Indonesian
Wednesday 17th of July 2024
0
نفر 0

Sindikat Narkoba Iran Terbanyak di Indonesia?

Memang benar. Begini jalan ceritanya. Negara produsen narkoba terbesar di dunia adalah Afghanistan, terutama pasca agresi militer AS melawan Taliban. Tidak tanggung-tanggung ladang-ladang opium di Afghanistan dijaga keamanannya oleh NATO. Iran wilayahnya sepanjang 900 km berbatasan langsung dengan Afgh
Sindikat Narkoba Iran Terbanyak di Indonesia?

Memang benar. Begini jalan ceritanya.

Negara produsen narkoba terbesar di dunia adalah Afghanistan, terutama pasca agresi militer AS melawan Taliban. Tidak tanggung-tanggung ladang-ladang opium di Afghanistan dijaga keamanannya oleh NATO.

Iran wilayahnya sepanjang 900 km berbatasan langsung dengan Afghanistan. Otomatis mangsa pasar terempuk untuk peredaran narkoba asal Afghanistan adalah Iran. Masuknya narkoba ke Iran melalui jalur darat, dan penjagaan daerah perbatasan untuk mencegah itu telah menelan banyak korban dari kepolisian Iran di perbatasan termasuk gelontoran jutaan dollar untuk menghentikan jalur perdagangan narkoba yang melalui Iran. Total 4000an polisi Iran bersimbah darah sekedar mencegah masuknya narkoba ke negara mereka, karena pengedar narkoba tersebut memiliki senjata berat. Tidak sia-sia, pengorbanan dan perjuangan tersebut menjadikan Iran sebagai negara terdepan yang memerangi Narkoba. Di Iran, tidak ada ampun bagi bandar narkoba yang tertangkap, mereka akan dieksekusi mati.

Generasi muda Iran adalah mangsa empuk sindikat narkoba internasional. Agar mudah terjerat, untuk di Iran narkoba dijual sangat murah. Ketika di Iran target mereka bukan keuntungan finansial, tapi kehancuran moral generasi muda Iran. Beda dengan target di Indonesia, selain kehancuran generasi muda, mereka juga mengambil keuntungan besar. Di Iran, mereka tidak bisa jual mahal. Jual murah saja, belum tentu ada peminatnya. Di Indonesia, dijual semilyar, peminatnya yang datang sendiri.  

Di Iran misalnya, per kilonya hanya dijual 100 juta rupiah, di Indonesia menjadi 1,5 milyar rupiah. Perbedaan harga yang sangat mencolok ini pulalah, yang membuat sindikat narkoba asal Iran menjadi tergiur dan tertantang merambah bisnis narkoba di Indonesia. Sebagaimana di tulisan saya sebelumnya, orang Iran sendiri tidak semua sepakat dan mendukung konsep negara Islam yang diberlakukan di Iran. Ada dua langkah alternatif mereka, mengubah Republik Islam Iran [yang ini sangat berat mereka lakukan] atau keluar dari Iran. Alternatif yang paling memungkinkan adalah meninggalkan Iran. Kebanyakan tujuan mereka, adalah Australia, dengan kemudahan untuk menjadi WN di Australia. Karena itu, tidak sedikit mereka dalam perjalanan ke Australia menjadikan Indonesia sebagai tempat transit, sembari mengumpulkan modal untuk bisa hidup layak di Australia. Salah satu cara termudah, adalah menjadi pengedar narkoba. Beli langsung dari produsennya di Afghanistan dengan harga yang begitu murah, dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi di bandar-bandar narkoba di Indonesia.

Berjalanlah proses pembusukan itu secara alamiah.

Oleh pihak anti Iran dari luar, mereka memaksakan narkoba masuk ke Iran dan mencekoki generasi mudanya untuk menjadi pecandu sehingga tidak peduli lagi dengan masa depan dirinya sendiri apalagi nasib bangsanya. Musuh dari dalam Iran, dengan tetap mengantongi kewarganeraan Iran, melalangbuana ke Indonesia, mencari keuntungan finansial dan hidup nyaman sembari memberikan pencitraan negatif mengenai Iran. Mereka tidak peduli citra Iran menjadi rusak karena ulah mereka. Kebencian terhadap pemerintahan Islam di Iran, membuat mereka menepikan jati diri keIranan mereka.

