Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Al-Quran Buah Bulan RamadhanYang Terus Bisa Dipetik

Ketika menyebut Bulan Ramadhan terasa tidak sopan ketika menyebutnya tanpa menyebutkan kata Bulan Ramadhan yakni hanya dengan menyebutnya dengan Ramadhan, seperti dalam al-Quran disebutnya bukan hanya ramadhan tapi dengan kata "Syahru Ramadhan"
Al-Quran Buah Bulan RamadhanYang Terus Bisa Dipetik

Ketika menyebut Bulan Ramadhan terasa tidak sopan ketika menyebutnya tanpa menyebutkan kata Bulan Ramadhan yakni hanya dengan menyebutnya dengan Ramadhan, seperti dalam al-Quran disebutnya bukan hanya ramadhan tapi dengan kata "Syahru Ramadhan"

Dalam sebuah hadis Imam Ali as berkata

اميرالمؤمنين(ع) قال:

Jangan kalian sebut Ramadhan tapi sebutlah dengan bulan Ramadhan. Sesungguhnya kalian berkata demikian karena kalian tidak memahami apa itu Ramadhan.
لَا تَقُولُوا رَمَضَانُ وَ لَكِنْ قُولُوا شَهْرُ رَمَضَان فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ مَا رَمَضَانُ

Mengapa demikian? Ketika kita telusuri akan kita dapati alasan tersebut, alasan yang tertuang dalam kelanjutan ayat yang menyatakan allazi unzila fihil quran الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ, mengapa disebut dengan ucapan penghormatan dengan menyebut kata "bulan" sebelum menyebut kata "Ramadhan" Tidak menyebut langsung dengan kata Ramadhan, dikarenakan di bulan inilah Allah menurunkan al-Quran, sebuah anugrah terbesar Allah melalui Nabi Muhammad Saw. Mengapa al-Quran? Karena kitab ini adalah kitab yang menjadi petunjuk dan penjelas serta pembeda jalan menuju keridhaan Allah dari jalan yang menjauhkan manusia dari ridha-Nya, petunjuk bagi manusia yang merupakan seorang musafir abadi, makhluk Allah yang didaulat untuk melakukan perjalanan dari alam Ruh dan akhirnya sampai di dunia fana, dan kehidupan abadi setelah meninggalkan dunia fana yakni alam akhirat, memang ada alam lain yang harus dilewati yakni alam barzah.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ"

 Untuk melakukan perjalanan panjang manusia butuh dengan cahaya penerang yang menunjukkan jalan-jalan yang harus ditempuh dan jalan-jalan yang harus dihindari. Al-Quranlah cahaya yang dibutuhkan oleh manusia sehingga bisa selamat sampai tujuan dan harapan.

Disebutkan dalam sebuah hadis dari Imam Ali as disebutkan   

رَحِمَ اللّهُ اِمْرَاً عَلِمَ مِن أینَ وَفی أینَ وَ إلی أینَ

Rahmat dari Allah bagi orang yang mengetahui dia dari mana, sedang ada dimana, dan hendak pergi kemana.

Dari mana berasal, sedang ada di alam mana, dan hendak pergi ke alam mana dan apa yang harus dipersiapkan sebelum ke alam ini.

Dengan al-Quranlah manusia bisa mencapai kondisi seperti yang disebutkan oleh Imam Ali ini. Seperti sudah disebutkan sebelumnya al-Quran adalah pembeda dan kitab petunjuk. Bahkan al-Quran juga disebut dengan تبیان لکلی شیء Penjelas untuk segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mendapatkan petunjuk menuju jalan yang sudah Allah tentukan.

Selain itu juga disebutkan perintah kepada seluruh umat manusia dengan penekanan untuk berpegangan pada kitabillah dan Itrah Nabi.

Al-Quran adalah sebuah media pemberi petunjuk namun ketika tidak tahu cara pakainya maka manusia tidak akan mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Pemegang wewenang untuk menjelaskan cara pakai kitab Allah ini setelah jaman Nabi hanya Itrah Rasulallah. Karena alasan inilah mengapa kata kitabillah disandingkan dengan Itrah Nabi.

Kitab Allah ada dua ada yang shamit dan ada yang natiq, kitab Allah yang shamit adalah kitab al-Quran yang sering kita baca dirumah sedang kitab Allah yang natiqyakni Itrah Nabi, al-Quran natiq secara istilah bisa kita sebut dengan al-Quran berjalan, karena merekalah manusia-manusia yang mengaplikasikan al-Quran dalam kehidupan mereka secara sempurna. Dengan melihat perilaku mereka manusia bisa memahami tafsiran dari ayat-ayat Quran, sebab semua amal perbuatan mereka tidak ada yang bertentangan dengan isi al-Quran.

Terkait bulan dimana diwaktu itulah al-Quran diturunkan Allah berfirman:

"فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ"  

"Barangsiapa mendapati bulan Ramadhan maka berpuasalah"

Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal wajibnya berpuasa di bulan Ramadhan bagi mukalaf yang memenuhi syarat dan tidak berhalangan.

Sekarang mari kita lihat apa hukum bagi yang sengaja meninggalkan ibadah ini. Disebutkan,barangsiapa sengaja berbuka puasa disiang hari bulan Ramadhan maka harus memerdekakan budak atau memberi makan 60 fakir miskin atau berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Hukuman setimpal ini jelas menunjukkan keagungan bulan Ramadhan, bisa kita kalkualasi jika ada orang yang selama sebulan penuh tidak mengerjakan amal ibadah ini, betapa besar tanggungan yang ia miliki?

Namun itu semua bukanlah alasan untuk mengatakan bahwa Allah itu tidak Karim, dan tidak Rahim seperti kita tahu  

"وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ "

"Barangsiapa sakit atau sedang bermusafir maka dia harus menggantinya dihari-hari yang lain"

Allah memberi keringanan bagi orang sakit dan orang yang sedang musafir. Mereka bisa tidak berpuasa namun harus mengqadha puasa itu dihari-hari lain selepas bulan Ramadhan, bagi masyarakat yang tinggal dikawasan 4 musim dan puasa Ramadhan bertepatan dengan musim panas hal itu mungkin sangat berat bagi sekelompok masyarakat karena siang hari di musim panas lebih panjang dibanding dengan musim-musim yang lain, nah mereka bisa bepergian dengan sarat-sarat tertentu (bisa dikaji lebih jauh dikitab-kitab fikih) lalu menggantinya dimusim semi, a


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Askari, Pribadi Suci Rujukan Umat
Lapang Dada, Bekal Terbaik dalam Memikul Beban Kehidupan
Demo 4 November, Polisi dan Pendemo Jumatan Bersama di Depan Istana
Hasad
Apakah Nabi Saww Pernah Lupa Dalam Shalat
Dianggap Nistakan Agama, Habib Rizieq Dilaporkan ke Polisi
Senyummu Mampu Merubah Segalanya !
Hakekat Taqiyah versi Syiah
Kumail bin Ziyad dalam Kaca Mata Riwayat
Aksi Simpatik Aktivis Syiah Memperkenalkan Imam Husain ke Masyarakat Barat

 
user comment