Sudah lewat dari 19 hari aksi mogok makan di lakukan oleh sekelompok ulama dan masyarakat Syiah Pakistan; 19 hari sejak jumat (13/5) dan Hujjatul Islam Allamah Rajeh Nashir Abbas Ja’fari pemimpin Partai Dewan Persatuan Muslimin Pakistan turut pula dalam aksi mogok makan dan permintaan suaka tersebut.
Aksi yang di lakukan beliau sebagai bentuk protes atas ketidakadilan dan kekerasan yang terus berlanjut terhadap para pengikut Ahlul bait As, masih berlangsung di kota Islamabad; meskipun kemarin senin (30/5) akibat kondisinya yang sedang kritis di larikan ke rumah sakit, hingga sekarang masih bertahan dalam aksinya.
Sampai saat ini masyarakat di berbagai kota Pakistan – seperti Lahore, Karachi dan Parachinar – telah banyak yang bergabung dalam gerakan ini dan walaupun dalam cuaca sangat panas di atas 40 derajat, mereka tetap melakukan aksi pemogokan di kota masing-masing. Solidaritas untuk aksi pemogokan ini meluas hingga ke London dan New York; namun kaum Syiah Pakistan yang saat ini tengah terancam tanah-tanah dan lahan-lahannya di rampas, senantiasa membutuhkan bantuan dunia.
Guna mengetahui alasan dan esensi dari aksi pemogokan ini, Kantor Berita ABNA telah melakukan wawancara khusus dengan Hujjatul Islam wal Muslimin Gulam Khur Syubairi. Beliau adalah salah seorang pendiri Dewan Persatuan Umat Islam Pakistan yang sekarang ini bertugas sebagai imam jumat dan imam jamaah di kota Luton Inggris. Sebelumnya selama 10 tahun melakukan aktivitas dakwah dan kegiatan-kegiatan keagamaan di Pusat Islam Houston di propinsi Texas Amerika.
Berikut adalah wawancara ABNA dengan Hujjatul Islam wal Muslimin Syubairi
ABNA : Sebagai pertanyaan pertama, mohon anda jelaskan apa alasan permintaan suaka dari Rajeh Nashir Abbas Ja’fari dan sekelompok kaum Syiah Pakistan?
Bismillahirahmanirrahim.
Alasan permintaan perlindungan ini adalah pembantaian kaum Syiah Pakistan yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kelompok-kelompok teroris di negara ini sejak tahun 1962 sampai sekarang telah menarget dan membunuh 27.000 kaum Syiah – khususnya cendekiawan mereka – ; tetapi pemerintah sama sekali tidak melakukan tindakan signifikan dan berpengaruh dalam masalah ini. Para pembunuh dan musuh-musuh Syiah secara bebas melakukan aksi-aksi kekerasan dan bahkan terkadang mereka malah mendapat dukungan!
Poin lainnya ialah pemerintahan sekarang yang di pimpin oleh Nawaz Sharif memperlihatkan permusuhan khas dan baru terhadap kaum Syiah dan merampas tanah-tanah mereka secara paksa! Dan menerapkan pula aturan-aturan guna menangkapi dan menyiksa kaum Syiah di berbagai daerah. Para ulama salafi fanatik pun berkordinasi dengan pemerintah dalam kezaliman ini.
ABNA : Mohon jelaskan lebih jauh lagi tentang tindakan-tindakan terakhir pemerintah. Yakni bagaimana mereka mengambil alih tanah-tanah milik kaum Syiah?
Gilgit dan Baltistan merupakan daerah-daerah yang di huni oleh kaum Syiah Pakistan. Para pengikut mazhab Ahlul bait As di daerah-daerah ini memiliki banyak tanah. Militer dan organ-organ pemerintah mengambil alih secara paksa tanah-tanah milik mereka dengan berbagai cara dan mereka ingin melemahkan penduduk dan masyarakat Syiah di wilayah-wilayah tersebut.
ABNA : Bagaimana dengan keberlanjutan sikap-sikap permusuhan tersebut?
Iya; kondisinya tidak membaik. Beberapa hari yang lalu di wilayah Parachinar yang sepenuhnya di huni oleh kaum Syiah, pihak aparat keamanan sendiri – bukan kelompok teroris – melakukan aksi penyerangan pada acara perayaan masyarakat di hari wiladah Imam Husain As dan membantai serta melukai sejumlah orang. Di daerah Dera Ismail Khan, dalam sehari mereka membunuh empat orang sedangkan pemerintah tidak melakukan tindakan apapun!
ABNA : Sebagaimana yang anda katakan, tekanan terhadap kaum Syiah Pakistan telah berlangsung selama beberapa dekade. Menurut anda apakah aksi mogok dan permintaan suaka ini bermanfaat?
Dewan Persatuan Umat Islam khususnya Hujjatul Islam wal Muslimin Rajeh Nashir Abbas memutuskan untuk melanjutkan gerakan ini hingga pemerintah memperhatikan permintaan-permintaan legal mereka. Mereka ingin menekan pemerintah lewat aksi mogok ini begitu pula dengan upaya menarik opini publik dan menumbuhkan kesadaran di tengah-tengah masyarakat.
ABNA : Apa keinginan dari para pelaku aksi pemogokan ini?
