Indonesian
Monday 6th of May 2024
0
نفر 0

GMJ, Gerakan Melawan Kolonialisme dan Sistem Apartheid

Sukarno suatu kali pernah berkata, "Kekuatan Imperialis Kuno telah menjadi serigala bagi manusia lain "do I" ?Exploitation de I'homme (The exploitation of man by man). Jangan pernah biarkan mereka hidup, kolonialisme harus enyah dari muka bumi." Apa yang dimaksudkan Sukarno "Kekuatan Imperialisme Kuno" adalah kekuatan yang telah berkembang dan menyebarkan penyakit eksploitasi melalui imperialisme dan kolonialisme
GMJ, Gerakan Melawan Kolonialisme dan Sistem Apartheid

Sukarno suatu kali pernah berkata, "Kekuatan Imperialis Kuno telah menjadi serigala bagi manusia lain "do I" ?Exploitation de I'homme (The exploitation of man by man). Jangan pernah biarkan mereka hidup,  kolonialisme harus  enyah dari muka bumi."
 


Apa yang dimaksudkan Sukarno "Kekuatan Imperialisme Kuno" adalah kekuatan yang  telah berkembang dan menyebarkan penyakit eksploitasi melalui imperialisme dan kolonialisme. Dewasa ini, kekuatan itu berusaha mengubah wajah kejam mereka. Mereka berusaha menyembunyikan nafsu serakah ekploitasi dengan wajah humanisme. Tapi itu tidak bisa selamanya menipu kita, tirai wajah buruk mereka telah terbuka. Penduduk warga tertindas di seluruh dunia sekarang telah bangkit dan menyadari sepenuhnya bahwa mereka sedang tertindas.
 


Kita saksikan gerakan "Occupy Movement"yang telah melanda Amerika, dan negara-negara eropa. Kita sekarang juga menyaksikan kebangkitan gerakan anak-anak muda muslim di seluruh dunia melawan kekuatan arogan yang mendapatkan perlindungan dari negara-negara imperialisme kuno.
 


Kekuatan imperialism kuno itu sekarang telah menciptakan dan menyangga kekuatan regim kolonial zionisme di tanah Palestina. Rezim ini telah menjadi kekuatan nyata dan menjadi bentuk imperialisme dan kolonial di zaman modern sekarang. Kekuatan kejam zionisme ini tidak saja menjajah tanah Palestina tapi juga mengeruk kekayaan alamnya, melakukan pembersihan etnis dan melakukan tindakan kriminal melawan nilai-nilai kemanusiaan secara universal. Seluruh tindakan kriminal yang kejam ini telah mewarnai wajah zaman modern sekarang karena ditopang oleh "kekuatan imperialisme kuno".
 


Karenanya, saat kita berbaris membebaskan Jerusalem dengan gerakan "Global March to Jerusalem", sesungguhnya tidak saja membebaskan Jerusalem akan tetapi juga membebaskan jiwa kita dari cengkeraman hegemoni yang di topang oleh kekuatan "Imperialisme Kuno". Saat kita berteriak untuk pembebasan Palestina, sebenarnya kita sedang membebaskan diri kita dari imperialisme modern dengan bungkus wajah humanisme.
 


Kehadiran para relawan, aktifis GMJ tidak saja mengukuhkan sebagai pendukung pembebasan Palestina, tapi lebih dari itu, juga sebagai pembela hak-hak kita sendiri. Selama kita diam dan berpangku tangan, kita akan terus menjadi budak kekuatan arogan di jaman modern ini.
 


Lihat bangsa Indonesia yang melawan kolonialisme selama 350 tahun, Indonesia harus berterima kasih kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia juga kepada para pejuang kemerdekaan Palestina yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
 


Kita sebagai bangsa Indonesia tidak saja merasa senasib sebagai bangsa yang pernah terjajah, menderita karena ditindas, tapi juga bangsa Indonesia telah menyatakan sebagai bangsa yang anti kolonialisme. Indonesia mempunyai tugas konstitusi untuk melenyapkan segala bentuk kolonialisme di atas bumi manapun.
 






