Indonesian
Wednesday 1st of May 2024
0
نفر 0

Tragedi Mina adalah Noda di Wajah Arab Saudi yang Tidak Bisa Dibersihkan

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nashir Makarim Shirazi, salah seorang ulama marja taklid Syiah yang bermukim di kota Qom Republik Islam Iran, dala
Tragedi Mina adalah Noda di Wajah Arab Saudi yang Tidak Bisa Dibersihkan

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nashir Makarim Shirazi, salah seorang ulama marja taklid Syiah yang bermukim di kota Qom Republik Islam Iran, dalam sebuah pernyataannya mengenang satu tahun tragedi Mina 1436 H mengatakan bergugurannya tamu-tamu Allah Swt pada tragedi Mina tahun lalu adalah noda di wajah Arab Saudi yang tidak akan mampu dibersihkan.

Berikut pernyataan lengkap ulama penulis kitab tafsir al-Amtsal tersebut:

Bismillahirrahmanirrahim

Setiap menjelang masuknya musim haji, kita akan terkenang kepada para Syuhada tahun lalu di Mina, yang dengan itu kita akan kembali mengutuk dan mengecam pihak-pihak yang lalai yang menyebabkan tragedi tersebut terjadi.

Tragedi Mina akan menjadi noda hitam di wajah Arab Saudi sebagai pelayan para tamu Allah Swt yang tidak akan dibersihkan dengan air apapun. Juga menjadi noda di wajah organisasi-organisasi internasional yang mengklaim diri sebagai penegak HAM dan kemanusiaan. Mengapa mereka tidak memiliki sikap dan tindakan apapun mengenai terbunuhnya ribuan jamaah haji meski sekedar untuk menginvestigasi penyebab kejadian sebenarnya ataupun melayangkan protes dan kecaman terhadap kelalaian yang menyebabkan banyaknya nyawa manusia melayang.

Sementara, lembaga-lembaga internasional tersebut, meski tidak banyak yang menjadi korban jiwa namun terjadi di salah satu negara di Eropa mereka dengan segera menyampaikan rasa turut duka cita dan berbelasungkawa serta mengutuk pelaku yang menyebabkan nyawa-nyawa manusia melayang. Yang gugur pada tragedi Mina mencapai ribuan orang yang tidak bedosa, namun mereka tidak memiliki rasa simpatik sedikitpun.

Mereka yang syahid di Mina adalah tamu-tamu Allah Swt, yang sedang menjalankan rangkaian ibadah yang diperintahkan Allah Swt di tanah yang suci, namun tidak sedikitpun pernyataan turut berduka cita dari raja Arab Saudi kepada keluarga korban terlebih lagi merasa turut bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.

Yang harus dilakukan pihak Arab Saudi sebagai pengelola Haramain dan pelayan para tamu Allah Swt dengan terjadinya tragedi tersebut, bukan hanya minta maaf kepada para keluarga korban di Mina dan Masjidil Haram, namun juga mengundang mereka untuk menunaikan haji di tahun berikutnya, atau memberikan mereka santunan dan memberikan kesempatan kepada tim independent untuk melakukan investigasi menelusuri penyebab kejadian dari tragedi tersebut untuk diketahui bagian mana yang telah lalai atau apakah ada faktor kesengajaan didalamnya sehingga dapat dikenai sanksi dan hukuman agar kejadian serupa tidak terjadi dikemudian hari. Sayang sekali, tidak ada satupun yang dilakukan rezim Arab Saudi.

Yang lebih memprihatinkan dari itu, mufti-mufti bayaran kerajaan Arab Saudi malah mengeluarkan pernyataan dan pembelaan bahwa rezim Arab Saudi tidak bersalah dalam tragedi tersebut melainkan dari para korban sendiri. Sebagian dari mereka malah menggunakan doktrin agama dengan menyebut tragedi Mina adalah takdir Allah Swt yang tidak bisa dielakkan.

Tragedi Mina tidak akan pernah dilupakan oleh rezim Arab Saudi sampai kapanpun, sebab setiap musim haji tiba, umat Islam akan mengutuk dan melaknat mereka sampai mereka mengalami keruntuhannya.


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Pertemuan Ayatullah Makarim dengan Ulama dan Muballigh Sunni Iran
Mendidik dengan Humor, Nasruddin
Pentingnya Persaudaraan Ditengah Umat Islam
Konsep insan kamil menurut Islam
Sayyidah Fathimah az Zahra; Biografi dan Kepribadiannya
Hadits Mutawâtir lafzi, Maknawi, dan Ijmâli
Letak Saqifah Bani Sa'idah
Nabi Muhammad SAW, Manusia Sempurna. sesi 1
Pembesar Ikhwanul Muslimin Mesir Nyatakan Diri Beralih ke Mazhab Syiah
Dialog antar Agama Diikuti 180 Perempuan Berlangsung di Hamburg

 
user comment