Gayung bersambut. Kelompok yang anti Iran karena kebencian pada mazhab yang dianut mayoritas rakyat Iran memanfaatkan isu ini untuk menjelek-jelekkan Iran sembari mengumbar kebencian dan permusuhan pada Syiah. Rombongan orang Iran yang mengkhianati negaranya yang transit sementara di Indonesia untuk menuju ke Australia, mereka sebut, orang-orang Iran yang terlatih bela diri datang ke Indonesia untuk membantu Syiah Indonesia menghabisi Sunni. Karena pada dasarnya benci pada penerapan syariat Islam di Iran, maka orang-orang Iran yang transit di Indonesia untuk ke Australia, bermental kriminil. Mereka menjual narkoba dan berbuat onar. Keberadaan mereka justru seperti buah durian yang jatuh dimata orang-orang yang anti Iran dan anti Syiah. Mereka cukup membeberkan fakta, “Tuh lihat, orang Iran yang ke Indonesia hanya membawa penyakit dan biang onar.” Padahal mereka tidak mewakili Iran sama sekali apalagi Syiah.

Kesimpulannya, Republik Islam Iran hendak dibusukkan oleh musuh-musuhnya dari dalam dan dari luar. Kelompok pembenci Iran yang mengatasnamakan agama hanyalah sedang ikut-ikutan arus yang tidak mereka ketahui kemana muaranya. Iran yang polisi dan pemerintahnya sedang mempertaruhkan nyawa kontak senjata dengan sindikat narkoba yang hendak merusak negara mereka, malah oleh haters Iran yang merasa sedang membela Islam merekayasa seolah-olah Iran adalah negara bejat yang sengaja hendak merusak Indonesia dengan menjadi pengedar narkoba di Indonesia. Mereka lupa, sewaktu Ahmadi Nejad ke Indonesia, salah satu tawarannya adalah membantu Indonesia memerangi peredaran narkona.

 

Siapa negara pertama yang mendukung penerapan hukuman mati atas gembong narkoba di Indonesia? IRAN. Ketika Australia, Perancis dan sejumlah negara lain menolak warga mereka yang tertangkap di Indonesia untuk dieksekusi mati, Iran malah mendukung dua warganya yang menjadi gembong narkoba di Indonesia untuk ditembak mati. Bahkan mendukung kepolisian Indonesia untuk menembak ditempat gerbong narkoba yang melawan polisi.

 

 

Kepala duta besar Indonesia untuk Tehran dalam sebuah pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Iran pernah bercerita, bahwa diantara salah satu materi pembincangannya dengan pejabat-pejabat Iran, adalah warga negara Iran yang illegal di Indonesia dan sebagian besar diantara mereka mejadi pengedar narkoba. Apa tanggapan pejabat-pejabat Iran, “Mereka tidak perlu dikasihani pak, ditembak mati saja.”

Sebesar apapun masalah yang dihadapi WN Iran illegal di Indonesia, mereka tidak mau melibatkan kedutaan besar Iran. Karena tahu, itu sama saja dengan bunuh diri. Mereka akan diangkut pulang ke Iran, hanya untuk digantung.

Tahu negara yang paling dikecam karena paling rajin memberlakukan hukuman mati? IRAN salah satunya. Hampir 500 orang pertahunnya digantung sampai mati di Iran, karena terbukti mengedarkan narkoba. Dan herannya, foto para pengedar narkoba yang digantung itu, disebar oknum tertentu dan memberinya keterangan, ahlus sunnah di gantung di Iran.

Demi melampiaskan nafsu kebencian, pengedar narkobapun disebut ahlus sunnah.

Wallahu al Musta’an…

Ismail Amin, sementara menetap di Iran.



source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Biografi Imam Muhammad bin Ali al Baqir As
Yazid dalam Timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Sembilan Langkah Menjadi Pemimpin Orang Beriman
Mengenang Sayyidah Zainab, Zain Abiha, Cucu Rasulullah Saw
Remaja, Masa Paling Berharga dan Menentukan
Misykat Walayat dalam Irfan
Kok… Shalat Saya Harus dalam Bahasa Arab?
Ziarah Arba’in Imam Husein (a.s)
Peringatan Asyura, 10 Muharram
Keridhaan Allah Selalu Lebih Besar

 
user comment