Orang Yang Tiada Kebaikannya
Imam Shadiq as berkata:
لاخَيْرَ في مَن لايُحِبُّ جَمْعَ المالِ مِنْ حَلالٍ فَيَكُفُّ بِهِ وَجْهَهُ وَ يَقضى بِهِ دَيْنَهُ.
“Tidak ada kebaikan sama sekali pada orang yang tidak
berusaha keras mengumpulkan uang halal agar ia dapat
menjaga harga dirinya lalu membayar hutangnya dengannya.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 7, hadis 30
12
Memenuhi Kebutuhan Keluarga
Imam Musa Al-Kadhim as berkata
مَنْ طَلَبَ هذَا الرِّزْقَ مِن حِلِّهِ لِيَعُودَ بِهِ عَلى نَفْسِهِ وَ عِيالِهِ كانَ كَالمُجاهِدِ فى سَبيلِ اللّه ِ…
“Barang siapa mencari rizki halal untuk memenuhi
kebutuhan dirinya dan keluarganya maka ia bagai orang
yang berjihad di jalan Allah.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 3, hadis 7
13
Beruntung Yang Baik Kerjanya
Imam Ali as berkata:
طُوبى لِمَنْ ذَلَّ في نَفْسِهِ وَ طابَ كَسْبُهُ.
“Beruntunglah orang yang rendah hati dan baik
pekerjaannya.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 2, hadis 3
14
Susah Payah Mencari Nafkah
قُلْتُ لأبِى الْحَسَنِ الهادى عَلَيهِ السَّلامُ: رُوينا عَنْ آبائِكَ إنَّهُ يَأْتى عَلَى النّاسِ زَمانٌ لايَكُونُ شَئىٌ أعَزُّ مِن أَخٍ أنيسٍ أوْ كَسْبِ دِرْهَمٍ مِنْ حَلالٍ، فَقالَ
لى: يا أبا مُحَمَّد! إنَّ العَزيزَ مَوْجُودٌ وَ لكِنَّكَ فى زَمانٍ لَيْسَ شَئىٌ أعسَرَ مِنْ دِرْهَمِ حَلالٍ وَ أَخٍ فِى اللّه ِ عَزَّ وَجَلَّ.
Muhammad bin Harun berkata: Aku berkata kepada Imam Al-
Hadi as: Kami mendapat riwayat dari ayah kakekmu bahwa
akan datang suatu masa di mana tidak ada yang lebih
langka dari persaudaraan sejati dan uang halal. Imam
menambahkan: “Orang yang jarang ditemukan pasti juga
bakal ditemukan, namun engkau ada di jaman di mana tidak
ada yang lebih susah didapatkan daripada uang halal dan
saudara seagama.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 3, hadis 7
15
Rizki Halal
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ باتَ كالاًّ مِنْ طَلَبِ الحَلالِ باتَ مَغْفُوراً لَهُ.
“Orang yang tidur di malam hari (kelelahan) setelah
bekerja mencari nafkah halal, dia tidur dalam keadaan
diampuni.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 2, hadis 1
16
Usaha Untuk Mencari Rizki
Imam Shadiq as berkata:
لاتَدَعْ طَلَبَ الرِّزْقِ مِنْ حِلِّهِ فَإنَّهُ عَوْنٌ لَكَ عَلى دينِكَ، وَاعقِل راحِلَتَكَ وَتَوَكَّلْ.
“Jangan pernah meninggalkan usaha untuk mencari rizki
halal, karena itu akan membantumu dalam beragama. Ikat
tungganganmu dan bertawakallah.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 5, hadis 18
17
Susah Payah Mencari Nafkah
Rasulullah saw bersabda:
إنَّهُ لَيَأتي عَلَى الرَّجُلِ مِنْكُمُ لا يُكْتَبُ عَلَيْهِ سَيِّئَةٌ وَ ذلِكَ إنَّهُ مُبْتَلىً بِهَمِّ المَعاشِ.
