sekolompok organisasi masyarakat yang mengatasnamakan Tim Peduli Umat Masjid Ar Riyad dan Aswaja Bangil berkumpul di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jumat (1/4).
Mereka menuntut supaya kegiatan memperingati Milad Sayidah Fatimah az Zahra yang tidak lain putri Nabi Muhammad Saw oleh kelompok Syiah dibubarkan.
Sehari sebelumnya, gabungan dari organisasi keagamaan di Kabupaten Pasuruan itu sudah mendatangi Mapolres Pasuruan. Mereka meminta kegiatan komunitas Syiah tersebut dibatalkan.
Namun dengan berbagai pertimbangan, pihak Polres Pasuruan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Pasuruan tetap mengizinkan kegiatan tersebut karena mengadakan peringatan milad putri Nabi bukan tindakan kriminal. Tetapi, lokasi kegiatan yang mulanya direncanakan di salah satu gedung yang ada di Jalan Diponegoro, Bangil itu diminta pindah ke rumah salah satu tokoh Syiah yang ada di Lingkungan Kwansan RT 2 RW 11 Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
"Kalian ingin mereka (kaum Syiah) bubar, buka jalan. Jangan ada yang foto, jangan ada yang menyentuh. Berikan mereka jalan," kata salah seorang orator dari organisasi keagamaan yang menghendaki kegiatan tersebut bubar.
Sementara Kapolres Pasuruan AKBP Soelistijono yang langsung turun memantau kondisi di lapangan mengatakan, kegiatan kelompok Syiah itu tetap berjalan. Hanya saja waktunya dipercepat.
"(kegiatannya) Sempat berjalan sebentar. Dari jam 8 sampai jam 10. Cuma minta dipercepat. Yang menyampaikan kedalam untuk dipercepat itu Ketua DPRD (Sudiono Fauzan)," katanya.
Pantauan di lokasi, usai mendapat penolakan, kelompok Syiah satu persatu membubarkan diri. Dalam perjalanan keluar dari lokasi kegiatan, para peserta peringatan tersebut dijaga ketat oleh pihak keamanan.
Sekitar pukul 10.22 WIB, gabungan kelompok tersebut membubarkan diri karena menganggap kegiatan oleh kelompok Syiah sudah bubar. Tidak ada alasan jelas dari gabungan massa yang menuntut peringatan milad putri Nabi Islam itu dibubarkan. Orator aksi mengatakan, aksi mereka membubarkan peringatan milad putri Nabi tersebut karena hendak membela dan memperjuangkan kesucian dan nama baik sahabat-sahabat Nabi.
Aksi intoleransi yang mengatasnamakan membela agama tersebut, justru dilakukan hanya berselang satu hari dari intruksi Presiden Jokowi kepada kepolisian untuk menindak tegas para kelompok intoleransi. Para jamaah yang hadir dalam acara Milad putri Nabi tersebut, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak menyayangkan adanya aksi pembubaran tersebut, sebab menurut sumber yang tidak ingin diketahui identitasnya menyebutkan, acara serupa telah sering dilakukan ditempat tersebut dari tahun-tahun sebelumnya dan tidak pernah mendapat antipati dari warga setempat.
source : abna24