, Aleppo salah satu kota penting di Suriah saat ini sedang dilanda perang. Pihak militer Suriah dibantu Rusia sedang mengupayakan untuk merebut kembali kendali atas Aleppo yang beberapa bagiannya sempat dikuasai kubu pemberontak dari Jabhah Nusrah dan militan-militan asing lainnya yang didukung koalisi anti ISIS yang terdiri dari Arab Saudi, Qatar, Turki dan NATO. Menyusul rentetan kekalahan yang dialami dari kubu pemberontak, sejumlah bagian dari kota Aleppo berhasil kembali kepangkuan rezim Bashar Assad.
Untuk menjaga denyut nafas kelompok pemberontak yang sekarat, pendukungnya di Indonesia mengkampanyekan tagar #savealeppo, dengan maksud menggalang dana untuk membantu kubu pemberontak bisa tetap berkuasa penuh atas Aleppo. Liciknya, penggalangan dana itu mengatasnamakan rakyat Aleppo yang diklaim dizalimi oleh rezim Assad. Foto-foto hoax dengan mudah disebar disertai ajakan menggalang dana untuk rakyat Aleppo. Foto-foto korban di Gaza, kemiskinan dan kelaparan di Afrika, korban pembunuhan di Amerika, ledakan bom di Pakistan dan Irak, jet tempur Israel yang memborbardir Gaza diberi keterangan yang manipulatif dengan menyebut semua foto tersebut menggambarkan suasana Aleppo yang mencekam dan dirundung nestapa.
Diantara mereka yang menyebar berita hoax untuk menggalang dana mengatasnamakan rakyat Aleppo adalah pemilik akun Ervan Muhammad Arsyad. Dari keterangan bio data diri yang dilacak di akun Facebook pribadinya, ia bekerja di Wahdah Islamiyah, pernah bersekolah di Universitas Islam Imam Muhammad bin Suud Arab Saudi dan alumni Tekhnologi Pertanian UNHAS Makassar angkatan 1996.
Ervan memosting foto yang diberi keterangan balita yang diklaim dari Aleppo korban kebiadaban yang menghilangkan anggota keluarga bocah tersebut. Diujung keterangan fotonya, ia mengajak netizen untuk menggalang dana membantu korban perang Aleppo. Netizen yang mampu membuktikan foto tersebut hoax -sebab bocah di foto itu berasal dari India dan habis bermain di tungku api yang membuat wajah dan seluruh tubuhnya tertutupi debu- lantas membully aktivis Wahdah Islamiyah tersebut.
Ervan menanggapi dengan mengakui keteledorannya dan akan lebih berhati-hati untuk tidak lagi menyebar foto hoax lagi, namun dalam pengakuannya ia tidak menyertakan kata maaf sedikitpun sementara postingannya tersebut telah dishare lebih dari 700 kali. Sampai berita ini dibuat, dai kelahiran 1977 tersebut belum juga menghapus postingannya. Sebelumnya, Farid Ahmad Okbah, seorang dai yang aktif mengecam Syiah juga terbukti menyebar foto hoax. Foto korban mutilasi di Brasil diklaimnya sebagai korban kebiadaban rezim Assad.
Berita mengenai penggunaan foto hoax lainnya untuk menyebarkan berita manipulasi mengenai konflik Suriah bisa dibaca disini:
http://pkspuyenganonline.blogspot.de/2016/01/foto-hoax-kasus-madaya-untuk-menggalang.htm
Berikut screen shoot dari postingan Ervan Muhammad Arsyad di Facebook yang membuatnya mendapat kecaman dari netizen:
source : abna24