“Sesungguhnya suatu saat akan tiba suatu keadaan atas
seseorang yang mana keburukan tidak akan dicatat atasnya;
dan itu karena ia tertimpa kesusahan dalam mencari nafkah
kehidupan.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 5, hadis 18
18
Rasulullah saw dan Pekerjaan
كان رَسُولُ اللّهِ صَلَّي اللهُ عَلَيهِ وَآلِهِ إذا نَظَرَ إلَى الرَّجُلِ فَأَعْجَبَهُ قالَ: هَلْ لَهُ حِرْفَةٌ؟ فَإن قالُوا لا قالَ: سَقَطَ مِن عَينى؛ قيلَ وَ كَيفَ ذاكَ يا رَسُولَ
اللّه؟ قالَ: لِأنَّ المُؤمِنَ إذا لَم يَكُن لَهُ حِرفَةٌ يَعيشُ بِدينِهِ.
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah saw melihat
seseorang yang menyenangkannya. Rasulullah saw bertanya,
“Apakah ia memiliki pekerjaan?” Dijawabnya, “Tidak wahai
Rasulullah.” Nabi berkata: “Ia telah jatuh dari mataku.”
Ditanya, “Mengapa wahai nabi Allah?” Beliau menjawab,
“Karena jika seorang mukmin tidak memiliki pekerjaan, dia
akan mencari penghidupan dari agamanya.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 5, hadis 18
19
Jauhi Uang Haram
Imam Shadiq as berkata:
ثَـلاثٌ مَنْ كُنَّ فـيهِ زَوَّجَهُ اللّه ُ مِنَ الحُورِالعينِ كَيْفَ يَشاءُ: كَظمُ الغَيْظِ، وَ الصَّبْرُ عَلَى السُّيُوفِ للّه عَزَّ وَجَلَّ، وَ رَجُلٌ أَشْرَفَ عَلى مالٍ حَرامٍ
فَتَرَكَهُ للّه عَزَّ وَجَلَّ.
“Ada tiga perangai yang jika dimiliki oleh siapapun maka
Allah akan mengawinkannya dengan bidadari surga
sekehendak-Nya: menahan amarah, bersabar dalam berperang
untuk keridhaan Allah dan meninggalkan uang haram saat
mendapatkannya.”
Biharul Anwar, jil. 75, hal. 171, hadis 5
20
Rizki Halal Melimpah
عَنِ البَزَنْطى قالَ: قُلْتُ لِلرِّضا عَلَيهِ السَّلامُ: جُعِلْتُ فِداكَ، أدْعُ اللّه َ عَزَّ وَجَلَّ أنْ يَرْزُقَنِىَ الْحَلالَ، فَقالَ: أَتَدْرى مَا الحَلالُ؟ قُلْتُ: الَّذى عِندَنا
الْكَسْبُ الطّيِّبُ. فَقالَ: كانَ عَلِىُّ بْنُ الحُسَيْنِ يَقُولُ: أَلْحَلالُ هُوَ قُوتُ المُصْطَفَيْنِ ثُمَّ قالَ: قُلْ أَسْئَلُكَ مِنْ رِزْقِكَ الواسِعِ.
Diriwayatkan oleh Bazanthi: Aku berkata kepada Imam Ridha
as: “Semoga aku menjadi tebusanmu! Doakan agar Allah
memberiku rizki halal.” Beliau bertanya: Apakah engkau
tahu apa itu rizki halal?” Aku menjawab: “Bagi kami halal
adalah uang jerih payah yang bersih tanpa noda.” Imam
berkata: “Imam Zainal Abidin as berkata: ‘Rizki halal
adalah makanan orang-orang pilihan.’ Lalu beliau
menambahkan: “Katakan seperti ini: ‘Ya Allah, aku memohon
rizki-Mu yang melimpah.’[3].”
