Menurut Kantor Berita ABNA, salah seorang ulama Mufti Mesir dalam pernyataanya menyebutkan, tawassul kepada Ahlul Bait dan wali-wali Allah SWT adalah amalan yang diperbolehkan. Beliau berkata, "Ziarah kubur wali-wali Allah dan mengambil berkah dan tabarruk pada makam-makam mereka, tidak ada kaitannya dengan kesyirikan."
Hal tersebut diungkapkan DR. Ali Jum'ah dalam wawancaranya dengan stasiun TV BBC. "Kelompok takfiri dalam pandangan mereka barang siapa yang melakukan ziarah di makam-makam wali Allah dan mengambil berkah dari tempat-tempat mulia tersebut maka terkategorikan melakukan amalan kesyirikan karenanya haram hukumnya. Padahal tidaklah demikian, jika niatnya adalah sebagai bentuk luapan cinta dan bentuk penghargaan dan pemuliaanya kepada para ulama, maka itu tidak berkaitan dengan amalan kesyirikan." Lanjutnya.
Mufti Mesir tersebut menambahkan, "Sama halnya dengan ucapan terimakasih dan salam kita, yang terus kita haturkan buat Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya, itu bukan bentuk kesyirikan. Hal inipun mendapat penegasan dalam literature Ahlus Sunnah. Sahabat yang pertama kali bertawassul melalui Nabi Muhammad Saw adalah nabi Adam as, yang dalam riwayat disebutkan, beliau melihat nama Nabi Muhammad Saw tertulis di Arsnya Allah SWT dan Allah SWT yang mengajari beliau langsung tentang besarnya keutamaan yang dimiliki nabi Muhammad Saw beserta hak-haknya dan keluarganya."
Apa yang ditegaskan ulama mufti Mesir ini bertentangan dengan apa yang diyakini kelompok Wahabi dan takfiri. Tanpa sanad dan sandaran yang jelas dari kitab-kitab mu'tabar, baik dari Al-Qur'an dan Sunnah dan hanya berdasar dari kesimpulan pribadi Ibnu Taimiyah dan Abdullah bin Abdul Wahab, mereka telah mengharamkan tabarruk dan ziarah kubur. Bahkan sampai pada melakukan pengrusakan dan penghancuran makam-makam suci yang dimuliakan kaum muslimin berabad-abad.
source : www.abna.ir