Presiden Joko Widodo meminta jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) mempunyai visi yang sama ke depan. Hal ini guna mengantisipasi beragam masalah dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pernyataan itu disampaikan Presiden saat memberi pengarahan dalam rapat pimpinan TNI Tahun 2017 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin (16/1). Menurut Presiden, perubahan dunia yang begitu harus juga imbangi dengan kebijakan dan antisipasi yang tepat.
"Dari detik ke detik, dari jam ke jam, dari hari ke hari perubahannya begitu cepat. Satu masalah belum selesai, berganti dengan masalah lain, masalah baru datang lagi. Kita harus bergerak cepat mengantisipasi semua perubahan," kata Jokowi.
Dengan begitu, Jokowi berharap ada kesatuan visi untuk mengambil kebijakan yang arahnya memberikan jalan keluar dari permasalahan dan tantangan yang ada. Bukan justru merumitkan persoalan yang ada.
"Sehingga bisa sama-sama mengambil kebijakan yang arahnya memberikan jalan keluar, memberikan solusi bagi setiap masalah, arahnya kesana, baik kaitan dengan politik ekonomi, globlal maupun domestik, baik berkaitan sosial dan budaya," katanya.
Adapun kehadiran Presiden dalam rapat pimpinan merupakan agenda rutinan presiden. Presiden hadir sekitar pukul 08.45 dan langsung disambut Panglima TNI dan jajaran TNI dengan jajar Kehormatan di Pintu Utama (Delta ll). Presiden yang didampingi Panglima TNI juga berkesempatan mengendarai panser Anoa Amphibi, produksi PT Pindad, menuju Gedung Aula Gatot Subroto, tempat dilaksanakan Rapim TNI, melintasi danau Mabes TNI.
Rapim TNI diikuti oleh 184 peserta terdiri dari 4 Pimpinan TNl, 49 Pejabat Mabes TNI, 52 pejabat TNI AD, 41 pejabat TNI AL, 26 pejabatTNl AU, 12 Peninjau (Pati yang menduduki jabatan di luar struktur TNI) dan 57 Pati Polri.