Nabi Yunus as adalah salah seorang dari nabi-nabi Ilahi. Beliau as menyeru umat kepada tauhid dan pengesaan Tuhan dalam jangka waktu yang lama. Akan tetapi seruan dan tabligh lama ini tidak memberikan hidayat kepada umat dan mereka berkeras kepala kepada kekafiran. Pada saat inilah nabi Yunus as merasa marah terhadap kebodohan dan kekafiran mereka, sebelum meminta izin kepada Allah swt beliau as telah keluar dari kota tersebut dan menuju ke gurun. Beliau as terus pergi hingga sampai ke laut. Dengan kekuasaan Ilahi seekor ikan besar membuka mulutnya dan menelan nabi Yunus. Nabi Yunus as terpenjara di perut ikan tanpa dikunyah olehnya dan beliau as menyadari ini adalah balasan perbuatan kepada beliau as yang melepaskan tugas tanpa seizin Allah swt.
Dalam persyaratan demikian dengan hati yang patah dan terputus dari harapan dari semua tempat beliau as berdoa dan mengatakan:
لا إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحانَكَ إِنّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمينَ
“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang lalim.”[1]
Allah swt di dalam al-Qur’an berfirman: “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”[2]
Nabi Yunus as yang selamat dari perut ikan dan laut yang dalam, kembali ke tempat yang diperintahkan semula dan umat yang telah sadar semasa kepergian beliau as, mengerumuni beliau as dan memilih jalan suci dan penyembahan kepada Allah swt di depan mereka.
Beberapa Poin Penting
1- Pada akhir kisah nabi Yusuf as Allah swt berfirman: “وكذلكَ نُنجِى المؤمنين” (Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman). Seakan-akan kisah nabi Yunus as terdapat di dalam al-Qur’an untuk menyatakan hukum universal dan sunnatullah yang abadi ini yaitu: Menyelamatkan kaum Mukminin yang tertimpa musibah adalah sebuah program continyu Allah swt yang berjalan pada setiap masa, tempat dan seluruh generasi.
Sangat jelas bahwa ini adalah berita gembira dan menyenangkan bagi kita semua.
Nabi Islam kita Muhammad saw bersabda: “Apakah kalian ingin aku tunjukkan kepada “ism a’dham Ilahi” (nama agung Allah) yang setiap kali Allah swt diseru dengan nama itu akan memberikan jawaban dan setiap kali dimohonkan dari-Nya dengan nama tersebut akan ditimpali? Itulah doa nabi Yunus as yang beliau baca dalam kegelapan: “لا إِلهَ إلّا أنتَ سُبْحانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظّالمينَ”
Seseorang bertanya: Wahai Rasulallah! Apakah doa ini khusus untuk nabi Yunus ataukah bagi seluruh kaum Mukminin?
Nabi saw menjawab: Apakah engkau tidak mendengar lanjutan ayatnya: “وَكَذلِكَ نُنْجِى المُؤمِنينَ”.[3]
2- Kaum Urafa’ Ilahi memiliki perhatian luar biasa terhadap doa nabi Yunus as dan menamakannya dengan “Zikir Yunusiyah”.
3- Doa-doa para maksum (orang-orang yang terjaga dari perbuatan dosa) memiliki akan Qur’ani. Karena mereka adalah putera-putera al-Qur’an dan menimba manfaat dari makrifat jernih Qur’ani. Imam Husain as dengan mengutip doa nabi Yunus mengatakan di dalam doa Arafah:
لا إلهَ إلّا أنْتَ سُبْحانَكَ إنّى كُنْتُ مِنَ الظالمينَ. لا إلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مَنَ المُسْتَغْفِرينَ. لا
إلهَ إلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ إنّى كُنْتُ مِنَ المُوَحِّدينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ الخائِفينَ. لا اِلهَ
اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ الوَجِلينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ الرَّاجينَ. لا اِلهَ اِلّا
أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ الرّاغِبينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ المُهَلِّلينَ. لا اِلهَ اِلّا
أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ السّائِلينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ المُسَبِّحينَ. لا اِلهَ اِلّا
أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى كُنْتُ مِنَ المُكَبِّرينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ رَبّى ورَبُّ آبائي الأَوَّلينَ
“Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang meminta pengampunan. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang meng-Esakan-(Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang khawatir (terhadap azab-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang takut (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berharap (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menginginkan(Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang bertahlil (mengucapkan la ilaha illallah [Tiada Tuhan Selain Allah]). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang meminta (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang bertasbih (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang bertakbir. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau Tuhanku dan Tuhan ayah-ayahku yang terdahulu.”
Beberapa Hadis Seputar Keutamaan Doa Ini
1- Nabi Islam Muhammad saw bersabda: “Setiap orang Muslim sakit yang membaca doa ini, bila dalam sakitnya (tidak memperoleh kesembuhan dan) meninggal dunia maka akan diberikan pahala orang yang syahid, dan bila mendapatkan kesembuhan dan membaik maka seluruh dosanya diampuni.”[4]
2- Rasulullah saw bersabda: Apakah kalian ingin aku beritahukan tentang sebuah doa yang setiap kali kalian baca dalam setiap kondisi sedih dan bencana maka kelapangan akan diperoleh? Para sahabat menjawab: Ya, Wahai Rasulallah. Beliau saw bersabda: “(Yaitu) doa nabi Yunus as yang menjadi santapan ikan: “لَا اِلهَ اِلَّا اَنْتَ سُبْحَانَکَ اِنِّ? کنْت مِنَ الظّالِمِ?ْنَ”.[5]
3- Imam Shadiq as berkata: “Aku heran terhadap orang yang tertimpa kesedihan, bagaimana tidak membaca doa ini “لَا اِلهَ اِلَّا اَنْتَ سُبْحَانَکَ اِنِّ? کنْت مِنَ الظّالِمِ?ْنَ”, karena Allah swt selanjutnya berfirman: “فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَ نجََّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَ كَذَالِكَ نُنجِى الْمُؤْمِنِين”.[6]
4- Almarhum Kulaini menukil: Seseorang berasal dari Khurasan bertemu dengan Imam Shadiq as antara Mekah dan Madinah di Rabadhah dan menyatakan: Semoga aku menjadi taruhan Anda! Hinnga kini aku masih belum dikaruniai anak, apa yang harus aku lakukan?
Imam Shadiq as menjawab: “Ketika engkau kembali ke negerimu dan ingin mendatangi isterimu maka bila engkau menginginkah demikian bacalah ayat: “وَ ذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فىِ الظُّلُماَتِ أَن لَّا إِلَاهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنىِّ كُنتُ مِنَ الظَّلِمِين”, Insya Allah engkau akan dikarunia anak.”[7]
[1]QS. Al-Anbiya’ [21]: 87.
[2] QS. Al-Anbiya’ [21]: 88.
[3] Qawari’ul Qur’an, hal. 67.
[4] Qawari’ul Qur’an, hal. 67.
[5] Tafsir Al-Kasysyaf, jilid 3, hal. 132, catatan kaki.
[6] Al-Khishal, hal.218.
[7] Al-Kafi, jilid 6, hal. 10.