Mereka secara jelas menginginkan hal-hal berikut ini:
Tindakan tepat dan sesuai guna mencegah pembantaian kaum Syiah Pakistan di berbagai wilayah negara ini;
Perujukan semua kasus pembunuhan kaum Syiah seperti peristiwa Shirkapur, Jacobabad dan lain-lain kepada pengadilan militer;
Pencabutan pembatasan terhadap majlis-majlis duka kaum Syiah di propinsi Punjab;
Pelarangan aktivitas-aktivitas kelompok-kelompok takfiri dan fanatis dengan firqah;
Tindakan-tindakan nyata dan berpengaruh pemerintah propinsi Khyber Pakhtunkhwa atas pembantaian terakhir terhadap kaum Syiah;
Pembentukan komisi pemeriksaan untuk pembantaian terakhir kaum Syiah di Parachinar oleh aparat kepolisian;
Penghentian pengambil alihan tanah-tanah milik kaum Syiah Gilgit dan Baltistan oleh pemerintah serta pembebasan seluruh lahan yang telah di ambil alih.
Para pelaku aksi mogok tidak akan mengakhiri aksi mogok dan permintaan suaka mereka selama ke tujuh poin tuntutan mereka belum terealisasi.
ABNA : Apakah anda mengira bahwa pemerintah dan lebih spesifiknya pusat-pusat kekutan di Pakistan (seperti ISI) akan menuruti permintaan-permintaan ini?
Berita aksi mogok ini telah tersebar ke seluruh Pakistan dan pada sebagian wilayah propinsi Sindhi bagian selatan dan Baltistan di bagian utara negara ini, masyarakat telah ikut bergabung dalam gerakan ini dan melakukan aksi-aksi mogok secara terpisah; namun pemerintah sampai sekarang masih diam dalam hal ini. Para pelaku aksi mogok telah bertekad dengan menekan pemerintah, keinginan dan tuntutan dari jutaan warga negara Pakistan dapat mereka wujudkan atau minimalnya menguatkan Syiah agar dapat membela dan mempertahankan hak-haknya. Jika opini umum dan publik di dalam dan di luar negeri bangkit, tujuan ini, tidak akan jauh dari jangkauan
ABNA : Aksi permintaan suaka di mulai sejak kapan? Dan hari ini aksi mogok makan telah memasuki hari keberapa?
Di mulai sejak hari jumat (13/5) dan sekarang telah lewat 19 hari dari aksi mogok ini.
ABNA : Apakah aksi mogok makan di mulai sejak hari pertama pula?
Iya, sejak hari pertama aksi permintaan suaka, Rajeh Nashir Abbas memulai pula aksi mogok makan makanan berat(basah).
ABNA : Berapa orang yang ikut melakukan aksi mogok makan bersama beliau?
Aksi mogok makan yang sesungguhnya di lakukan oleh Hujjatul Islam Rajeh Nashir Abbas; namun saat ini semua pimpinan Dewan Persatuan Umat Islam Pakistan hadir bersama beliau di kamp. Sebagaimana telah saya singgung, dengan tersebarnya berita mogok makan, masyarakat di berbagai kota di dalam dan di luar negeri mengalirkan dukungan kepada beliau dan setiap hari puluhan orang datang menjumpai beliau di Islamabad.
Begitupula sekarang ini telah di dirikan kamp-kamp di kota-kota Lahore, Karachi, Multan, Parachinar dan Baltistan Pakistan dan juga di New York Amerika dan beberapa di antara mereka telah memulai aksi mogok makan. Beberapa hari yang lalu telah berlangsung pula unjuk rasa di depan kantor kedutaan besar Pakistan di London sebagai wujud solidaritas kepada masyarakat Syiah Pakistan serta dukungan atas tindakan Rajeh Nashir Abbas. Sementara itu, saat ini seluruh organisasi non pemerintah(ONG) Pakistan, mendukung tuntutan para pelaku aksi permintaan suaka. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan ini sangat berpengaruh.
ABNA : Di mana letak kamp aksi permintaan suaka?
Tempat berlangsungnya aksi adalah di depan Press Club, yaitu pusat media massa kota Islamabad, ibu kota Pakistan.
ABNA : Bagaimana kondisi kesehatan para pelaku aksi mogok makan sekarang ini?
Tentunya tidak dalam kondisi yang baik, tubuh mereka dalam kondisi lemah. Kondisi Allamah Rajeh Nashir kemarin memburuk dan mereka terpaksa melarikannya ke rumah sakit. Setelah dua jam, beliau kembali ke kamp dan memulai kembali aksi mogok makan.
ABNA : Apa harapan anda dari kaum Syiah di luar Pakistan?
Harapannya ialah mereka juga mempunyai sensitivitas terkait dengan masalah-masalah kaum muslimin dan Syiah Pakistan dan sejauh memungkinkan dapat membantu mereka.
ABNA : Terakhir, jika terdapat poin lainnya yang ingin di sampaikan, silahkan!?
Saya ingin meminta kepada para Marja(Maraji’), ulama terkemuka, para cendekiawan, para awak media serta para pemikir agar mereka pun segera menyatakan pendapat dalam hal ini dan dengan mendukung hak-hak kaum Syiah Pakistan, mensupport para peminta suaka beserta tuntutan-tuntutan legal mereka. Kadang terasa bahwa mereka tidak begitu menganggap penting masalah-masalah Pakistan.
ABNA : Atas kehadiran anda dalam wawancara ini kami ucapkan terima kasih
Di sebutkan pula bahwa kaum Syiah Pakistan yang lebih banyak menjadi objek serangan kelompok-kelompok teroris, kali ini dalam suatu peristiwa penembakan aparat keamanan negara ini di Parachinar terbunuh. Pertikaian yang terjadi akibat pelarangan masuknya ulama-ulama Syiah ke daerah ini untuk mengikuti acara-acara perayaan di bulan Sya’ban oleh aparat keamanan, berubah menjadi aksi kekerasan dan sedikitnya empat orang dari kalangan Syiah yang melakukan protes terbunuh di tangan aparat keamanan dan sekitar sepuluh orang lainnya luka-luka. Begitupula puluhan orang lainnya yang melakukan protes di tangkap oleh pihak aparat keamanan.
source : abna24