Juru bicara Gerakan Fatah Osama Qawasmi, menilai berlanjutnya perselisihan internal di Palestina sebagai pengabdian untuk tujuan-tujuan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis Israel.
Seperti dikutip kantor berita Palestina dari Ramallah, Qawasmi dalam satu keterangan yang dirilis Sabtu (25/7/2015) malam, menegaskan bahwa meski ada beberapa upaya untuk mempertahankan perpecahan internal Palestina, namun Fatah akan tetap berusaha untuk mengakhiri perselisihan itu.
“Kami percaya perselisihan internal akan mendorong Netanyahu berhasil dalam tujuan-tujuannya seperti, upaya untuk menutup berkas masalah Palestina, proyek Yahudisasi Quds dan pelarian dari tanggung jawab politik di hadapan PBB,” ujarnya.
Qawasmi lebih lanjut menerangkan, anggota Fatah berdasarkan nilai-nilai dan prinsip yang diyakini, mendukung persatuan dan seluruh upayanya akan dikerahkan untuk persatuan dua bagian Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza).
Namun, mayoritas faksi-faksi Palestina termasuk Hamas percaya bahwa Gerakan Fatah dan Otorita Ramallah pimpinan Mahmoud Abbas, membuka ruang untuk memperburuk krisis di tanah Palestina dengan menghalangi terbentuknya pemerintah persatuan nasional.
Di antara faksi-faksi Palestina hanya Fatah dan Otorita Ramallah, yang menekankan perundingan dan kerjasama keamanan dengan rezim Zionis.
Fatah bulan lalu secara sepihak juga mengubah komposisi kabinet persatuan nasional yang dipimpin Rami Hamdallah, tanpa mempertimbangkan pandangan faksi-faksi lain Palestina. Padahal, segala bentuk perubahan di tubuh pemerintah persatuan nasional harus dilakukan lewat koordinasi dengan semua faksi Palestina. (IRIB Indonesia/RM)
source : irib.ir