Al-Kafi, jil. 5, hal. 89
21
Pentingnya Makanan Halal
Rasulullah saw bersabda:
تَرْكُ لُقمَةِ حَرامٍ أَحَبُّ إلَى اللّه ِمِن صَلاةِ أَلفَىْ رَكْعَةٍ تَطَوُّعاً.
“Meninggalkan sesuap makanan haram lebih disukai Allah
swt dari pada shalat dua ribu rakaat dengan khusyuk.”
Tafsir Al-Mu’in, hal. 26
22
Menolak Uang Haram
Rasulullah saw bersabda:
لَرَدُّ دانِقٍ مِنْ حَرامٍ يَعْدِلُ عِنْدَ اللّه ِ سَبْعينَ ألْفَ حِجَّةٍ مَبْرُورَةٍ.
“Meninggalkan seperenam Dirham/Dinar uang haram bagi
Allah swt sama dengan menjalankan tujuh puluh ribu haji
mabrur.”
Jami’ul Akhbar, hal. 442
23
Bekal Menuju Neraka
Rasulullah saw bersabda:
مَنِ اكْتَسَبَ مالاً مِنْ غَيْرِ حِلِّهِ كانَ زادَهُ إلَى النّارِ.
“Barang siapa mencari kekayaan yang tidak halal maka itu
adalah bekalnya menuju neraka.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 10, hadis 45
24
Akibat Meremehkan Uang Haram
Rasulullah saw bersabda:
قالَ اللّه ُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ لَمْ يُبالِ مِنْ أَىِّ بابٍ اكْتَسَبَ الدّينارَ وَالدِّرهَمَ لَمْ اُبالِ يَوْمَ القِيامَةِ مِنْ أَىِّ أَبْوابِ النّارِ أَدْخَلتُهُ.
“Tuhan Yang Maha Esa mengatakan: Barang siapa yang tidak
penting baginya dari manakah ia mendapatkan Dinar dan
Dirham, maka bagi-Ku tidak penting akan kumasukkan ia ke
pintu neraka yang mana.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 5, hadis 17
25
Uang Haram Yang Membawa Kemiskinan
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ كَسَبَ مالاً مِنْ غَيرِ حِلِّهِ أَفْقَرَهُ اللّه ُ.
“Orang yang mencari nafkah haram maka Allah akan
membuatnya miskin karenanya.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 5, hadis 17
26
Pertanyaan Di Hari Kiamat
Rasulullah saw bersabda:
لاتَزُولُ قَدَمُ عَبْدٍ يَوْمَ القِيامَةِ، حَتّى يُسئَلَ عَنْ أَرْبَعٍ: عَنْ جَسَدِهِ فيما أَبْلاهُ، وَ عَنْ عُمْرِهِ فيما أَفناهُ، وَ عَنْ مالِهِ مِمَّا اكْتَسَبَهُ وَ فيما أنْفَقَهُ، وَ عَنْ حُبِّنا
أَهْلَ البَيْتِ.
“Di hari kiamat manusia tidak akan melangkahkan kakinya
selangkahpun sebelum ditanya empat perkara ini:
1. Bagaimana dan untuk apa ia menggunakan badannya;
2. Bagaimana ia telah menghabiskan umurnya;
3. Dari mana ia mendapatkan uang dan bagaimana
menggunakannya;
4. Seberapa kecintaannya kepada kami, Ahlul Bait.
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 5, hadis 17
27
Uang Haram dan Perkawinan
Imam Muhammad Baqir as berkata:
إنَّ الرَّجُلَ إذا أصابَ مالاً مِنْ حَرامٍ لَم يُقْبَل مِنْهُ حَجٌّ وَلا عُمْرَةٌ وَ لاصِلَةُ رَحِمٍ حَتّى أَنَّهُ يَفْسِدُ فيهِ الفَرْجُ.
