Sebagian oknum menebarkan bahwa pada hari ini juga Khalifah Kedua Sayyidina Umar bin Khatab terbunuh. Pesan ini dijadikan oleh sebagian oknum sebagai sebuah kesempatan untuk menyulut pertikaian antara Ahli Sunah dan Syiah. Banyak dongeng dan kisah yang telah mereka buat.
Para ulama menekankan bahwa dongeng 9 Rabiul Awal adalah fiktif dan memang sengaja dibuat untuk memperkeruh persatuan umat Islam.
Rahbar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei menekankan, “Jangan sampai kita membayangkan sedang membela Syiah dengan cara menyulut permusuhan dengan non-Syiah. Ini bukanlah pembelaan terhadap Syiah. Jika kita membaca batin pembelaan semacam ini, sebenarnya kita sedang membela Amerika dan Israel.”
Guna menilik kebenaran klaim bahwa Khalifah Umar bin Khatab meninggal pada tanggal 9 Rabiul Awal, mari kita simak pandangan para ahli berikut ini:
1. Khalifah Umar wafat pada tanggal tanggal 1 Muharam atau penghujung Dzulhijjah.
Hujjatul Islam Muhsin Janatimanesh salah seorang ahli agama menekankan, baik dalam pandangan Syiah maupun Ahli Sunah, Khalifah Umar bin Khatab meninggal dunia pada tanggal 1 Muharam atau akhir-akhir Dzulhijjah.
Menurut penilaian ahli agama ini, pesta-pesta yang biasa digelar pada tanggal 9 Rabiul Awal adalah sebuah kebiasaan yang salah.
Menurut Hujjatul Islam Ghulan Reza Maqiseh salah seorang guru tingkat tinggi Hauzah Ilmiah Qom, pesta 9 Rabiul Awal yang digelar memang untuk tujuan tertentu itu bisa mengikis habis persatuan muslimin.
Dalam penilaian Muhammad Husain Rajabi salah seoran dosen di bidang sejarah Islam, pesta yang diberi nama Idul Zahra ini adalah sebuah hari raya orang awam, dan jelas hal ini tidak bisa dinilai sebagai syiar paten Mazhab Syiah. Menurut para ulama besar, penggelaran hari raya semacam ini dapat merusak persatuan umat Islam. Pesta yang biasanya digelar oleh sebagian orang awam tanpa memperhatikan kemaslahatan muslimin ini sangat tidak berdasar, dan tanggal wafat Khalifah Umar pada tanggal 9 Rabiul awal lebih tidak berlandaskan.
Menurut Rajabi Dawani lebih lanjut, budaya pesta semacam ini baru muncul pada kurun-kurun terakhir. Mungkin pesta ini mulai berkembang di tengah masyarakat dari sejak dinasti Qajar dan Shafawiyah.
Hujjatul Islam Sayid Ja’far Musawai Nasab memiliki pandangan yang lebih “radikal” sehubungan dengan Idul zahra pada tanggal 9 Rabiul Awal. Idul Zahra yang sejati adalah menghidupkan kembali dan menjelaskan posisi sejati imamah Imam Mahdi as.
Menurut Hujjatul Islam Musawi Nasab, peristiwa pembunuhan Khalifah Umar hanyalah konspirasi musuh belaka. Dengan mengobarkan peristiwa pembunuhan tersebut pada tanggal ini, musuh berharap seluruh masyarakat lalai terhadap konsep mahdawiah dan imamah Imam Mahdi as.
Sumber: Bashgah-e Khabarnegaran
source : alhassanain