Orang bersyukur kalau sehat, bisa makan, punya uang, punya fasilitas, apalagi punya segalanya. Benar. Tetapi bagaimana jika itu semua tidak ada? Umumnya manusia berkeluh kesah.
Lupa bahwa walau semua itu ada tetapi kita tidak hidup, semuanya menjadi percuma. Sehingga, sebetulnya, dasar dan modal dari semua itu adalah kehidupan. Maka tehadap kehidupanlah seharusnya manusia paling bersyukur, walaupun yang lain-lain tidak ada.
Dengan kehidupan kita berkesempatan menyaksikan dunia. Dengan kehidupan kita bisa makan. Dengan kehidupan uang bisa kita cari. Dengan kehidupan orang sakit bisa berusaha untuk sembuh. Dengan kehidupan orang gagal bisa berjuang lagi. Dan dengan kehidupan pula sehingga kita bisa merasakan kehangatan cinta dan kasih sayang.
Betul; kesehatan, uang, makanan, dan fasilitas adalah hasil usaha manusia. Tetapi apakah kehidupan ini adalah hasil usaha manusia juga? Coba renungkan secara mendalam. Masing-masing dari kita sama sekali tidak punya kontribusi pada terwujudnya kehidupannya sendiri. Kehidupan kita adalah pemberian mutlak dari Sang Pencipta.
Kehidupan adalah karunia terbesar Tuhan kepada manusia. Sehingga seharusnya atas kehidupannya pulalah kesyukuran terbesar manusia diwujudkan. Dan bukti kesyukuran itu adalah dengan menyembah-Nya. Maka sudahkan Anda bersujud kepada-Nya?
مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَاٰمَنْتُمْ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
"Allah tidak akan menyiksamu jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Menerima (syukur hamba-Nya), Maha Mengetahui." (QS. 4: 147)***
~Muhammad Rusli Malik (Penulis Tafsir Al-Barru)