“Ketika seseorang mendapatkan uang haram, maka haji,
umrah dan silaturrahminya tidak diterima bahkan menikah
dengan menggunakan uang itu juga tidak dibenarkan.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 11, hadis 47
28
Jatah Rizki
Imam Baqir as berkata:
لَيْسَ مِنْ نَفْسٍ إلاّ وَ قَدْ فَرَضَ اللّه ُ لَها رِزْقاً حَلالاً، يَأْتيها فى عافِيَةٍ وَ عُرِضَ لَها بِالْحَرامِ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ فَإنْ هِىَ تَناوَلَتْ شَيْئاً مِنَ الحَرامِ قاصَّها
مِنَ الحَلالِ الَّذى فَرَضَ لَها وَ عِنْدَاللّه ِ سِواهُما فَضْلٌ كَثيرٌ وَ هُوَ قَولُهُ: « وَ اسئَلُوا اللّه َ مِن فَضْلِهِ»
“Tuhan telah menentukan rizki halal untuk hamba-Nya dan
telah memastikannya, yang mana pasti akan diberikan
kepadanya secara sempurna. Di sisi lain ada rizki haram
yang bisa dipungut oleh hamba-Nya. Jika hamba memungut
rizki haram, maka seukuran itu juga rizki halalnya
berkurang. Selain rizki halal dan haram itu, Allah
memiliki fadhl (karunia dan kekayaan melimpah yang
berlebihan), yang mana Ia sendiri memerintahkan hamba-Nya
dalam Al-Qur’an: ‘dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya.’.” (QS. An-Nisa’ [4] : 32)
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 11, hadis 49
29
Penyesalan Luar Biasa
Imam Ali as berkata:
إنَّ أعْظَمَ الحَسَراتِ يَوْمَ القِيامَةِ حَسْرَةُ رَجُلٍ كَسَبَ مالاً فى غَيرِ طاعَةِ اللّه ِ فَوَرِثَهُ رَجُلاً فَأَنفَقَهُ فى طاعَة اللّه ِ سُبْحانَهُ فَدَخَلَ بِهِ الجَنَّةَ وَ دَخَلَ بِهِ
الأوَّلُ النّارَ.
“Penyesalan luar biasa yang bakal dirasakan oleh
seseorang di hari kiamat adalah penyesalan orang yang
mendapatkan uang haram lalu mewariskannya kepada orang
lain, yang mana orang lain tersebut menggunakan harta
warisannya untuk ketaatan dan penghambaan dan karenanya
masuk surga sedangkan orang pertama masuk neraka (sebelum
menikmati kekayaannya di dunia).”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 12, hadis 57
30
Mengambil Milik Orang Lain
Rasulullah saw bersabda:
مَن اقْتَطَعَ مالَ مُؤمِنٍ غَصْباً بِغَيْرِحَقِّهِ لَمْ يَزَلِ اللّه ُ عَزَّ وَجَلَّ مُعْرِضاً عَنْهُ ماقِتاً لِأعْمالِهِ الَّتى يَعْمَلُها مِنَ البِرِّ وَ الخَيْرِ، لايُثْبِتُها فى حَسَناتِهِ حَتّى
يَتُوبَ، وَ يَرُدُّ المالَ الّذى أَخَذَهُ إلى صاحِبِهِ.
“Orang yang mengambil harta orang mukmin lainnya secara
tidak benar dan tak mengembalikannya, maka Allah tidak
akan menerima amal baiknya dan tidak mencatat amal-amal
baik tersebut dalam buku catatannya sampai dia bertaubat
dan mengembalikan harta tersebut kepada pemiliknya.”
Biharul Anwar, jil. 104, hal. 294, hadis 8
31
Dosa Terbesar
Imam Ali as berkata:
أعْظَمُ الخَطايا إقتِطاعُ مالِ امرِئٍ مُسْلِمٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Dosa dan kesalahan terbesar adalah memisahkan seorang
muslim dari hartanya secara aniaya.”