Lebih dari 40 tahun, orang kulit hitam Afrika Selatan juga telah berjuang melawan dominasi kulit putih dibawah sistem apartheid. Perlawanan mereka yang didukung oleh komunitas internasional telah berhasil melenyapkan rezim sistem apartheid.
 


Rakyat Afrika Selatan telah mengalami pengalaman betapa sakitnya dibawah rezim apartheid. Mereka telah menyatakan sebagai bangsa yang menolak segala bentuk diskriminasi rasis. Oleh karenanya mereka mempunyai tanggung jawab membebaskan bangsa lain dari sistem apartheid, seperti kata Nelson Mandela, "Kita benar-benar paham, bahwa kebebasan kita tidak akan sempurna tanpa kemerdekaan bangsa Palestina."
 


Dewasa ini, dunia tahu, bahwa sistem apartheid tidak mempunyai masa depan lagi. Apartheid salah diterapkan di Afrika Selatan, apartheid juga sebuah sistem yang salah di terapkan di tanah Palestina. Mungkin aneh, bagi para zionis melihat hubungan struktur politik dan budaya antara warga palestina dan Israel sebagai sebuah sistem apartheid. Ini dikarenakan, zionis salah berpikir bahwa problem Palestina dimulai sejak 1967.
 


Kaum zionis heran dan lupa, bahwa mereka masih mempunyai masalah pada tahun 1948 yang harus diselesaikan, yaitu masalah hak pengungsi Palestina untuk pulang ke tanah airnya. Masalah Palestina tidak saja masalah penjajahan secara militer dan Israel bukanlah sebuah negara yang didirikan secara "normal", dan menjajah bangsa lain pada tahun 1967.  Orang-orang Palestian tidak saja berjuang untuk sebuah negara, tetapi juga berjuang untuk kebebasan, dan persamaan hak.
 


Kita tahu, zionis tidak mengakui dan menunjukkan wajah bahwa mereka telah menjajah pada tahun 1967; pembangunan perumahan terus berlanjut, Jerusalem terus diyahudisasi, orang-orang Palestina tidak akan mempunyai negara yang independen, tapi Palestina terus saja dibawah dominasi ekonomi zionis dengan mengontrol perbatasan, tanah, air dan laut.
 


Zionis tak pernah berpikir tentang sebuah "negara", mereka hanya berpikir tentang "pemisahan". Kenyataan ini telah menjadikan zionis menjadi sebuah rezim apartheid tidak saja secara "defacto",  juga secara "de jure". Jika kita mengikuti tingkah Israel 30-40 tahun terakhir, kita menemukan tindakan rasisme secara fulgar, dan  mereka mengakui bahwa mereka  sendiri sebagai entitas yang rasis. Rasisme ini secara natural bisa kita lihat dari ungkapan mereka, "I hate Arabs", "I wish Arabs would be dead".
 


Jika kita lihat sistem hukum Israel, kita akan melihat diskriminasi terhadap bangsa Palestina, jika kita kembali ke penjajahan teritori tahun 1967, anda akan melihat mereka mempunyai dua sistem hukum judisial yang diterapkan untuk kepentingan pendekatan kemanusiaan; pertama, untuk kehidupan bangsa Palestina, dan kedua untuk kehidupan orang Yahudi. Ditambah lagi, mereka juga mempunyai pendekatan untuk masalah kepemilikan dan tanah. Orang Palestina tidak diakui mempunyai kepemilikan tanah secara privasi.
 


Tindakan rasisme zionis terjadi setiap hari. Sejak Israel menjadi rezim Zionis, orang-orang yahudi berpenduduk Israel mempunyai hak khusus yang tidak dipunyai oleh orang-orang yang bukan  yahudi. Orang-orang Palestina Arab tidak mempunyai tempat di rezim Zionis.
 


Aparteid adalah sistem kriminal yang melawan kemanusiaan, Israel telah mencabut kebebasan dan merampok kekayaan jutaan penduduk Palestina. Tindakan ini merupakan sistem diskriminasi rasial. Sistem ini telah menjadi kanker dan melukai ribuan penduduk Palestina, dan bertentangan dengan hukum Internasional. Tidak ada seorangpun yang bisa hidup damai hingga orang tersebut mendapatkan keadilan. Tidak ada perdamaian tanpa keadilan.
 


