memelototi mereka, tapi pandangilah dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Jangan mengangkat suaramu lebih tinggi dari mereka, tidak bersikap lebih tinggi dari mereka dan tidak melangkah lebih dahulu dari mereka.[1]
2. Rasulullah Saw bersabda, "Taatilah ayah dan ibumu. Berbuat baiklah kepada mereka baik masih hidup atau sudah meninggal. Bila mereka memerintahkanmu untuk meninggalkan istri dan hartamu, maka lakukanlah. Karena sesungguhnya itu sebagian dari iman."[2]
3. Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, "Apa hak ayah atas anaknya?
Beliau menjawab, "Jangan memanggilnya dengan namanya saja. Tidak berjalan mendahuluinya. Jangan duduk sebelum ia duduk dan jangan melakukan perbuatan yang membuat namanya buruk."[3]
4. Imam Shadiq as berkata, "Apa yang menghalangi kalian untuk melakukan kebaikan untuk ayah dan ibunya baik ketika masih hidup atau meninggal seperti ini; menunaikan salat, mengeluarkan sedekah, melakukan ibadah haji dan berpuasa untuk mereka. Karena pahala yang diberikan kepada mereka juga akan diberikan kepadanya, sehingga Allah Swt menganugerahkan kebaikan yang banyak bagi rezekinya akibat perbuatan baik itu."[4]
5. Seseorang bertanya kepada Imam Shadiq as, "Ayah dan ibuku menentang aku mengikuti Syiah."
Beliau menjawab, "Berbuat baiklah dengan mereka, sama seperti engkau berbuat baik kepada Muslimin yang berwilayah kepada kami."[5]
6. Imam Baqir as berkata, "Sesungguhnya seseorang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya semasa hidupnya kemudian orang tuanya meninggal, tapi ia tidak membayar utang orang tua dan meminta ampun untuk keduanya, maka Allah akan menggolongkannya sebagai anak yang tidak taat kepada orang tua. Sementara ada seseorang yang tidak taat kepada orang tuanya dan tidak berbuat baik kepada mereka, tapi ketika orang tuanya meninggal dan ia membayar utang dan meminta ampun atas dosa mereka, Allah Swt akan memasukkannya ke dalam golongan orang yang berbuat baik kepada orang tuanya."[6] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
[1] . Bab al-Birr bil Walidain, hadis 1.
[2] . Ibid, hadis 2.
[3] . Ibid, hadis 5.
[4] . Ibid, hadis 7.
[5] . Ibid, hadis 14.
[6] . Ibid, hadis 21.
source : indonesian.irib.ir