Biharul Anwar, jil. 104, hal. 295, hadis 9
32
Sumpah Demi Harta
Rasulullah saw bersabda:
وَيلٌ لِتُّجارِ أُمَّتى مِنْ لا وَ اللّه ِ وَ بَلى وَاللّهِ، وَ وَيْلٌ لِصُنّاعِ أُمَّتى مِن اليَوْمِ وَغَدٍ.
“Celaka bagi para pedagang dari umatku yang sampai
bersumpah-sumpah atas nama Allah dalam jual belinya.
Celaka bagi para pekerja dari umatku yang menunda-nunda.”
Mizanul Hikmah, jil. 3, hal. 2701, hadis 17648
33
Ampunan Ilahi
Rasulullah saw bersabda:
مَن أَكَلَ الحَلالَ قامَ عَلى رَأسِهِ مَلَكٌ يَسْتَغْفِرُ حَتّى يَفرَغُ مِنْ أَكلِهِ .
“Barang siapa makan dari uang dan rizki halal maka
seorang malaikat berada di atas kepalanya yang selalu
memintakan ampun baginya hingga makannya usai.”
Mizanul Hikmah, jil. 3, hal. 2701, hadis 17649
34
Cahaya Hati
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ أَكَلَ الحَلالَ أَرْبَعينَ يَوْماً نَوَّرَاللّه ُ قَلْبَهُ.
“Barang siapa memakan makanan halal selama empat puluh
hari maka Allah akan menerangi hatinya dengan cahaya.”
Biharul Anwar, jil. 103, hal. 16, hadis 71
35
Selalu Mengingat Tuhan
Imam Shadiq as berkata:
مِن أَشَدِّ ما فَرَضَ اللّه ُ عَلى خَلْقِهِ ذِكْرُ اللّه ِ كَثيراً ثُمَّ قالَ: لاأَعنى سُبْحانَ اللّه وَالحَمْدُللّه وَ لاإلهَ إلاَّ اللّه ُ وَ اللّه ُ أكبَرُ وَ اِءنْ كانَ مِنهُ، وَلكِنَّ ذِكْرَ
اللّه عِندَ ما أَحَلَّ وَ حَرَّمَ، فَاِءنْ كانَ طاعَةً عَمِلَ بِها وَ اِن كانَ مَعْصِيَةً تَرَكَها.
“Salah satu hal yang sulit dilakukan oleh manusia adalah
mengingat Allah dan berdzikir terus menerus. Maksudku
bukanlah dzikir mengucap subhanallah wal hamdulillah wa
la ilaha illallah wallahu akbar (Maha suci Allah, puji
bagi Allah, tiada tuhan selain Allah dan maha besar
Allah). Meskipun itu memang dzikir, tapi maksudku di sini
adalah mengingat Allah saat berhadapan dengan hal yang
dihalalkan dan diharamkan Tuhan; jika hal itu merupakan
ketaatan maka dilakukan dan jika maksiat maka
ditinggalkan.”
Al-Kafi, jil. 2, hal. 80, hadis 4
36
Dampak Sesuap Makanan Halal
Rasulullah saw bersabda:
إذا وَقَعَتِ اللُّقْمَةُ مِنْ حَرامٍ فى جَوْفِ العَبْدِ لَعَنَهُ كُلُّ مَلَكٍ فِى السَّماواتِ وَفِى الأرْضِ وَ مادامَتِ اللُّقْمَةُ فى جَوْفِهِ لايَنظُرُاللّه ُ إلَيْهِ وَمَنْ أَكَلَ اللُّقْمَةَ
مِنَ الحَرامِ فَقَد باءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللّه ِ فَاِءنْ تاب
“Ketika makanan haram berada dalam perut manusia, setiap
malaikat yang ada di langit dan di bumi melaknatnya.
Selama makanan itu ada di perutnya, Allah tidak akan
memandangnya. Orang yang memakan makanan haram hakikatnya
berjalan menuju amarah Tuhan. Jika ia bertaubat, Allah
akan menerima taubatnya. Jika sebelum bertaubat ia mati,
maka api neraka layak baginya.”