Lebih dari tiga minggu lebih 28 warga Indonesia telah bergabung dengan komunitas internasional berkampanye pembebasan Jerusalem, "Jerusalem for All". Bersama dengan warga negara sipil dunia yang anti penjajahan kita telah mengekpresikan bentuk kecintaan pada terwujudnya keadilan tidak saja di bumi Palestina tapi juga diseluruh muka bumi.
 


Kita telah melakukan mars dari Indonesia- India- Pakistan, Iran, Turki, Lebanon-Jordan. Banyak suka cita, rasa haru mendalam bertemu dengan warga sekitar negara yang kita lalui, tenggorokan kering, bibir pecah, dingin yang menyengat, melihat wajah-wajah teduh penuh ketulusan sekaligus  ada saja manusia-manusa sinis melihat gerakan kita.
 


Kaum sinisme ini selalu bangga dengan pertanyaan, darimana anda mendapatkan dana gerakan ini, mereka kering dengan pertanyaan dari mana Zionisme mendapatkan dana untuk melanggengkan proyek apartheid. Mereka telah menjadi penopang kolonialisme dan imperialism kuno, proyek mereka adalah sistem apartheid zionis, jiwa kotornya adalah keserakan untuk mengeruk kekayaan alam tidak saja Timur Tengah tapi juga di seluruh muka bumi. Memalukan menjadi anak bangsa Indonesia yang simpati pada gerakan zionis, hina menjadi penghianat undang-undang dasar 1945 dan pancasila, mengecewakan menjadi penentang cita-cita luhur Sukarno, "penjajahan harus dienyahkan dari muka bumi".
 


Mereka sisa-sisa kaum imperialis kuno ingin terus melanjutkan kolonialismenya dengan mencangkokkan "zionisme" di Timur Tengah sebagai sistem apartheid sampai Hari Kiamat, dengan begitu seluruh dunia tidak aman tanpa mereka. Lalu mereka menyatakan mempunyai hak untuk melakukan "pre-emtive strike", menyerang dengan menciptakan image bahwa  mereka terancam.
 


Tentu saja taktik ini meski kuno akan berakhir dengan kekalahan dipihak penindas, karena bumi ini akan di wariskan pada orang-orang shleh. Dengan berbekal keyakinan ini akan selalu ada gerakan sipil dunia melawan para penindas dunia. Para penindas tidak akan diam menindas, begitu juga para pecinta keadilan tidak akan diam melawan penindas.
 


Global March to Jerusalem bukan akhir, ini hanya awal bagi gerakan-gerakan lain, perjuangan ini tidak berakhir sampai para penindas (zionisme) menyerah kepada diri mereka sendiri, persis seperti kaum kulit putih yang telah menindas kulit hitam di Afrika Selatan. Mereka telah menyerah pada gerakan sipil dunia, mereka telah menyerah dan sadar betapa menyakitkan dan hina menjadi menjadi kaum penindas. (IRIB Indonesia)
 
 
 
* Kordinator Global March to Jerusalem, via darat; Indonesia-India-Pakistan-Iran-Turki-Lebanon-Jordan


source : irib
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Pasal II - Hukum-hukum Air
Mengapa pada surah al-Baqarah disebutkan, “Dzalika al-kitab” dan tidak disebutkan ...
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 1-2
13 Pertanyaan Sahabat yang direkam dalam Al-Qur’an
Apakah Sunnah dapat menasakh al-Qur’an?
Sampai Kapan Kita Berdiam Diri Melihat Kebiadaban ISIS Merajalela?
DIALOG ANTARA MUSLIM DAN KRISTIAN [4]
Membaca Salafi, Wahabi dan Khawarij
Nikah Mut’ah Antara Hukum Islam dan Fitnah Wahhabi
Motivasi Kebangkitan Imam Husain as di Karbala

 
user comment