Jami’ul Ahadis, hal. 289
37
Akibat Makanan Haram
Imam Shadiq as saat menerangkan hadis Mi’raj berkata:
الإمامُ الصّادِقُ عَلَيهِ السَّلامُ فى خَبَرِ المِعراجِ: قالَ النَّبِىُّ صَلَّي اللهُ عَلَيهِ وَآلِهِ: مَرَرْتُ بِقَوْمٍ بَيْنَ أَيْديهِم مَوائِدُ مِنْ لَحْمٍ طَيِّبٍ وَلَحْمٍ خَبيثٍ يَأكُلُونَ
اللَّحْمَ الخَبيثَ، وَ يَدَعُونَ الطَّيِّبَ، فَقُلْتُ: مَنْ هؤُلاءِ يا جَبْرَئيلُ؟ فَقالَ: هؤُلاءِ الَّذينَ يَأْكُلُونَ الحَرامَ، وَ يَدَعُونَ الحَلالَ، وَ هُمْ مِنْ أُمَّتِكَ يا مُحَمَّدٍ
Bahwa Rasulullah saw bersabda: “Aku melihat sekelompok
orang yang terbentang di hadapannya berbagai makanan
bersih dan juga makanan kotor serta daging-daging busuk.
Mereka memilih memakan daging busuk dan mengabaikan
makanan yang bersih. Aku bertanya kepada Jibril: Siapa
mereka itu? Dia menjawab: Mereka adalah orang-orang yang
mengabaikan rizki halal dan lebih memilih uang haram,
mereka adalah umatmu wahai Muhammad!.”
Biharul Anwar, jil. 75, hal. 172, hadis 9
38
Wilayah Ali bin Abi Thalib dan Uang Haram
كانَ أميرُالمُؤمِنينَ علیه السلام يَقُولُ: لَيسَ بِوَلِىٍّ لَنا مَنْ أَكَلَ مالَ مُؤمِنٍ حَراماً.
Imam Shadiq as berkata: “Pada suatu hari Imam Ali as
berkata: Bukanlah orang yang berwilayah kepada kami jika
ia memakan harta orang mukmin lainnya secara haram.”
Biharul Anwar, jil. 104, hal. 296, hadis 17
39
Efek Sesuap Makanan Haram
Rasulullah saw bersabda:
مَن أَكَلَ لُقْمَةَ حَرامٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاةٌ أَرْبَعينَ لَيْلَةً، وَلَمْ تُسْتَجَب لَهُ دَعْوَةٌ أَربَعينَ صَباحاً، وَكُلُّ لَحْمٍ يُنبِتُهُ الحَرامُ فَالنّارُ أَوْلى بِهِ، وَ إنَّ اللُّقْمَةَ الواحِدَةَ
تُنبِتُ اللَّحْمَ.
“Barang siapa memakan makanan haram maka selama empat
puluh malam shalatnya tidak diterima dan doanya tidak
terkabulkan. Daging tubuhnya yang tumbuh dari makanan
haram lebih layak dibakar di neraka. Ya, sesuap makanan
haram-pun dapat menumbuhkan daging.”
Biharul Anwar, jil. 66, hal. 313, hadis 7
40
Akibat Makanan Haram
Rasulullah saw bersabda:
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِّىَ بِحَرامٍ.
“Tubuh yang telah diberi makan makanan haram tidak akan
masuk surga.”
Jami’ul Ahadis, hal. 289
CATATAN :
[1] Yang dimaksud adalah emas dan perak, atau uang.
[2] Dikisahkan dalam Al-Qur’an bahwa Samiri telah
menyesatkan umat nabi Musa karena patung sapi emasnya.
[3] Rizki melimpah yang artinya rizki halal yang sangat
banyak sehingga hamba Allah tidak perlu menengok uang
haram.
source : alhassanain